Berita Viral
Acara Perpisahan Digelar di Hotel Berbintang, Orang Tua Siswa Mengeluh Biaya Rp580 Ribu Diangsur
Acara perpisahan tersebut dikeluhkan karena orang tua siswa dikenakan biaya hingga lebih dari Rp500 ribu.
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Sikap sekolah yang menggelar acara perpisahan bagi siswa-siswi di hotel berbintang empat, dikeluhkan oleh orang tua murid.
Keluhan ini disampaikan salah satu orang tua siswa, FS, saat ditemui di sela-sela kegiatan yang terlaksana di Harmoni One Hotel, Selasa (27/5/2025).
Orang tua siswa SMPN 28 Batam tersebut mengeluhkan sikap sekolah.
Baca juga: Pengantin Wanita Mendadak Batalkan Pernikahan 5 Menit sebelum Acara Dimulai, Tamu Sudah Datang
Saat menyampaikan keluhannya, FS menyampaikan, orang tua siswa dikenakan biaya hingga lebih dari Rp500 ribu.
Biaya tersebut diperuntukkan untuk patungan, akomodasi, serta dokumentasi masing-masing kelas.
Dari sudut pandangnya, FS menyebut, peniadaan kegiatan ini juga memberi pelajaran baik bagi para siswa dan juga bagi wali murid.
Seperti untuk menumbuhkan empati kepada sesama yang tengah mengalami kesulitan keuangan.
"Kami hanya diberi surat pemberitahuan tanpa ada kop surat, saya bilang itu surat kaleng," ucap FS.
"Di mana biaya yang dimaksud Rp530 ribu per anak untuk pelaksanaan kegiatan di hotel berbintang," lanjutnya.
"Belum lagi ada biaya tambahan dari kelas Rp80 ribu untuk dokumentasi. Kemudian, ada anjuran untuk memakai jas dan kebaya, yang mana biaya ini kembali dibebankan ke orang tua. Kita bilanglah sewa satu pakaian paling murah Rp70 ribu," jelasnya.
Dalam surat edaran yang diterima, orang tua siswa juga diberikan waktu untuk mengangsur biaya yang telah tertera.
FS menyebut, adanya surat ini sudah menjadi keanehan tersendiri baginya.
Selain tidak ada kop surat dari sekolah, pembentukan panitia juga dilakukan tanpa keterbukaan informasi penggunaan anggaran bagi para wali murid.
"Panitia yang melibatkan para guru, tanpa ada pemberitahuan. Panitia baru terbentuk setelah uang dari para wali murid telah terkumpul. Belum lagi semua proses dari awal hingga pelaksanaan kegiatan hari ini sama sekali tidak melibatkan komite dan kami wali murid," kata FS.
FS juga menyebut adanya kekhawatiran dari dirinya apabila terlalu vokal menentang rencana sekolah guna melaksanakan perpisahan.
"Saya memang bagian yang tidak setuju. Namun, datangnya saya ke acara ini setelah adanya pertimbangan dari saya."
"Saya takut nanti anak saya dipersulit walau hanya tinggal mengambil ijazah apabila mereka dendam karena penolakan ini," tuturnya.
Pada kesempatan ini, FS juga menyinggung Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang dengan sikap tegas menolak setiap kegiatan perpisahan yang akan dilakukan oleh sekolah.
Selain penolakan, Dedi Mulyadi juga memberikan insentif atau bantuan bagi sekolah yang tetap ingin melakukan perpisahan, tetapi dengan syarat dan ketentuan yang telah disepakati.
"Kepada Pemerintah Kota, saya minta ketegasan seperti Jabar. Tidak ada namanya level SMP perpisahan yang megah di hotel. Contohlah Jabar, mana yang biaya paling minim dikasih insentif sekolahnya sehingga membantu wali murid," ujarnya.
Baca juga: Palak Pedagang Pasar, Ketua Ormas Raup Rp2,8 M, Sementara Anggota Cuma Dikasih Rp50.000 Sehari
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan, Tri Wahyu Rubianto menjelaskan, telah meminta Kabid SMP guna meminta klarifikasi kepada pihak SMPN 28 Batam.
Namun, hingga saat ini dirinya mengaku belum mendapat laporan perihal keluhan tersebut.
Namun, Disdik menegaskan bahwa pihaknya telah mengeluarkan surat edaran terkait perpisahan bagi siswa-siswi yang dinyatakan lulus.
Surat edaran ini disebut guna meningkatkan empati para siswa didik terhadap kondisi sesama temannya yang tengah mengalami kesulitan.
"Kalau dibilang tidak membebani, yang tahu siapa? Orang tua murid itu sendiri. Oleh karena itu, saya tidak membenarkan dan melarang seluruh kepala sekolah dan guru menjadi panitia perpisahan."
"Saya melarang karena belum tentu guru-guru itu tahu apa yang dialami wali murid," ucapnya.
Sebelumnya, curhatan siswa SMP Negeri di Kota Bogor yang diminta membayar uang ijazah kelulusan, viral di media sosial.
Nominalnya juga tak sedikit, per anak diminta membayar Rp533 ribu dengan total siswa 329 orang.
Rincian biayanya lalu diposting di akun Instagram Ronald A Sinaga atau Bro Ron, @brorondm.
Pada lembaran kertas tersebut, tertulis rincian biaya tak hanya untuk uang ijazah.
Namun, siswa juga diminta uang buku tahunan dan acara makan bersama.
Lalu ada juga untuk pemotretan ijazah, sampul ijazah, dan legalisir yakni Rp125 ribu per siswa.
Kemudian biaya buku tahunan Rp235 ribu per siswa, ada pula kenang-kenangan untuk guru Rp21.884 per siswa.
Lalu ada biaya makan dan snack siswa saat pembuatan buku tahunan dan syuting video dokumenter.
Ada juga biaya logistik dan fee fotografer dan videografer selama syuting.
Tak hanya itu, tertulis juga DP catering untuk upacara di sekolah dengan biaya Rp48.632 per siswa.
Total biaya yang dibutuhkan yakni Rp 178.545.000.
"Ini bang datanya itu dana yg sdh d keluarkan panitia ktnya jd 178jt d bagi jumlah siswa bang 329 siswa.
Jd kami hrs byr persiswa sekitar 543rb tp ktnya d kurangi lgi 10rb jd kami hrs membayr 533rb per siswa bang.
Semuanya tanpa terkecuali ank yatim dan tdk mampu pun hrs byr bang," bunyi postingan di Instagram Bro Ron.
Baca juga: Lautan Pencari Kerja Hadiri Job Fair, Antre Sejak Subuh hingga Ada yang Pingsan, Disnaker Minta Maaf
Menurut akun yang melapor ke Bro Ron, dirinya heran, kenapa siswa harus membayar biaya ijazah lagi.
Ia mempertanyakan, apakah hal itu termasuk pungli atau tidak.
Sebab menurut dia, bukankah biaya ijazah tersebut sudah ada anggarannya dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Pemilik akun juga menegaskan kalau rincian biaya tersebut bukan ditentukan oleh sekolah, melainkan dari panitia acara.
"Jd apakah ini ada unsur pungli ya? Sebenarnya yg menentukan nilai rupiah itu bukan pihak sekolah tapi atas dasar rancangannya ketua panitia perpisahan pak.
Bukannya ijazah itu dari dana BOS. Demikian pak terimkasih," tulisnya, melansir TribunnewsBogor.com.
Sambil memposting rincian biaya tersebut, Bro Ron juga menyebutkan kalau dirinya merupakan lulusan SMP di luar negeri.
Saat ia sekolah dulu, kata Bro Ron, tidak ada acara-acara seperti itu.
"Tamatan SMP doang belagu amat sih…
Saya tamatan SMP luar negei di negara maju gak ada tuh acara2. Wong perjuangan masih ada 2 jenjang lagi," tulis Bro Ron.

Kemudian Bro Ron juga memposting DM dari akun yang membantah hal itu.
Akun @little.star39 mengatakan kalau hal itu tidak benar dan merupakan hoaks.
"Bang, bukti darimana itu yang info perpisahan smpn * bogor?" tulisnya.
Ia pun meminta Bro Ron menelusuri terlebih dahulu sebelum memposting di media sosial.
"Klo hoax gausa dibagiin ke media sosial bg, gaboleh menjelekkan nama baik sekolah hanya untuk kepentingan pribadi. jangan kaya bocah, playing victim banget," tulis akun @little.star39 lagi.
Bahkan, ia mengatakan kalau sekolah tersebut tak akan redup hanya gara-gara postingan Bro Ron.
"smpn * bogor terlalu terang ya? sampe segitunya banget mau menjatuhkan, sori.. smpn * bogor anti redup," tulisnya.
Sambil memposting hal itu, Bro Ron juga menyertakan akun yang tidak memiliki followers dan postingan @little.star39.
Akun tersebut hanya memfollow delapan akun Instagram, dan tampak tidak aktif.
"Anti redup gaez….
Emangnya siapa yang mau redupin?
Menyalaaaaaa SMPN * Kota Bogor," tulis Bro Ron.
Berita Jatim dan berita viral lainnya.
Bocor Desain Terbaru iPhone 17 Hingga iPhone 20, Bakal Tampil Beda, Apple Usung Hape Lipat? |
![]() |
---|
Baru Sadar, Pedagang Layani Transaksi Rp 350.000 Padahal Penipu Cuma Transfer Rp 350 |
![]() |
---|
Melihat Rumah Mewah Bos Minyak Riza Chalid yang Kini Jadi Tersangka Korupsi Pertamina |
![]() |
---|
Hukuman untuk Polisi Lempar Helm ke Siswa SMK hingga Koma, Keluarga Korban: Beri Bingkisan untuk Apa |
![]() |
---|
Ulah Bocah Gondol Mobil Polisi Berisi Senjata Api Lalu Kabur ke Hutan, Sempat Buron |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.