Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Demi Pantau Jukir Liar di Minimarket, Wali Kota Menyamar Jadi Pengemudi Taksi Online & Driver Ojol

Dalam penyamarannya, Ratu Dewa menyambangi sejumlah minimarket di berbagai titik Palembang.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Instagram/ratudewa
NYAMAR JADI OJOL - Wali Kota Palembang, Ratu Dewa, menyamar menjadi ojek online untuk memantau parkir liar. Aksinya viral di media sosial. 

TRIBUNJATIM.COM - Sosok Wali Kota Palembang, Ratu Dewa, tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial.

Pasalnya, ia beraksi menyamar sebagai pengemudi ojek dan taksi online.

Yakni demi mengawasi praktik parkir liar di kota yang dipimpinnya.

Dalam penyamarannya, Ratu Dewa menyambangi sejumlah minimarket seperti Indomaret dan Alfamart di berbagai titik di Palembang.

Saat itulah, ia menemukan langsung keberadaan juru parkir (jukir) ilegal yang tetap menarik biaya parkir dari pelanggan.

Meskipun area tersebut sebenarnya ditetapkan sebagai zona bebas parkir.

Tak hanya berperan sebagai ojol, Ratu Dewa juga sempat menyamar sebagai pengemudi taksol untuk melihat secara langsung kondisi lapangan.

"Kita tinjau beberapa titik parkir di Palembang, karena banyak jukir liar dan ingin memastikan nian," kata Ratu Dewa, dikutip dari Tribun Sumsel, Senin (2/6/2025).

"Karena banyak pengaduan, baik DM yang dikatakan gratis parkir, tetapi kenyataannya masih bayar, dan kita pastikan nian biar ada bukti nyatanya," imbuh dia. 

Pemerintah Kota Palembang sebelumnya telah bekerja sama dengan pihak minimarket untuk membebaskan pembeli dari biaya parkir.

Bahkan Dinas Perhubungan (Dishub) Palembang telah mengimbau masyarakat agar tidak memberi uang parkir kepada jukir liar di depan toko.

Sebagai bentuk keseriusan, papan pengumuman 'parkir gratis' telah dipasang di setiap minimarket.

Meski demikian, oknum jukir liar tetap memanfaatkan situasi.

Terutama ketika kondisi toko sedang ramai.

Baca juga: Di Tengah Kemewahan Tempat Wisata, Hasno Jualan Bakso Rp5000 Semangkok: Saya Bisa Beli Rumah

Lantas, siapa Ratu Dewa?

Ratu Dewa adalah sosok yang tidak asing di kalangan warga Palembang.

Ia menjabat sebagai Wali Kota Palembang untuk periode 2025–2030 setelah memenangkan Pilkada 2024.

Karier birokratnya dimulai jauh sebelum ia terjun ke dunia politik.

Ia pernah menjabat sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Palembang.

Ia juga dipercaya sebagai Penjabat (Pj) Wali Kota Palembang menggantikan Harnojoyo yang masa jabatannya berakhir pada 18 September 2023.

Setelah masa tugasnya sebagai Pj berakhir, ia kembali ke jabatan Sekda, hingga akhirnya mengajukan pensiun dini pada 1 Agustus 2024 untuk maju dalam Pilkada.

Ucok Abdul Rauf kemudian dilantik sebagai Pj Wali Kota menggantikan dirinya.

Aksi Wali Kota Palembang, Ratu Dewa, viral di media sosial setelah menyamar menjadi ojek online untuk memantau parkir liar.
Aksi Wali Kota Palembang, Ratu Dewa, viral di media sosial setelah menyamar menjadi ojek online untuk memantau parkir liar. (Instagram/ratudewa)

Ratu Dewa lahir di Muarakuang, Ogan Komering Ilir, pada 7 Juli 1969.

Latar belakangnya yang berasal dari desa sempat membuat orang meragukannya, namun ia justru menjadikan pengalaman tersebut sebagai penyemangat.

"Anak desa yang sering dipandang sebelah mata, tidak pantas memimpin apalagi sekelas kota besar."

"Alhamdulillah, semua itu menjadi motivasi untuk bekerja lebih giat dan semangat," tulisnya dalam akun Ratu Dewa Portrait.

Ia juga menyampaikan pesan inspiratif agar siapa pun tidak minder dengan latar belakangnya.

"Jangan khawatirkan latar belakang, ekonomi keluarga, pendidikan, dll. Selama kita tulus, ikhlas, dan bersemangat melakukan hal baik dan positif, insyaallah, Allah SWT yang paling tahu mana yang terbaik untuk setiap hamba-Nya," tambahnya.

Baca juga: Tangis Keluarga Korban Longsor Gunung Kuda Dapat Bantuan Rp50 Juta, Dedi Mulyadi Seka Air Mata

Di Surabaya, Jawa Timur, jukir liar juga beroperasi di setiap minimarket dan ditertibkan.

Wakil Ketua DPRD Surabaya, Laila Mufidah, mendukung upaya berkelanjutan giat tersebut.

Pasalnya, jukir liar ini meresahkan dan membuat pengunjung tak nyaman.

Meski sudah tertera parkir gratis, jukir selalu menghampiri kendaraan pengunjung.

Ada yang berdalih seikhlasnya, jukir berompi ini seakan terus mencari cara agar bisa mendapatkan uang parkir.

"Harus kita dukung bersama untuk membuat nyaman Surabaya. Terus tertibkan."

"Tidak hanya minimarket tengah kota, tapi juga di wilayah kecamatan hingga kampung Surabaya," ucap Laila Mufidah, Minggu (1/6/2025).

Dishub besama petugas gabungan dari Garnisun, Polrestabes, dan Satpol PP terus bergerak menertibkan jukir liar meresahkan di minimarket-minimarket.

Terakhir, 11 jukir liar di minimarket diamankan.

Dalam waktu ke depan pembersihan jukir liar minimarket yang meresahkan tersebut akan terus dilakukan.

PENERTIBAN JUKIR - Petugas gabungan saat mengamankan jukir di minimarket-minimarket yang meresahkan di sejumlah titik di Surabaya beberapa hari lalu.
Petugas gabungan saat mengamankan jukir di minimarket-minimarket yang meresahkan di sejumlah titik di Surabaya, beberapa hari lalu. (Dok Dishub Surabaya)

Keberadaan jukir di minimarket tersebut selain meresahkan, juga bisa mencoreng institusi kelembagaan terkait.

Muncul persepsi pihak terkait membiarkan karena ada setoran.

"Tafsir itu tak bisa dihindarkan. Tapi kami yakin dengan Dishub. Faktanya tidak demikian. Buktinya jukir itu dihabisi," kata Laila.

Meski demikian, Laila juga mendesak untuk memikirkan keamanan kendaraan warga Surabaya setelah tak ada jukir.

Padahal kendaraan pengunjung di minimarket juga rentan jadi sasaran kejahatan.

Solusinya adalah, harus tetap ada petugas penjaga kendaraan di minimarket.

"Yang paling masuk akal adalah menyerahkan jukir itu pada pengelola minimarket. Pemilik Indomaret dan Alfamart itu wajib mempekerjakan jukir, tapi parkir gratis," kata Laila.

Setiap minimarket harus mempekerjakan jukir internal, namun tidak dibayar pengunjung.

Hal itu akan efektif jika sistem perizinan Indomaret dan Alfamart mensyaratkan jukir internal.

Izin usaha dikeluarkan jika menyertakan jukir internal dan jika melanggar akan dicabut izin operasional usaha.

"Ada salah satu toko modern Superindo itu bisa menjadi contoh. Ada petugas parkir internal berseragam dan gratis. Minimarket yang lain mestinya bisa," kata politisi perempuan PKB ini.

Kepala Dinas Perhubungan Surabaya, Tundjung Iswandaru, sebelumnya juga mengakui bahwa perlu kerja keras untuk mensterilkan jukir liar minimarket

"Semua harus sama-sama membuat Surabaya nyaman. Masyarakat harus berani menolak ditarik bayar jika memang gratis."

"Tapi operasi sikat jukir itu akan terus kami lakukan hingga level kecamatan," kata Tundjung.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved