Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Kesaksian Kades saat Berobat ke RSUD, Syok Lihat Ruang IGD hingga soal Pelayanan: Pegawai Judes

Seorang Kades membeberkan pengalamannya ketika berobat di sebuah RSUD, ia dibuat syok melihat ruang IGD dan pelayanannya.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
Pexels
Ilustrasi rumah sakit - Kades kecewa berat dengan pelayanan di sebuah rumah sakit di Kota Bogor Jawa Barat. 

Ceritanya, Bayi ALA semula mengalami gejala sakit batuk dan pilek yang tak tak kunjung sembuh sejak bulan Agustus 2024.

Selama kurun waktu hampir kurun waktu 3-4 bulan, Bayi ALA menjalani penanganan medis sebanyak tiga kali di sebuah puskesmas kawasan Menur Pumpungan, Sukolilo, Surabaya. 

Nah, pada fase perawatan untuk yang ketiga kalinya, yakni Kamis (28/11/2025), puskesmas tersebut dimintai oleh ibunda Bayi ALA, Deni Irnawati untuk merujuk sang buah hati ke RS terdekat, yakni RS yang berlokasi di kawasan Kecamatan Wonokromo, Surabaya. 

Baca juga: Mandi Bareng di Sungai, Pasutri di Jember Diseruduk Babi Hutan

Setibanya di RS tersebut sekitar pukul 13.00 WIB, Bayi ALA ditangani secara medis, termasuk diberikan beberapa jenis obat.

Yakni, tiga macam obat serbuk untuk mengatasi gejala batuk serta pilek pasien. Kemudian, obat berbentuk sirup botolan penambah asupan vitamin dan nutrisi pasien. 

Lalu, ada juga susu formula baru yang direkomendasikan sebagai pengganti jenis susu formula yang sebelumnya sudah dikonsumsi oleh pasien. 

"Lalu dirujuk, jam 11.00 di RS, dan jam 16.00, saya baru dapat obat. Yakni, batuk pilek, nyeri, antibiotik, suplemen. Ada 3 obat; serbuk, dan 1 obat sirup," ujar Irnawati saat ditemui TribunJatim.com di kediamannya, kawasan Jalan Banyu Urip Wetan Tengah, Gang VI, Banyu Urip, Sawahan, Surabaya, pada Rabu (16/4/2025). 

Baca juga: Berhenti Kerja Kantoran, Pasutri di Surabaya Rintis Usaha Puding, Bagi Ilmu untuk Warga dan Pelajar

Namun, Irnawati baru memberikan asupan obat tersebut kepada Bayi ALA sekitar pukul 18.00 WIB. Alhasil, reaksi obatnya mulai muncul. Kondisi sang anak mulai tenang dan tak lagi rewel. Bahkan, tidurnya juga pulas. 

Namun, anehnya, terdapat lendir dari dubur Bayi ALA. Lendir tersebut berwarna kecokelatan menyerupai bentuk riak dahak yang lazim keluar dari mulut pasien penderita batuk berdahak. 

"Tanggal 28-11-2024, jam 18.00 saya kasih minum obat. Selepas itu, saya merasa anak ini, dari duburnya saya cek apakah kencing atau berak. Tapi anak ini tidur pulas. Badannya gak ada panas. Tapi, duburnya keluar lendir, kayak cairan batuk riak. Lendirnya warna cokelat, banyak sekali," katanya. 

Melihat kondisi sang bayi yang mulai tenang semalaman, Irnawati mengira bahwa terapi obat-obatan yang diresepkan oleh dokter tersebut, mujarab. 

Baca juga: Rumah Pasutri Lansia di Desa Sogo Ambles 2 Meter, Imbas Luapan Sungai Bengawan Madiun

Namun, perkiraannya meleset, karena pada keesokan harinya, sekitar pukul 05.00 WIB, Jumat (29/11/2024), kondisi Bayi ALA kembali terus-terusan merengek. 

Bayi ALA berulang kali muntah dengan warna dahak kekuningan. Lalu, leher bagian belakang atau tengkuk si jabang bayi juga terasa panas, jika dipegang dengan telapak tangan. Kemudian, suhu tubuhnya juga berubah-ubah; panas atau dingin, tak menentu. 

Melihat kondisi Bayi ALA yang kembali kumat gejala sakitnya. Irnawati lantas memijat tubuh anaknya itu secara perlahan, seraya melumuri cairan minyak penghangat tubuh. 

Tujuannya; siapa tahu suhu tubuh anaknya itu kembali stabil dan kondisinya mulai berangsur membaik sedia kala. 

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved