Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Jan Hwa Diana Ngotot Tak Tahan Ijazah Karyawan, Wamenaker Emosi sampai Gebrak Meja: Ngawur Nih

Wamenaker sampai menggebrak meja saat meminta Diana mengembalikan ijazah karyawan UD Sentosa Seal

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TikTok/cakj1
WAMENAKER GEBRAK MEJA - Tangkapan layar unggahan akun TikTok @cakj1, Kamis (17/4/2025). Wamenaker gebrak meja lawan pengusaha Surabaya, kesal ijazah karyawan ditahan Jan Hwa Diana. 

TRIBUNJATIM.COM - Sikap pengusaha Surabaya, Jan Hwa Diana, yang tahan ijazah karyawan, membuat kesal Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer.

Bukan hanya menguji kesabaran Wamenaker, Wakil Wali Kota Surabaya Armuji hingga polisi pun dibuat kesal dengan Jan Hwa Diana.

Bahkan Wamenaker sampai menggebrak meja saat meminta Diana mengembalikan ijazah karyawan UD Sentosa Seal.

Baca juga: Dedi Mulyadi Sindir Pejabat yang Diam Soal Pengusaha Tambang Nakal, Curiga Mereka Ada Bekingan

Kejadian bermula ketia Wamenaker Immanuel Ebenezer datang ke gudang UD Sentosa Seal di Surya Mulia Permai H-14, Margamulyo, Surabaya, pada Kamis (17/4/2025).

Mulai dari datang saja, rombongan sudah disambut dengan sikap tak baik oleh Diana.

Pihak Diana awalnya tidak membukakan pintu untuk rombongan.

Cukup lama Noel dan Armuji menunggu sampai akhirnya dibukakan.

Saat berbincang, Jan Hwa Diana tetap berkukuh bahwa dirinya tidak menahan ijazah karyawan.

"Saya enggak nahan. Boleh orang mau fitnah boleh, kan kita negara hukum, saya ndak mau komen apa-apa, saya ini sih pak, cuma trading kecil," ucap Diana.

"Kita ini pemerintah ngelindungan industri, kami juga harus lindungin tenaga kerjanya," ujar Noel.

Ketika audiensi dalam ruangan, petugas polisi menanyakan soal keberadaan seorang anak buah Diana, Veronica.

Veronica disebut-sebut sebagai pihak yang bertugas menyimpan ijazah karyawan saat melamar kerja.

Tetapi Diana justru mengatakan bahwa Veronica sudah resign.

Nyatanya saat dicek petugas, Veronica justru berada di ruang lain.

Detik-detik Wamenaker gebrak meja lawan pengusaha Surabaya, kesal ijazah karyawan ditahan Jan Hwa Diana
Detik-detik Wamenaker gebrak meja lawan pengusaha Surabaya, kesal ijazah karyawan ditahan Jan Hwa Diana (TikTok - TribunJatim.com)

"Ibu bohong, ibu nipu," tegas Wamenaker.

"Nipu apa saya?" jawab Diana.

Petugas polisi kemudian meminta Veronica menyerahkan ijazah karyawan.

"Saya enggak punya hak untuk menjawab, saya serahkan ke Bu Diana," ujar Veronica.

Dari situlah emosi Wamenaker tak terbendung.

Ia sampai menggebrak meja dan membentak Diana.

"Ngawur nih. Bu, ini polisi, saya negara, saya bisa memaksa lho," katanya.

"Pak saya kok dibentak sih," timpal Jan Hwa Diana.

"Anda bohong dari tadi," kata Wamenaker.

"Pak saya jadi takut lho," kata Diana.

"Kok takut, ini banyak orang emang preman semua isinya. Kami cuma minta pulangin ijazahnya, enggak minta apa-apa," kata Wamenaker.

Sikap Veronica pun tak kooperatif seperti Diana.

"Kamu ingat ya dampak pernyataan kamu, ada dampak hukum. Kalau ada hutang saya bayar deh sekarang," kata Wamenaker.

"Saya enggak ada wewenang," jawab Veronica.

"Ini bukan soal wewenang, ini hak mereka yang kamu tahan di sini," tegas Wamenaker.

Baca juga: Dedi Mulyadi Kaget Tetiba Diserobot Wanita Pakai Kalung Mistis, Diminta Hentikan Pembangunan

Sebelumnya, pengakuan Peter Evril Sitorus mantan karyawan perusahaan UD Sentoso Seal milik Jan Hwa Diana mengungkapkan adanya pemotongan gaji.

Peter mengatakan, ia mulai bekerja di UD Sentoso Seal di Pergudangan Margomulyo, Kecamatan Asemrowo, Surabaya, sekitar akhir Desember 2024.

Ia pun mengungkapkan bahwa Jan Hwa Diana adalah orang yang tega.

Pasalnya, gaji temannya sering dipotong gegara izin salat Jumat. 

"(Mulai jadi karyawan) akhir Desember 2024, keluarnya (setelah bekerja) dua sampai tiga minggu," kata Peter di Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Kamis (17/4/2025).

Saat itu, Peter mengetahui bahwa beberapa temannya yang beragama Islam mengalami pemotongan gaji karena salat Jumat.

Meski demikian, para karyawan tetap memutuskan untuk beribadah.

"Karena saya non-Islam, saya kurang tahu detailnya, cuma saya tahu kalau ada pemotongan waktu salat Jumat sebesar Rp10.000," tutur Peter.

"Per Jumat, kalau mau salat Jumat, dipotong (gajinya)," ujar dia.

PENAHANAN IJAZAH - (foto kanan) Wakil Menteri Tenaga Kerja (Wamenaker) Immanuel Ebenezer murka datangi pabrik Jan Hwa Diana yang berada di Margomulyo Blok H-14 Surabaya, Jawa Timur, Kamis (17/4/2025). Soroti soal dugaan penahanan ijazah dan potongan gaji salat Jumat.
PENAHANAN IJAZAH - Wakil Menteri Tenaga Kerja (Wamenaker), Immanuel Ebenezer, murka datangi pabrik Jan Hwa Diana yang berada di Margomulyo Blok H-14 Surabaya, Jawa Timur, Kamis (17/4/2025). Ia menyoroti soal dugaan penahanan ijazah dan potongan gaji salat Jumat. (TikTok/janhwa.diana - TribunJatim.com/Nurarini Faiq)

Peter mengungkapkan bahwa pendapatan yang diterimanya dari perusahaan tersebut sebesar Rp80.000 per hari.

Menurutnya, angka tersebut masih kurang jika dibandingkan dengan tugas yang dikerjakannya.

"Semoga kasus ini cepat kelar, masalahnya selesai teratasi, dan ijazah saya dikembalikan. (Harapan setelah melapor) berjalan sesuai prosedur hukumnya saja," harap Peter.

Testimoni serupa disampaikan mantan karyawan Diana lainnya dalam akun Instagram resmi Wakil Wali Kota Surabaya, @cakj1.

Seorang karyawan yang mengaku Muslim menyampaikan kepada Armuji bahwa gajinya dipotong saat salat Jumat.

Ia mengungkapkan bahwa pemotongan upah Rp10.000 tersebut dilakukan jika salat Jumat lebih dari 20 menit, waktu yang diberikan perusahaan untuk istirahat.

"Kalau kita Jumatan kan lebih dari itu Pak (waktunya), nah uang Rp10.000 itu dianggap untuk mengganti waktu yang lebih," ujarnya, melansir Kompas.com.

Baca juga: Alasan Perusahaan Jan Hwa Diana Potong Gaji Jika Karyawannya Salat Jumat, Cuma Dapat Rp70 Ribu

Hal senada disampaikan Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker), Imannuel Ebenezer alias Noel, saat melakukan sidak ke gudang perusahaan Jan Hwa Diana, Kamis (16/4/2025).

Ia bahkan menyebut perusahaan UD Sentosa Seal milik Diana biadab.

Noel menemukan banyak kejanggalan saat meminta klarifikasi kepada Diana dan stafnya.

Dia menuding bahwa Diana banyak menutup-nutupi masalah penahanan ijazah.

Menurut dia, selain penahanan ijazah, diduga perusahaan Diana membatasi waktu salat Jumat hanya 20 menit dan pembayaran gaji di bawah UMK.

"Itu yang paling tepat, biadab," kata Noel dengan lantang usai melakukan sidak, Kamis (16/5/2025).

Menurutnya, aturan-aturan tersebut tidak masuk akal.

Sebab, menjalankan ibadah merupakan bagian dari hak asasi manusia.

"Ini Republik yang diajarkan semua dilindungi, termasuk agama. Dia mau ke masjid, mau ke pura, itu dilindungi undang-undang. Kalau melarang, itu ada konsekuensi," katanya.  

Setelah melakukan sidak yang dinilai banyak kejanggalan, Kementerian Ketenagakerjaan akan melakukan audit kepada UD Sentosa Seal.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved