Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Anaknya Tewas Diduga Tersengat Listrik AC di Sekolah, Orang Tua Pilih Mengadu ke Polisi Surabaya

Steven Sukha Hariyadi (15), siswa kelas IX SMP di wilayah Surabaya Utara, meninggal dunia setelah tersengat kabel listrik.

Penulis: Tony Hermawan | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM/TONY HERMAWAN
TERSENGAT LISTRIK - Tanu Hariadi menunjukkan foto Steven Sukha semasa masih hidup, Senin (5/5/2025). Steven diduga meninggal dunia akibat tersengat kabel listrik AC yang terkelupas di lingkungan sekolahnya. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Tony Hermawan

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Steven Sukha Hariyadi (15), siswa kelas IX SMP di wilayah Surabaya Utara, meninggal dunia setelah tersengat kabel listrik AC yang terkelupas di lingkungan sekolahnya.

Orang tuanya menilai pihak sekolah kurang terbuka menjelaskan kejadian tersebut. Sehingga, orang tua Steven membuat pengaduan ke Polrestabes Surabaya.

Ayah Steven, Tanu Hariadi, menceritakan peristiwa nahas itu terjadi pada 28 Maret.

Hari itu sebenarnya sekolah sedang libur. Namun, Steven bermaksud memanfaatkan hari itu untuk mengerjakan tugas kelompok ujian praktik Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK).

Baca juga: Ganti Wiper di SUV Peugeot Ternyata Mudah, Kepala Bengkel Surabaya Sarankan Pakai Model Frameless

Sekitar pukul 11.23 WIB, Steven dan teman-temannya berkumpul di sekolahnya. Saat hendak menuju kelas, mereka mendapati tangga menuju kelas tersebut dalam kondisi tertutup. Sementara, lapangan sekolah saat itu digunakan siswa SMA untuk kegiatan kerja  kelompok.

Steven dan teman-temanya kemudian memutuskan mengerjakan tugas PJOK tersebut di rooftop lantai IV SMA di lingkungan sekolahnya.

Setelah latihan, Steven, sebagai ketua kelompok, berjalan ke tepi rooftop dekat AC outdoor.

Steven diduga saat itu hendak meletakan handphonenya di posisi terbaik karena berniat merekam kegiatan yang sedang dikerjakan. Namun, diduga Steven saat itu tanpa sengaja menginjak kabel yang terkelupas.

“Saat memandikan jenazah, saya melihat luka di kakinya, bercak merah di punggung, dan bintik-bintik merah di lengannya.  Diduga, urat syarafnya putus,” kata Tanu Hariadi.

Tanu memperoleh kronologi kejadian detik-detik anaknya menemui ajal setelah mengumpulkan keterangan teman-teman Steven. Termasuk memeriksa rekaman CCTV, serta melihat langsung tempat diduga Steven atau si anak tersengat listrik.

"Sedangkan saya tanggal 07 April datang ke sekolah bermaksud menanyakan kronologi, tapi hanya sebatas mendapat cerita tentang kehidupan Steven sehari-hari di sekolah. Padahal peristiwa itu terjadi di sekolah. Kalau memang ada empati datang  ke rumah jelaskan, maka kami sebagai orang tua maka akan jatuh hatinya," keluh Tanu.

Tanu menjelaskan mengapa saat itu Steven  bisa mengerjakan tugas di sekolah. Sebenarnya rencana tugas kelompok itu akan dikerjakan di rumah salah seorang teman di Kenjeran.  

"Namun, atas saran orang tua temannya yang juga guru di sekolah, mereka memutuskan mengerjakan tugas di sekolah karena dijanjikan akan disediakan tempat. Tapi saat di sekolah, ternyata kelas terkunci  sehingga mereka mengerjakan tugas di rooftop lantai empat," terang Tanu.

Baca juga: Pilu Sri Saksikan Anaknya Tewas Usai Tertabrak Truk Fuso di Surabaya, Tak Berhenti Menyeka Air Mata

Sementara saat sekolah tersebut berusaha dikonfirmasi, Wakil Kepala Sekolah Bagian Kesiswaan mengatakan, bahwa kepala sekolah sedang tidak berada di tempat. 

Ia juga menyatakan dirinya tidak berwenang memberikan keterangan karena saat kejadian tidak sedang bertugas. Klarifikasi resmi, katanya, akan disampaikan langsung oleh kepala sekolah yang akan didampingi kuasa hukum.

"Satu-satunya klarifikasi akan disampaikan langsung oleh kepala sekolah, dan nanti akan didampingi sama kuasa hukum," sebutnya.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved