Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Rekam Jejak Ketua PP Blora, Kini Mbah Mun Terjerat Kasus Penipuan, sudah Dua Kali Bikin Heboh

Ketua organisasi masyarakat (ormas) Pemuda Pancasila (PP) Kabupaten Blora, Munaji alias Mbah Mun (44) yang ditangkap polisi akibat kasus penipuan

Editor: Torik Aqua
Istimewa/Tribun Jateng
DITANGKAP - Ketua Pemuda Pancasila (PP) Blora Munaji beserta istrinya Wahyu Priyanti dibekuk Polda Jateng, Minggu (18/5/2025). 

TRIBUNJATIM.COM - Sosok ketua organisasi masyarakat (ormas) Pemuda Pancasila (PP) Kabupaten Blora, Munaji alias Mbah Mun (44) yang ditangkap polisi akibat terjerat kasus penipuan.

Rekam jejaknya kini menjadi sorotan.

Sebelumnya, ia melakukan penipuan bersama sang istri, Wahyu Priyanti.

Rekam jejak Munaji ternyata beberapa kali menghebohkan publik.

Baca juga: Komisi A DPRD Surabaya Ungkap Modus Baru Penipuan Domisili, Rumah Ibadah Jadi Alamat untuk Bikin KTP

Di antaranya menolak nama sastrawan legendaris asal Blora Pramoedya Ananta Toer atau Pram sebagai nama jalan. 

Alasan penolakannya karena Pram dianggap komunis.

Selain itu, Munaji bersama anggotanya menolak ormas Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya di Kabupaten Blora dengan menggeruduk markasnya. 

Pentolan Pemuda Pancasila tersebut ditangkap pada Sabtu, 17 Mei 2025.

Tak hanya Munaji, istrinya Wahyu Priyanti (45) turut ditangkap.

"Ya keduanya ditangkap karena penipuan bisnis industri solar fiktif," jelas Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jateng, Kombes Dwi Subagio dalam keterangan tertulis, Senin (19/5/2025).

Dwi menjelaskan, kasus penipuan ini terjadi selama rentang bulan Agustus hingga September 2022. 

Namun, korban baru melaporkan kasus ini pada 11 Mei 2025.

Kasus ini bermula ketika kedua tersangka menawarkan bisnis  solar industri kepada korban berinisial WA, warga Kradenan, Kabupaten Blora.

Modus kedua tersangka, lanjut Dwi, mereka mengaku sebagai karyawan di bagian Hubungan Masyarakat (Humas) dari sebuah perusahaan industri Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kabupaten Blora. 

Tersangka Munaji juga sempat mengaku mengenal sejumlah petinggi perusahaan tersebut untuk semakin menyakinkan korban.

Padahal gudang perusahaan yang dicatut tersangka sudah tutup sejak Juli 2022 silam. 

Korban yang merasa tergiur dengan tawaran kedua tersangka lantas menurutinya dengan mengirimkan uang sebesar Rp333 juta sebagai deposito. 

Selepas mengirimkan uang tersebut, korban dijanjikan akan dikirimkan solar industri.

Akan tetapi janji kedua tersangka tidak ditepati.

"Dari kasus ini kami amankan sejumlah barang bukti seperti surat perjanjian kerja sama, laporan transaksi keuangan dan dokumen lainnya," terangnya.

Dwi mengungkapkan, suami-istri ini merupakan pasangan residivis kasus penipuan dan penadahan. 

Dalam kasus penipuan solar, kedua tersangka dijerat pasal 378 KUHP (penipuan) dan 372 KUHP (penggelapan).

"Ancaman pidana maksimal 4 tahun penjara," bebernya.

Pengungkapan kasun ini, kata Dwi, bagian dari upaya untuk memberantas aksi premanisme berkedok ormas.

"Mereka merugikan dan meresahkan masyarakat jadi akan kami tindak tegas," klaimnya. (Iwn)

Pemerasan

Selain penipuan dan penggelapan, polisi saat ini masih mendalami unsur lain pada perkara tersebut.

Kombes Dwi Subagio sebelumnya mengatakan, pihaknya menduga pelaku menggunakan organisasi masyarakat (ormas) untuk menekan pihak lain.

"Kami masih dalami karena yang bersangkutan menggunakan unsur organisasi untuk menekan pihak lain," kata dia.

Kombes Dwi menduga pelaku juga membawa unsur ormas untuk memeras korban.

Pihaknya masih mendalami hal tersebut.

"Ini yang masih kami dalami," tuturnya.

Terkait bisnis yang dilakoni tersangka, ia belum menjelaskan.

Pihaknya segera melakukan konferensi pers terkait perkara tersebut.

"Nanti akan kami konferensi pers Khan," imbuhnya.

Siapkan Bantuan Hukum

Sementara itu, Ketua Pemuda Pancasila Jawa Tengah Bambang Eko Purnomo tepis penangkapan Munaji Ketua DPC Blora oleh Polda Jateng berkaitan dengan ormas.

Pria yang akrab disapa BEP ini menyebut Perkara yang menjerat Munaji merupakan perkara pribadi yaitu bisnis.

Ketua PP Blora itu, kata BEP, dijerat perkara penipuan dan penggelapan sebagaimana pasal 378, 372 KUHP.

"Jadi tidak ada membawa-membawa Pemuda Pancasila. Murni masalah pribadi," tuturnya, Minggu (18/5/2025).

BEP tidak membenarkan pelaku juga melakukan pemerasan mengatasnamakan ormas.

Pelaku terjerat perkara penipuan dan penggelapan bisnisnya.

"Jadi tidak ada pemerasan yang dilakukan dia (Munaji)," kata dia.

Ia menuturkan Pemuda Pancasila tetap akan memberikan bantuan hukum terhadap Munaji. 

Pihaknya akan memprioritaskan pemberian bantuan hukum terhadap anggota yang telah memiliki kartu tanda anggota (KTA).

"Jadi bantuan hukum diberikan melalui Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH) Pemuda Pancasila," tandasnya.

Kronologi

Berdasarkan informasi yang beredar Munaji bersama istrinya Wahyu Priyanti menawarkan Solar industri kepada korban melalui PT Teratai.

Munaji memberikan iming-iming bahwa Komisaris PT Teratai itu merupakan pejabat kepolisian. 

Perusahaan itu dikelola oleh saudara-saudaranya.

Hal itu membuat korban percaya.

Munaji meminta korban melakukan deposit agar pengiriman solar lancar.

Korban mengirimkan uang ke Munaji dan Wahyu Priyanti. 

Total uang yang dikirimkan sebesar Rp 333.415.000, namun setelah itu tidak ada kelanjutannya.

Berseteru Dengan Grib Jaya

Sebelum Munaji ditangkap karena kasus penipuan, sebelumnya yang bersangkutan juga sempat membuat geger di Blora karena gesekan dengan ormas Grib Jaya.

Polres Blora menetapkan empat tersangka akibat bentrokan Ormas Pemuda Pancasila (PP) dengan Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya di Blora.

Pasalnya, bentrokan antar ormas itu terjadi pada Selasa (14/1/2025). Dengan jumlah korban 12 korban.

Adapun untuk lokasi bentrokan terjadi di dua titik lokasi. 

Di perempatan Karangjati Blora, dan di Kecamatan Kunduran.

Sebelumnya, Polres Blora meringkus 19 terduga pelaku bentrokan.

Kapolres Blora, AKBP Wawan Andi Susanto, mengatakan dari 19 terduga pelaku, ada 4 orang yang sudah ditetapkan sebagai tersangka.

"Jadi tahap penegakan hukum kami sudah naik ke tahap penyidikan. Kami sudah dapatkan 2 orang tersangka (yang bentrok di Perempatan Karangjati) dan 2 orang tersangka juga di TKP Kunduran."

"Total yang ditetapkan sebagai tersangka ada 4 orang, itu dari dua TKP," katanya, Senin (20/1/2025).

Lebih lanjut, AKBP Wawan mengatakan keempat pelaku yang ditetapkan tersangka berasal dari luar Blora.

"Tersangka dari luar kota semua, jadi korban dan pelaku itu dari luar kota Blora semua," ujarnya.

AKBP Wawan menyampaikan sampai saat ini keempat tersangka belum dilakukan penahanan, hanya wajib lapor.

"Pelaku dari dua TKP itu pro aktif, dan saat ini pelaku, statusnya wajib lapor. Belum dilakukan penahanan," paparnya.

Menurut AKBP Wawan, jumlah tersangka bisa bertambah.

"Dan ini tersangka masih bisa bertambah, nanti tergantung penyidikan kita ke depannya," paparnya.

Sebelumnya diberitakan, Polres Blora meringkus belasan terduga pelaku yang terlibat bentrokan Ormas Pemuda Pancasila Blora dan GRIB Jaya Blora, Selasa (14/1/2025)

Kapolres Blora, AKBP Wawan Andi Susanto,  mengatakan total ada 19 terduga pelaku yang diamankan.

"Sampai saat ini ada 19 terduga pelaku yang kami amankan, dan saat ini masih dalam pemeriksaan," katanya, saat konferensi pers di Pendopo Kabupaten Blora, Rabu (15/1/2025).

Lebih lanjut, AKBP Wawan menyebut belum bisa merinci terduga pelaku, yang berasal dari Ormas Pemuda Pancasila dan GRIB Jaya.

"Ini masih pendalaman," ujarnya.

AKBP Wawan menjelaskan ada beberapa alat yang digunakan dalam bentrokan antara kedua ormas itu.

"Kalau yang bawa sajam, kami belum mendapatkan informasi.  Tetapi ada yang menggunakan kayu, batu, yang digunakan untuk sebagai alat bentrok," terangnya.

Sementara itu, akibat bentrokan yang terjadi kendaraan dari kedua ormas tersebut mengalami kerusakan.

"Untuk kendaraan rusak dari masing-masing ormas. Saat ini kami lakukan penyelidikan dan penyidikan, nanti akan kami sampaikan hasil berikutnya," jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, Polres Blora mencatat ada belasan korban akibat bentrok antara Ormas Pemuda Pancasila (PP) dengan Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya di Blora, Selasa (14/1/2025) kemarin.

Kapolres Blora, AKBP Wawan Andi Susanto,  mengatakan bentrokan antar dua ormas tersebut, terjadi di dua titik lokasi.

Di antaranya, di Perempatan Karangjati Blora, dan di Kecamatan Kunduran Blora.

"Jadi dapat kami jelaskan kejadian kemarin, lokasi bentrok ada di dua TKP. Yang pertama di TKP Karangjati, itu korban ada 8 orang,"

"Terus untuk TKP ke dua itu ada di Kecamatan Kunduran, korban  ada 4 orang. Jadi total ada 12 korban," katanya, saat konferensi pers di Pendopo Kabupaten Blora, Rabu (15/1/2025).

Lebih lanjut, AKBP Wawan, mengatakan dari 12 korban, 11 korban sudah selesai dilakukan perawatan.

"Dari 12 korban, 11 korban sudah kembali ke rumah masing-masing tadi malam."

"Dan sisa 1 korban yang masih dirawat di RSUD Blora, dan insyaallah hari ini kemungkinan akan dirujuk ke Rembang," jelasnya.

Terlepas dari itu, AKBP Wawan mengajak semua pihak untuk menjaga kondusifitas di Kabupaten Blora.

"Dan kami harapkan dari rekan-rekan media, tolong membantu untuk menciptakan situasi yang kondusif. Sehingga kabupaten Blora ini akan cinta damai."

"Dan Alhamdulillah sampai saat ini, situasi di kabupaten Blora, aman terkendali dan kondusif," paparnya.

Sebelumnya diberitakan, bentrok antara Ormas Pemuda Pancasila (PP) dengan Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya terjadi di Blora, Selasa (14/1/2025) kemarin.

Bentrok antara kedua ormas itu, terjadi di dua lokasi. Di antaranya, di Perempatan Karangjati Blora, dan di wilayah Kecamatan Kunduran Blora.

Ketua Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda Pancasila (PP) Blora, Munaji, mengeklaim bentrok yang terjadi di Kunduran, imbas dari bentrok yang terjadi di Perempatan Karangjati Blora.

Sejumlah anggota GRIB Jaya, mengalami luka akibat bentrok yang terjadi di Kunduran Blora.

"Dia yang mulai dulu og, yang terjadi kan (bentrok) di Karangjati dulu, baru bentrok di Kunduran, jadi bukan asal bentrok," katanya, saat dihubungi sebelum adanya mediasi di Pendopo Kabupaten Blora, Rabu (15/1/2025) pagi.

Lebih lanjut, Munaji menegaskan bentrok di Kunduran, buntut dari bentrok yang terjadi di Perempatan Karangjati Blora.

Munaji mengatakan, bentrok di Perempatan Karangjati Blora, anggota Pemuda Pancasila Rembang mengalami luka.

"Kita (PP) dihajar di Karangjati, terus habis itu, kita hajar (GRIB) di Kunduran," ujarnya.

Munaji mengatakan untuk anggota Ormas Pemuda Pancasila yang terlibat bentrok di Kunduran saat ini masih diamankan di Polres.

"Anggota (yang bentrok) di Kunduran, masih ada di Polres, hari ini akan kita selesaikan," paparnya.

Sebelumnya diberitakan, mobil berwarna doreng yang diduga milik ormas Pemuda Pancasila, diduga dirusak oleh sekelompok orang yang diduga dari  organisasi masyarakat Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya.

Selain itu, diduga sekelompok orang itu juga melakukan pemukulan terhadap anggota yang diduga dari ormas Pemuda Pancasila di Perempatan Karangjati Blora.

Berdasarkan pantauan di lokasi kejadian, selain mobil berwarna doreng yang rusak, ada sekitar 3 motor di lokasi juga rusak.

Pihak aparat kepolisian langsung mengamankan lokasi dan melakukan pemeriksaan. 

Kejadian itu membuat, rame di area lokasi keributan itu. Mobil Pemuda Pancasila dari arah utara berhenti di traffic light perempatan Kelurahan Karangjati, Kecamatan Blora tengah diamankan pihak kepolisian. 

Polisi juga memasang garis polisi di tempat kejadian. Lalu lintas sempat macet.

Salah seorang ketua RT 2 RW 2 Kelurahan Karangjati, Sigit, menyampaikan kronologi kejadian keributan yang terjadi di tengah jalan tersebut.

"Kayaknya mobil Pemuda Pancasila dari arah utara berhenti di bangjo (traffic light) karena lampu merah, kebetulan kepergok sama kelompoknya GRIB dari selatan, terus dimasa," jelasnya, Selasa (14/1/2025).

Lebih lanjut, menurutnya anggota Pemuda Pancasila selain mengendarai mobil ada juga yang mengendarai sepeda motor. 

Kelompok PP ada yang tidak bisa melarikan diri kemudian dihajar kelompok GRIB.

"Ndelalah ada 1 yang tidak bisa lari mas, dimasa, dihantam batu kepalanya, terus dia terkapar di trotoar situ, saya kasihan, saya amankan di teras," jelasnya.

Kelompok GRIB juga sempat mengancam akan menghabisi anggota PP itu ketika tidak melepas atribut yang dikenakan.

Korban tersebut juga berlumuran darah.

"Ada salah satu kelompoknya grib datang minta supaya pemuda tadi melepas atributnya Pemuda Pancasila, jaket e dilepas. Akhirna dilepas terus saya suruh sembunyi di belakang mas. Di perjalanan darah itu kececeran," terangnya.

Pihak PP kemudian diamankan kepolisian.

Sejumlah orang yang mengalami luka kemudian dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis. 

Rombongan GRIB kemudian melanjutkan perjalanan ke arab utara. Lalu lintas kembali normal.

"Setelah itu, GRIB lari ke utara," ujarnya.

Sementara itu pihak kepolisian tidak berkenan untuk diwawancarai oleh wartawan.

Ketua DPC GRIB Blora, Sugiyanto membenarkan bahwa pengerusakan dilakukan oleh anggota GRIB luar Blora. 

Pihaknya mengeklaim anggota GRIB itu hendak pulang namun dihadang oleh Pemuda Pancasila, anggota GRIB langsung menghajar PP.

"Iya (anggota GRIB). Ini kan mau pulang dihadang GRIB. Ini tadi dari Blora sudah dirembug. Yang penting pulang dengan damai, ya sudah pulang."

"Dihadang sama PP Rembang makanya langsung dihancurkan itu. Polisi tahu itu, kita dari Kudus itu tidak semena-mena, dihadang langsung dihabisin itu. Itu kepolisian tahu, masyarakat juga tahu," paparnya.  (rtp/Iwn/iqs)

 

Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved