Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Pedagang Pakaian di Pasar Keluhkan Sepi Pembeli, Sehari Dapat Rp20 Ribu: Apa-apa Sekarang Online

Sudah tiga hari terakhir, tak sehelai benang pun terjual dari lapaknya, ia hanya menatap nanar di depan kios.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TribunBanyumas.com/Permata Putra Sejati
TERGEMPUR BELANJA ONLINE - Priyo (52) duduk lesu di depan lapak dagangannya, Sabtu (7/6/2025). Pedagang pakaian di Pasar Wage Purwokerto mengeluhkan sepinya pembeli karena kalah saing dengan perdagangan online. 

Kisah kontras antara Priyo dan Rina menjadi potret nyata di era digital.

Mayoritas pedagang pakaian di Pasar Wage Purwokerto juga merupakan pedagang yang sudah berumur.

Mereka mengaku gagap teknologi dan kesulitan jika harus berjualan di pasar online.

Oleh karena itu, adaptasi bukanlah lagi sebuah pilihan, melainkan kunci untuk bertahan dan bahkan berkembang, tak peduli berapa pun usianya.

Pedagang pakaian Pasar Wage Purwokerto, Kabupaten Banyumas, menunggu pembeli, Rabu (4/6/2025). Pedagang pakaian di Pasar Wage Purwokerto mengeluhkan sepinya pembeli karena kalah saing dengan perdagangan online.
Pedagang pakaian Pasar Wage Purwokerto, Kabupaten Banyumas, menunggu pembeli, Rabu (4/6/2025). Pedagang pakaian di Pasar Wage Purwokerto mengeluhkan sepinya pembeli karena kalah saing dengan perdagangan online. (TribunBanyumas.com/Permata Putra Sejati)

Sepinya penjualan pedagang pakaian tak hanya dirasakan pedagang di Pasar Wage Purwokerto.

Keluhan senada juga disampaikan pedagang pakaian di Pasar Manis Purwokerto.

Kondisi pasar yang sepi bahkan membuat pedagang pindah ke lorong pasar yang justru membuat masalah baru bagi pedagang di dalam pasar.

Diberitakan, penataan Pasar Manis Purwokerto menjadi pasar berkonsep modern, nyatanya tak menjamin pedagang pakaian lebih sejahtera.

Ditempatkan di lantai dua pasar, mereka justru merasakan penjualan kian sepi.

Selain lokasi yang dinilai kurang strategis, para pedagang harus bersaing dengan pasar online yang kini lebih ramai pembeli.

Digitalisasi memang menjadi tantangan besar bagi pedagang pasar tradisional, terutama pedagang sepuh.

Satu di antaranya, pedagang pakaian Pasar Manis Purwokerto, Pangkun (61), yang sudah berjualan sejak tahun 1998. 

Ia menyaksikan langsung perubahan wajah Pasar Manis Purwokerto dari pasar tradisional hingga menjadi gedung berlantai dua seperti sekarang. 

Namun, wajah modern tidak serta merta membawa keuntungan.

"Bahkan ya, Mas, di hari yang biasanya ramai (pembeli) seperti Jumat, Sabtu, dan Minggu, sekarang malah sepi." 

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved