Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Guru Lerai Perkelahian 2 Siswinya Malah Dilaporkan Ortu Murid ke Polisi, Hisar sampai Stres Masuk RS

Guru malah dilaporkan ortu murid ke polisi usai lerai perkelahian siswi, niat baiknya berubah petaka.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
KOMPAS.COM/TEGUH PRIBADI
GURU DILAPORKAN ORTU - Hisar Pangaribuan saat di ruang guru SMPN 2 Tapian Dolok, Jalan Jalan, Kelurahan Sinaksak, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Selasa (6/5/2025). Ia dilaporkan orang tua murid setelah lerai perkelahian dua siswi. 

"Saya tanya ke anak saya, kata anak saya itu memang sudah rusak sebelumnya," tutur Arta, dilansir dari Kompas.com.

Walau begitu Arta tetap bersedia menggantinya.

Ia rela memesan satu set meja dan kursi baru serupa secara online sebesar Rp400 ribu, untuk sekolah.

"Tapi saya bersedia ganti dan sampaikan di grup itu. Kepala sekolah bilang alhamdulillah kalau mau ganti," tambahnya.

Arta bahkan menggotong meja kursi tersebut sendiri ke sekolah.

BUPATI LEBAK EMOSI - Tangkapan layar momen kepala sekolah SD (kiri0 debat dengan Bupati Lebak (kanan) soal ganti rugi meja yang dirusak murid, disadur pada Selasa (29/4/2025). Inilah sosok Fifi Siti Rofikoh, kepala sekolah yang viral karena minta ganti rugi meja kursi rusak ke orangtua murid. Bupati Lebak sampai bersuara.
Kepsek debat dengan Bupati Lebak (kanan) soal ganti rugi meja yang dirusak murid, disadur pada Selasa (29/4/2025). (TikTok/sekilahlebak)

Sementara itu, atas viralnya aksi Arta jalan kaki menggotong meja dan kursi ke sekolah, Bupati Lebak tak tinggal diam.

Sadar daerahnya sedang viral se-Indonesia, Bupati pun langsung mendatangi kepala sekolah yang meminta Arta untuk ganti rugi meja dan kursi yang rusak di kelas.

Fifi ditegur langsung oleh Moch Hasbi Asyidiki Jayabaya terkait aksinya minta ganti rugi ke orang tua murid.

Menurut Hasbi, tindakan yang dilakukan Fifi sangat tak pantas.

Dalam pertemuan tersebut, Hasbi keras menegur sang kepala sekolah, Fifi.

Alih-alih mengaku kesalahannya, Fifi justru ngeyel.

Menurut Fifi, aksinya minta ganti rugi ke orang tua murid adalah agar si anak kapok merusak fasilitas sekolah.

"Sekarang saya tanya ke ibu, gimana kalau anak ibu dibegitukan sama kepala sekolahnya?" tanya Hasbi, dilansir dari Instagram @infolebakbanten, Selasa (29/4/2025), via TribunnewsBogor.com.

"Saya ingin menunjuk ke anaknya enggak? Enggak kan pak," timpal Fifi.

"Jelas memang enggak. Tapi di grup itu," kata Hasbi lagi.

"Tapi saya sebagai ini siap aja kalau memang anak saya salah pak," ujar Fifi memotong ucapan Bupati.

"Bukan masalah anak ibu salah. Secara anggaran, itu enggak boleh membebani biaya kepada murid dan orang tua murid. Itu yang paling benar," ujar Hasbi.

"Ya kan saya minta (kalau diganti), ya alhamdulillah. Gitu aja. Enggak maksa-maksa pak."

"Kalau memang dia (orang tua murid) keberatan, ngomong lah ke sekolah, jangan asal sepihak aja lah, saya enggak enak," cetus Fifi kesal.

Baca juga: Pantas Sekolah Ini Minta Program MBG Dihentikan pada Tahun Ajaran Baru, Wakasek: Mengganggu Kegiatan

Terus menimpali ucapan Bupati, Fifi kikuk saat isi chat-nya di grup WhatsApp dibongkar Arta.

Sempat mengaku tak memaksa orang tua murid untuk ganti rugi, isi chat Fifi justru berlainan.

"Enggak bu, jelas tuh bu, Ibu Fifi ya (bilang di chat grup WhatsApp), 'Saya prihatin dengan tempat duduk ini. Ingin terbaik buat siswanya tapi untuk merawatnya susah. Ini ke mana penyangga mejanya cuma ada sebelah, entah harus bagaimana menasihatinya'. Berarti ibu ingin menasihatinya (murid) kan?" tanya Hasbi.

"Iya," jawab Fifi.

"(Chat Fifi di grup) 'Suruh mengganti enggak mau'. Tuh ibu tuh, tulisan ibu tuh," kata Hasbi.

"Iya benar," akui Fifi.

"Kenapa? Artinya ibu menyuruh mereka mengganti, kenapa?" tanya Hasbi lagi.

"Ya buat efek jera pak, biar anaknya enggak nakal-nakal," jawab Fifi.

"Atuh tinggal dikasih pelurusan, dididik dengan cara yang baik. Mereka kan kelas 4 SD bu," pinta Hasbi.

"Saya udah ke kelas sudah sering menasihati. Tapi kenapa enggak ke sekolah ininya (orang tua murid)," kata Fifi tak mau kalah.

"Yang seharusnya datang pihak sekolah kepada orang tua murid, baik-baik. Sehingga tidak perlu ditulis di grup kelas 4 fase B. Itu sama saja ibu mempermalukan dia."

"Memang saya akui, mungkin si anak dia melakukan kesalahan, saya juga zaman sekolah naik ke meja, kursi," ungkap Hasbi menunjuk-nunjuk Fifi.

Sementara Kepala Bidang Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak, Hadi Mulyadi mengatakan, peristiwa tersebut karena salah paham.

"Karena kepala sekolah mengimbau saja awalnya," katanya.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved