Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Penjelasan Menkes Sebut Pria dengan Ukuran Celana 33 Lebih Cepat Menghadap Allah: Visceral Fat

Menkes Budi menyebut, laki-laki yang memakai celana berukuran 33-34 akan lebih cepat menghadap Allah SWT.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TribunJatim.com/Sulvi Sofiana
OBESITAS - Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, ramai menjadi sorotan setelah pernyataanya mengenai laki-laki yang memakai celana jeans berukuran 33-34 akan lebih cepat menghadap Allah SWT. 

TRIBUNJATIM.COM - Pernyataan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin tengah ramai menjadi perbincangan.

Pasalnya, ia menyebut, laki-laki yang memakai celana berukuran 33-34 akan lebih cepat menghadap Allah SWT.

Karena ucapannya ramai menuai sorotan, ia pun memberikan klarifikasi.

Baca juga: Tiap Hari Jalan Kaki ke Sekolah, Nera Seberangi Waduk Pakai Rakit & Lewati Bukit, Ingin Jadi Perawat

Budi mengatakan, pernyataan ini memberikan analogi akan berbahayanya visceral fat.

Visceral fat adalah lemak yang menumpuk di rongga perut dan mengelilingi organ penting yang disebabkan oleh makanan-makanan berlemak.

"Gini, ini saya tuh kalau diomongin suka salah. Gini ya, lever ini, kalau lemak itu kita makan, normalnya masuk di bawah kulit subcutaneous," jelas Budi.

"Kalau dari situ lebih, dia nempel ke organ (lain), jantung, lever, ini. Itu namanya visceral fat, ini bahaya," imbuhnya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (14/5/2025), melansir Kompas.com.

Budi mengatakan, lemak yang menempel pada tempat yang tidak seharusnya akan memicu pro-inflamasi sitokin.

Dengan begitu, ia mengingatkan agar orang-orang menurunkan lemak jahat yang bersarang di organ.

"Jadi memang sebaiknya kita harus menurunkan BMI (body mass index) kita di bawah 24," kata Budi.

"BMI 24 kan susah ngomongnya, yang lebih gampang adalah lingkar perut laki-laki di bawah 90, lingkar perut wanita di bawah 80," jelas dia. 

"Itu baik buat kesehatan, supaya kita tidak ada visceral fat-nya, supaya tidak keluar yang pro-inflammatory sitokin itu," imbuhnya.

Adapun, sebelumnya Budi mengatakan laki-laki yang memakai celana jeans ukuran 33 sudah pasti obesitas.

Sehingga mereka disebutnya berpotensi lebih cepat meninggal dunia.

Menkes Budi Gunadi Sadikin saat ditemui di Istana, Jakarta, Kamis (8/5/2025). Menkes Budi Sadikin menegaskan uji klinis vaksin TBC di Indonesia bukan eksperimen sembarangan, melainkan langkah ilmiah untuk selamatkan ribuan nyawa setiap tahun.
Menkes Budi Gunadi Sadikin saat ditemui di Istana, Jakarta, Kamis (8/5/2025). Menkes Budi Sadikin menegaskan uji klinis vaksin TBC di Indonesia bukan eksperimen sembarangan, melainkan langkah ilmiah untuk selamatkan ribuan nyawa setiap tahun. (KOMPAS.com/ADHYASTA DIRGANTARA)

"Pokoknya laki-laki kalau beli celana jeans masih di atas 32-33. Ukurannya berapa celana jeans? 34-33 sudah pasti obesitas."

"Itu menghadap Allahnya lebih cepat dibandingkan yang celana jeansnya 32," ujar Budi saat menghadiri peluncuran tiga layanan kesehatan baru bersama Gubernur Jakarta Pramono Anung, di Rusun Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat, Rabu (14/5/2025), dikutip dari Kompas.com.

Ia menekankan bahwa pesan yang disampaikannya bukan bermaksud untuk body shaming, tetapi lebih kepada kepedulian terhadap kesehatan masyarakat.

"Saya bukannya body shaming, tapi emang artinya begitu. Aku di sini sudah hafal, sudah lihat siapa yang di atas, siapa yang di bawah. Menterinya aja masih di atas nih, masih agak obesitas," kata Budi.

Untuk itu, Budi meminta Pasukan Putih untuk memperhatikan kondisi berat badan masyarakat agar tidak terkena penyakit berisiko dan bisa berumur panjang.

"Tolong petugas putih kenapa warnanya putih? Karena warna putih kan warna surgawi. Itu tugasnya adalah supaya masuk surgawinya ya 99 tahun lah. Jangan umur 60, 58, 59 sudah masuk ke sana (surga)," ungkap Budi.

Baca juga: Warga Heboh Video Intim Bu Guru Tersebar di TikTok, Padahal Baru Menikah dengan Kekasih Baru

Budi juga menyoroti fakta bahwa meskipun angka harapan hidup di Indonesia mencapai 74 tahun, rata-rata usia sehat masyarakat Indonesia hanya 62 tahun.

Artinya, banyak orang yang hidupnya terhambat oleh penyakit kronis, di antaranya stroke, penyakit jantung, dan gangguan ginjal di usia senja.

Ia menceritakan pengalaman pribadi tentang ibunya yang meninggal pada usia 79 tahun setelah menderita stroke sejak usia 65 tahun.

Kondisi tersebut membuat sang ibu tidak bisa beraktivitas secara normal dan harus menjalani cuci darah.

Agar masyarakat berumur panjang dan terbebas dari penyakit, Budi mengingatkan masyarakat agar menerapkan empat pilar hidup sehat.

Misalnya, tidur cukup, mengikuti anjuran pola makan sehat dengan makan sebelum kenyang seperti yang diajarkan Nabi Muhammad SAW, berolahraga lima kali seminggu selama 30 menit, dan menghindari stres yang berlebihan.

Budi juga berpesan kepada Pasukan Putih selaku tenaga kesehatan yang bertugas menjaga kesehatan warga Jakarta, untuk terus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya gaya hidup sehat. 

"Semua rakyat DKI itu kalau bisa wafatnya di atas 74 dan sehat terus. Jadi begitu wafat bisa dipanggil sama Allah tidak pakai sakit, besoknya langsung wafat," ujar Budi.

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, ramai menjadi sorotan setelah pernyataanya mengenai laki-laki yang memakai celana jeans berukuran 33-34 akan lebih cepat menghadap Allah SWT

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin saat ditemui di Kantor Kelurahan Rambutan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, Jumat (9/5/2025).(KOMPAS.com/FIRDA JANATI)

Obesitas sendiri disebabkan salah satunya gaya hidup sedentari.

Sedentary lifestyle mungkin cukup asing terdengar, namun tak sedikit yang melakukannya.

Istilah ini merujuk pada gaya hidup tidak aktif atau malas gerak (mager), yang terjadi akibat beberapa faktor.

Dokter Bambang Pudjo Semedi dari FK Unair mengatakan, sedentary lifestyle bisa menjadi masalah yang memicu berbagai risiko kesehatan, termasuk obesitas, diabetes, bahkan penyakit jantung.

"Angka secara umum penyakit jantung, diabetes dan metabolik itu naik setiap tahunnya," ujar Dr Bambang Pudjo Semedi usai konferensi pers Surabaya Medic Air Run 2024, di Aula FK Unair, Selasa (27/2/2024).

"Makanya kita perlu mensosialisasi dan mengedukasi masyarakat untuk menjauhi sedentary lifestyle sehingga harapannya angka tersebut kita kurangi dan tidak meningkat," tambahnya.

Baca juga: Guru SD Bergelantungan di Tali Jembatan Demi Mengajar, Kepsek Minta Pemda Perbaiki Tapi Tak Digubris

Menambahkan hal itu, Dekan FK Unair Prof Budi Santoso menyebut, dampak pertama dari gaya hidup sedentari ini adalah kelebihan berat badan atau obesitas.

Ia menyebut, angka obesitas masyarakat Indonesia sangat tinggi, meningkat 20-30 persen.

Akibat dari kondisi obesitas tersebut, dapat memicu tingginya angka resistensi insulin dan terjadinya diabetes tipe 2.

"Sel sudah tidak peka terhadap hormon insulin. Akibatnya diabetes. Diabetes itu penyakit yang bisa dicegah khususnya diabetes tipe 2," ujarnya.

Prof Budi mengatakan, menjaga pola hidup sesuai kebutuhan dan aktivitas dapat meningkatkan kebugaran tubuh dan mencegah resiko terhadap resistensi insulin tersebut.

Salah satu utamanya adalah dengan menurunkan berat badan yang berlebih.

"Karena kita tahu bahwa kondisi saat ini masyarakat angka resistensi insulin dan diabetes meningkat. Maka langkah preventifnya olahraga teratur dan bergerak," ujarnya.

Selain olahraga juga harus mengatur pola makan, sebab karbohidrat juga disebut sebagai penyebab utama dalam masalah berat badan berlebih.

"Orang obesitas yang diukur dari Indeks Masa Tubuh (IMT), berat badan dalam kilogram dibagi tinggi badan dalam meter (m) kuadrat."

"Kalau sudah diatas 25 kg per meter kuadrat itu sudah berlebihan berat badan. Kalau menurunkan berat badan 10 persen saja, maka tingkat kebugaran semakin baik," ujarnya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved