Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Kerja untuk TNI, Keluarga Korban Ledakan Amunisi Garut Tak Terima Adiknya Disebut sebagai Pemulung

Pihak keluarga tak terima salah satu korban ledakan Garut disebut sebagai pemulung.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Tribun Jabar/Sidqi Al Ghifari - KOMPAS.com/Irwan Nugraha
KORBAN LEDAKAN GARUT - Tujuh kantong jenazah berisi korban ledakan bom yang dimusnahkan di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (12/5/2025) pagi. Sebanyak sembilan jenazah warga sipil korban tragedi ledakan amunisi kedaluwarsa TNI AD di Garut masih berada di Ruang Kamar Mayat RSUD Pameumpeuk, Garut, Jawa Barat, Selasa (13/5/2025). 

TRIBUNJATIM.COM - Ledakan amunisi di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Senin (12/5/2025), meninggalkan duka mendalam.

Namun, pihak keluarga tak terima jika salah satu korban disebut sebagai pemulung.

Hal itu seperti diungkap kakak kandung Rustiwan, Agus (55).

Sebanyak 9 jenazah warga sipil korban tragedi ledakan amunisi kedaluwarsa TNI AD di Garut masih berada di Ruang Kamar Mayat RSUD Pameumpeuk, Garut, Jawa Barat, sampai Selasa (13/5/2025)
Sebanyak sembilan jenazah warga sipil korban tragedi ledakan amunisi kedaluwarsa TNI AD di Garut masih berada di Ruang Kamar Mayat RSUD Pameumpeuk, Garut, Jawa Barat, sampai Selasa (13/5/2025). (KOMPAS.com/Irwan Nugraha)

Adiknya menjadi salah satu korban tewas dalam peristiwa nahas tersebut.

Ia menolak jika adiknya disebut sebagai pemulung.

Menurut Agus, Rustiwan telah bekerja selama 10 tahun membantu TNI dalam pemusnahan amunisi kedaluwarsa.

Bahkan, bukan hanya di Garut, tetapi juga di Yogyakarta dan daerah lainnya.

"Saya sebagai keluarga tak terima kalau adik saya disebut pemulung besi saat kejadian ledakan," ungkap Agus saat ditemui di Kamar Mayat RSUD Pameumpeuk, Garut, pada Selasa (13/5/2025).

"Adik saya sudah 10 tahun kerja ke TNI bantu pemusnahan amunisi," imbuhnya.

Agus menyampaikan kebenaran tersebut saat berbincang dengan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang datang menjenguk keluarga korban di RS.

Dedi pun menegaskan bahwa kejadian ini merupakan kecelakaan kerja.

Bukan insiden yang melibatkan warga yang sedang memulung rongsokan besi bekas amunisi.

"Ini berarti kecelakaan kerja, bukan seperti yang diinformasikan bahwa korban adalah warga yang sedang membawa rongsokan bekas amunisi."

"Mereka bekerja ternyata membantu TNI," kata Dedi.

Baca juga: Dulu Dipecat Ahok, Mantan Kepsek Retno Listyarti Kini Kritik Kebijakan Anak Nakal Dikirim ke Barak

Dedi menambahkan bahwa kecelakaan kerja dapat terjadi pada siapa saja.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved