Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Kisah Fajril di Barak Militer Program Dedi Mulyadi, Diceburkan ke Kolam Imbas Rokok, Kini Lebih Baik

Fajril Ramadhan mengungkapkan, tidak ada paksaan dari orangtuanya maupun guru untuk mengikuti program barak militer tersebut.

KOLASE YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel/KOMPAS.com/Faqih Rohman Syafei
CERITA FAJRIL - Fajril Ramadhan, siswa kelas 11 SMA Negeri 2 Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Selasa (20/5/2025). Fajril Ramadhan, siswa kelas 11 dari SMA Negeri 2 Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi, merasakan banyak pelajaran berharga selama mengikuti program pendidikan berkarakter bela negara yang digagas oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. 

TRIBUNJATIM.COM - Inilah cerita Fajril Ramadhan saat mendapat pengalaman dididik di barak militer.

Rupanya pengalaman dididik di barak militer membuatnya jadi sosok yang lebih baik.

Dulunya ia merupakan pecandu game, namun kini bisa lebih disiplin.

Fajril Ramadhan, siswa kelas 11 dari SMA Negeri 2 Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi, merasakan banyak pelajaran berharga selama mengikuti program pendidikan berkarakter bela negara yang digagas oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Selama dua pekan dilatih oleh anggota TNI di asrama Dodik Bela Negara, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Fajril diajarkan untuk selalu disiplin, taat aturan, dan saling menghargai satu sama lain.

Fajril mengungkapkan, tidak ada paksaan dari orangtuanya maupun guru untuk mengikuti program tersebut.

Ia dengan sadar ingin ikut serta dalam pendidikan ini agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik.

Baca juga: Jawaban Soal Program Barak Militer Siswa Dedi Mulyadi Diteruskan atau Tidak Usai Gelombang Pertama

Sebelumnya, ia mengaku lebih banyak menghabiskan waktu bermain game dan mengabaikan sekolah serta tidak menghormati orangtua.

"Ada keinginan buat belajar jadi lebih baik," ujarnya saat berbincang dengan Kompas.com di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Selasa (20/5/2025).

Setelah mengikuti program pendidikan tersebut, Fajril menyadari bahwa keluarga adalah hal terpenting dalam hidupnya.

Rindu rumah senantiasa membayanginya selama di asrama, namun ia terus berusaha menguatkan diri untuk menjadi lebih baik.

Ia juga merasa beruntung bisa berbagi rasa kangen dengan teman-teman barunya di asrama, yang ia anggap sebagai keluarga baru.

Prestasi yang mengagumkan

Di Dodik, Fajril berhasil mengenali dirinya sendiri lebih baik.

Berkat kerja kerasnya, ia menjadi siswa terbaik dalam pelatihan baris-berbaris dan menerima hadiah sebesar Rp 25 juta dari Gubernur Jawa Barat.

Dia membuktikan bahwa program tersebut telah mengubah pribadinya menjadi lebih baik.

Fajril ditunjuk oleh pelatih sebagai salah satu Komandan Pleton (Danton) dalam upacara Hari Kebangkitan Nasional.

"Jadi lebih baik mampu memimpin pasukan dan bicara di depan umum. Jadi Danton, dan juara baris-berbaris terbaik," kata Fajril.

CERITA FAJRIL - Fajril Ramadhan, siswa kelas 11 SMA Negeri 2 Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Selasa (20/5/2025).
CERITA FAJRIL - Fajril Ramadhan, siswa kelas 11 SMA Negeri 2 Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Selasa (20/5/2025). (KOLASE YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel/KOMPAS.com/Faqih Rohman Syafei)

Baca juga: Linglung Sepulang Study Tour, Dama Bersikap Aneh Terus Lihat Atas, Ibu Minta Tolong Dedi Mulyadi

Keseruan dan kenangan di asrama

Fajril juga mengenang berbagai momen menarik selama pendidikan.

Salah satu yang paling mengesankan adalah saat temannya tertangkap membawa rokok ke dalam asrama.

Ia dan teman-temannya dihukum dengan diceburkan ke kolam lele hingga basah kuyup.

Meski begitu, Fajril menganggap peristiwa itu sebagai pelajaran untuk lebih taat pada aturan.

"Ketika teman-teman ada yang membawa rokok ketahuan, diceburin ke kolam lele sampai basah semua," katanya.

Saat ini, Fajril merasa sedih harus berpisah dengan teman-teman asramanya setelah lulus dari program tersebut.

Banyak kisah yang penuh suka dan duka yang akan ia kenang.

"Lega bisa bermain lagi, tapi sedih karena tertinggal atau berpisah dengan teman tidak ketemu lagi," tuturnya.

Baca juga: Ibu Azizah Salsha Mendadak Ngadu ke Dedi Mulyadi, Minta Pratama Arhan Dikirim ke Barak Militer: Bawa

Pendidikan yang positif dan tanpa kekerasan

Fajril juga membantah isu adanya unsur kekerasan dalam program pendidikan tersebut.

Menurutnya, para siswa diajarkan untuk menghargai diri sendiri dan orang lain serta disiplin.

Para pelatih juga sangat perhatian dengan menyiapkan makanan bergizi dan enak, termasuk sayuran dan daging.

"Hoaks (kekerasan), pertama diajarin bangun pagi, shalat subuh, senam, baris-berbaris, kemudian ke aula untuk belajar, tidak ada kekerasan fisik," jelasnya.

Berbekal pengalaman berharga dari program ini, Fajril semakin mantap dalam bercita-cita untuk menjadi seorang prajurit TNI.

"Saya setelah ini pengen melanjutkan menjadi TNI," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Berita Viral dan Berita Jatim lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved