Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Pensiunan Guru Buka Kursus Bahasa Jepang, Ikhlas Meski Dibayar Rp5 Ribu: Saya Tidak Cari Viral

Ia mengaku ikhlas mengajar Bahasa Jepang dengan bayaran berapapun, asal para muridnya serius.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Dok pribadi
KURSUS BAHASA JEPANG - Inilah sosok Rudy Dermawan (64), pensiunan guru bahasa Jepang asal Bandung yang membuka kursus dengan harga seikhlasnya. 

TRIBUNJATIM.COM - Pensiunan guru Bahasa Jepang asal Bandung bernama Rudy Dermawan (64) membuka kursus dengan harga seikhlasnya.

Rudy membuka kursus online dengan sistem pembayaran seikhlasnya.

Bahkan, ada yang membayar Rp5.000 saja untuk jasanya.

Rudy mengajar dari rumahnya di Bekasi, tempat ia menetap setelah pensiun.

Ia pun mengaku ikhlas mengajar Bahasa Jepang dengan bayaran berapapun, asalkan para muridnya serius.

"Saya ikhlas terima. Ada yang bayar Rp5.000, ada yang Rp100.000, bahkan pernah sampai Rp1,5 juta," kata Rudy.

"Tapi saya enggak menuntut. Yang penting mereka serius belajar," imbuhnya, Senin (9/6/2025), dikutip dari Kompas.com.

Kursus yang dijalankan itu pun menjadi sorotan netizen.

Tepatnya setelah unggahan Rudy dibagikan ulang oleh akun Threds @otaku_anime_indonesia.

Dalam tangkapan layar yang viral, Rudy menawarkan kelas bahasa Jepang tingkat dasar hingga percakapan.

Ia menggunakan buku Minna no Nihongo dan tak menentukan biaya tetap untuk kursusnya.

"Biaya kursus seikhlasnya setiap bulan sebelum mulai belajar. Transfer ke rekening saya di Bank DKI. Untuk biaya hidup saya, maklum pensiunan," tulis Rudy dalam unggahan tersebut.

Rudy adalah mantan guru Bahasa Jepang di SMAN 81 Jakarta.

Ia telah mengajar selama 30 tahun sebagai PNS, termasuk 17 tahun di Jakarta dan sebelumnya di Batam.

Baca juga: Warga Panik Ibu Hamil yang Ditandu Tiba-tiba Melahirkan di Tengah Jalan, Jalanan Rusak Parah

Kursus ini awalnya ia mulai pada masa pandemi 2020 untuk mengisi waktu dengan mengajar empat tetangga secara daring.

Setelah pensiun pada 2021 dan belum menerima gaji pensiun, ia menawarkan kursus secara terbuka melalui Facebook.

Kini, Rudy mengajar sekitar 150 peserta aktif dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan dari luar negeri.

Peserta kursusnya pun sangat beragam, mulai dari anak SD hingga mahasiswa S2 dan pekerja. 

"Peserta kursus beragam, dari anak SD hingga yang sudah S2. Ada juga yang berasal dari Sumatrea, Kalimantan, hingga warga Indonesia yang tinggal di Jepang," ujar Rudy. 

Jadwal kursus berlangsung hampir setiap hari dengan waktu yang fleksibel.

Pembelajaran dilakukan secara daring melalui Zoom, menggunakan presentasi PowerPoint. 

Meskipun tidak memberikan sertifikat resmi, Rudy tetap membantu peserta yang membutuhkan surat keterangan untuk keperluan beasiswa atau pendidikan di Jepang. 

"Saya ingin membantu orang-orang yang ingin belajar bahasa Jepang tanpa dibatasi biaya."

"Saya tidak cari viral, saya hanya ingin bermanfaat," tutup Rudy.

Baca juga: Berangkat Jam 3 Pagi Demi Salat Idul Adha di Desa Terpencil, Bupati Kecewa Tak Ada Pejabat Hadir

Kisah inspiratif lainnya datang dari Ibu Selly, perempuan asal Pulau Saparua, Maluku, yang mengaku jadi pendidik anak-anak adalah panggilan hati. 

Meski di tengah keterbatasan fasilitas dan tantangan ekonomi, semangat Ibu Selly untuk mempertahankan sekolah kecilnya, tak pernah padam.

Ia membuka sekolah TK Sintiche secara gratis dan mengajar anak-anak dari keluarga yang kurang mampu.

Ibu Selly bukan hanya mengajar, tapi juga berjuang sendiri membiayai operasional sekolah. 

Di tengah keterbatasan dana dan minimnya dukungan, ia memutuskan untuk memulai warung kecil.

Hal itu dilakukan demi bisa tetap membayar kebutuhan operasional sekolah, membeli perlengkapan belajar, hingga membayar upah pengajar.

"Ada masa di mana saya hampir menyerah. Tapi saya pikir, kalau saya berhenti, anak-anak ini mau sekolah di mana?" tutur Ibu Selly, seperti dikutip dalam keterangan resmi PNM, Rabu (4/5/2025), seperti dilansir dari Wartakota, Kamis.

Ibu Selly, perempuan asal Pulau Saparua, Maluku, menjadi pendidik anak-anak membuka sekolah TK Sintiche secara gratis dan mengajar anak-anak dari keluarga yang kurang mampu. Berkat mengikuti program PNM Mekaar, ibu Selly akses modal dan pelatihan usaha, sehingga usahanya berkembang dan mampu menopang biaya operasional sekolah.
Ibu Selly, perempuan asal Pulau Saparua, Maluku, menjadi pendidik anak-anak membuka sekolah TK Sintiche secara gratis dan mengajar anak-anak dari keluarga yang kurang mampu. Berkat mengikuti program PNM Mekaar, ibu Selly akses modal dan pelatihan usaha, sehingga usahanya berkembang dan mampu menopang biaya operasional sekolah. (Wartakota)

Berkenalan dengan PNM menjadi titik balik keberlanjutan hidup dan sekolahnya.

Pada tahun 2022, PNM hadir di Pulau Saparua sebagai satu-satunya pembiayaan yang dapat dijangkau oleh ibu-ibu prasejahtera.

Melalui program Mekaar, Ibu Selly mendapatkan akses modal dan pelatihan usaha.

Ia mulai berjualan makanan dan kebutuhan rumah tangga, pelan-pelan mengumpulkan penghasilan tambahan untuk menopang biaya sekolah.

Kini, usaha Ibu Selly terus berkembang.

Ia bukan hanya bisa mempertahankan sekolahnya, tapi juga menampung anak-anak nasabah PNM Mekaar lainnya untuk bersekolah.

Semangat Ibu Selly menular, dari satu pulau kecil ke hati banyak orang.

Baca juga: Wali Kota Geram Tunggu Berjam-jam Tak Datang, Ternyata Sang Lurah Buat Absen Fiktif & Jarang Ngantor

Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi mengapresiasi perjuangan ibu-ibu nasabah PNM Mekaar yang peduli dengan sekitar.

Arief percaya setiap langkah kecil para ibu dapat menjadi lompatan besar bagi keluarga, lingkungan dan masa depan.

"Terima kasih telah menjadi inspirasi, perjuangan ibu adalah semangat bagi kami."

"PNM akan terus berupaya hadir, menemani, mendampingi dan membuka akses pembiayaan dan pemberdayaan bagi perempuan tangguh yang selama ini sulit mendapat kesempatan," ujar Arief.

Kisah Ibu Selly adalah satu dari banyak cerita di balik program PNM yang menguatkan perempuan-perempuan Indonesia untuk terus maju.

Bahwa di balik peran seorang guru di pulau terpencil, ada kekuatan besar yang bisa mengubah masa depan anak-anak.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved