Breaking News
Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Bayi Dilempar-lempar Berulang Kali, Warga Hanya Merekam karena Tradisi, Dokter Jelaskan Bahayanya

Media sosial dihebohkan dengan video bayi dilempar ke atas berulang kali sebagai bagian dari tradisi.

Tangkapan layar X/@ariPrianggono
BAYI DILEMPAR - Tangkapan layar video viral bayi dilempar-lempar sebagai tradisi. Dokter menjelaskan bahaya yang mengintai, Rabu (7/5/2025). 

Menurutnya, tradisi bernama "turun mandi" tersebut merupakan upacara adat Minangkabau yang dilakukan untuk menyambut kelahiran seorang bayi. 

"Tradisi ini dilakukan kepada bayi dan ibunya agar dapat mandi di sungai dan keluar rumah dengan bebas setelah masa pemulihan. Supaya menjadi bersih dan kuat," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (6/5/2025).

Drajat menambahkan, upacara "turun mandi", yang biasanya disertai pembacaan doa, punya tujuan memperkenalkan bayi kepada lingkungan sosial yang lebih luas dan mengucapkan syukur atas kelahiran anak. 

Baca juga: Driver Ojol Syok Kirim Paket Isi Jasad Bayi, Titik Pengantaran Ternyata Kuburan, Pemesan Menghilang

Tradisi ini kemudian menyebar di wilayah sekitar Minangkabau seperti Solok dan berbagai daerah di Indonesia.

Drajat menjelaskan, tradisi turun mandi ini merupakan bagian dari ritus peralihan (rites de passage), sebuah upacara atau ritual untuk menandai tahap demi tahap pertumbuhan manusia.

Ritus peralihan juga terdapat di sejumlah daerah di Indonesia dengan nama dan tata cara yang berbeda.

"Kalaudi Jawa, ada tradisi seperti mitoni saat ibu mengandung, hingga perjalanan sang bayi sampai ke pernikahan dan meninggal," paparnya.

Drajat menerangkan, bayi dilempar-lempar seperti dalam tradisi "turun mandi" juga serupa dengan tradisi "gebrak bayi" di Jawa.

Tradisi gebrak bayi dilakukan terhadap bayi yang baru berusia 1 atau 2 hari.

Bayi tersebut diletakkan di tempat tidur yang terbuat dari bambu.

Setelah itu, tempat tidur digebrak dan bayi akan terkejut dengan tujuan supaya bayi tersebut tidak mudah kaget saat dewasa.

Baca juga: Sosok Wanita Banting Bayi 6 Bulan, Ngaku Emosi Sering Dititipi Anak, Pelaku Positif Narkoba

Terkait dengan tradisi "turun mandi" yang masih dilestarikan oleh sebagian masyarakat, Drajat menilai, hal itu berarti sudah mengakar kuat.

Menurutnya, tradisi "turun mandi" yang masih eksis sampai sekarang tak lepas dari terjadinya komunikasi yang dilakukan secara terus menerus dalam tradisi itu.

"Yang menarik adalah mengapa tradisi itu masih langgeng. Ada teori terkait hal itu terutama ada komunikasi secara terus menerus dengan mengomunikasikan nilai ritual melakkan tradisi itu bisa berjalan," ucapnya.

Di samping itu, lanjutnya, adanya peran tokoh masyarakat yang berupaya mempertahankan, juga berkontribusi terhadap eksisnya tradisi tersebut hingga sekarang.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved