ITS Ajak Masyarakat Tingkatkan Mitigasi agar Tak Terulang Tragedi Longsor di Jalur Cangar Pacet
Bencana longsor yang menerjang jalur Pacet–Cangar awal April lalu menjadi pengingat keras akan pentingnya kewaspadaan dan mitigasi bencana
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Samsul Arifin
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sulvi Sofiana
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengajak masyarakat dan pemerintah untuk meningkatkan pemahaman serta kesiapsiagaan menghadapi potensi tanah longsor, khususnya di kawasan rawan seperti lereng pegunungan.
Bencana longsor yang menerjang jalur Pacet–Cangar awal April lalu menjadi pengingat keras akan pentingnya kewaspadaan dan mitigasi bencana.
Ir Firman Syaifuddin SSi MT, dosen Departemen Teknik Geofisika ITS, menjelaskan bahwa longsor bisa terjadi kapan saja ketika kondisi lereng tidak mampu menahan beban tanah yang terus bertambah akibat hujan deras.
“Curah hujan tinggi menambah beban tanah dan meningkatkan tekanan air pori di dalamnya. Bila kekuatan lereng tak lagi cukup, longsor pun terjadi,” paparnya.
Menurut Firman, salah satu contoh nyata terjadi di jalur Pacet–Cangar pada 3 April lalu.
Baca juga: Pemandian Air Panas Cangar Kembali Dibuka, Akses Hanya Lewat Kota Batu Pasca Jalur Longsor
Longsor yang menutup jalur tersebut dipicu oleh hujan ekstrem dan tersumbatnya saluran irigasi akibat pohon tumbang.
Sumbatan ini menciptakan bendungan alami yang menahan air, lalu merembes ke bawah dan membuat struktur tanah runtuh.
Firman menekankan bahwa bencana seperti ini bisa dicegah dengan langkah-langkah mitigasi yang tepat.
Baca juga: Penanganan Longsor Pacet-Cangar Terkendala Cuaca Hujan, Progres Tembok Penahan Capai 75 Persen
Salah satunya adalah dengan pemetaan wilayah rawan longsor yang lebih detail dan pemeliharaan infrastruktur seperti saluran irigasi serta drainase.
“ITS bersama BPBD Jawa Timur tengah menyusun peta kerentanan gerakan tanah untuk mendukung langkah mitigasi ini,” ujarnya.
Tak hanya pemerintah, masyarakat juga diminta untuk lebih waspada. Firman menyarankan agar warga mengenali tanda-tanda awal longsor, seperti retakan tanah, pohon yang mulai miring, atau suara gemuruh di dalam tanah.
Baca juga: Percepat Penanganan Longsor, Jalur Cangar-Pacet Mojokerto Hanya Dibuka Sampai Rest Area Sendi
“Mitigasi bukan hanya soal infrastruktur, tapi juga soal kesadaran dan edukasi,” tegasnya.
BMKG sendiri sebelumnya telah memperingatkan potensi cuaca ekstrem di Jawa Timur pada periode 3–12 April, yang terbukti memicu sejumlah bencana, termasuk longsor.
Firman mengingatkan, dengan perubahan iklim yang semakin tidak menentu, bencana hidrometeorologi seperti longsor bisa menjadi lebih sering dan tak terduga.
Baca juga: Dua Kendaraan Tertimbun Longsor Jalur Cangar Mojokerto Dikembalikan ke Keluarga Korban
“Kalau kita tidak meningkatkan mitigasi dari sekarang, bencana seperti di Pacet bisa terus terulang di tempat lain,” pungkas Firman.
Grup Chat Mas Menteri Core Team Dibantah Mantan Stafsus Hanya Bahas Chromebook, Fiona: Wajar |
![]() |
---|
VIRAL TERPOPULER: 4 Merek Beras Premium Oplosan - Kondisi TKW Ida yang Kepalanya Disetrika Majikan |
![]() |
---|
Warga Rela Sujud Cium Kaki Agar Air Tak Dicemari PETI, Bupati, Wabup hingga Kapolres Masih Bungkam |
![]() |
---|
JATIM TERPOPULER: Siswa Mundur di Sekolah Rakyat Ponorogo - Penertiban Bendera One Piece di Surabaya |
![]() |
---|
DPD Golkar Jatim Sowan ke Kiai Matin Tuban, Minta Restu Jelang Gelar Musda |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.