Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sosok Mantan Petugas Call Center Bank Kini Jadi Wakil Menteri BUMN, Akui Dulunya Tak Tamat S1 Unand

Siapa sangka mantan petugas call center bank kini menjadi wakil menteri. Ia juga mengakui dulunya pernah kuliah namun tidak tamat.

Dok. KOMPAS.com
WAMEN BUMN - Wakil Menteri BUMN, Dony Oskaria. Dony mengatakan dirinya pernah mengenyam pendidikan S1 di Unand namun tidak tamat. Sebelum menjadi wakil menteri, awal karier dulunya petugas call center bank, Sabtu (14/6/2025). 

TRIBUNJATIM.COM - Siapa sangka mantan petugas call center bank kini menjadi wakil menteri.

Ia juga mengakui dulunya pernah kuliah namun tidak menyelesaikan pendidikan.

Alasannya, pelajaran yang dipelajari sudah ia kuasai.

Lantas siapa sosok tersebut?

Ia adalah Dony Oskaria.

Dony Oskaria diketahui adalah Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Baca juga: Sosok Masro Bantu Atur Jalan Pakai Seragam Polisi, Uang 6.000 Disita Dedi Mulyadi, Kembali Rp3 Juta

Dony mengenang masa-masa dulu sebelum menjadi wamen.

Tak ada yang tahu, Dony lahir di Tanjung Alam, Tanah Datar.

Ia baru masuk Sekolah Dasar pada usia delapan tahun.

"Saya lahir di Tanjung Alam. Masuk SD saat berusia 8 tahun karena tangan saya bisa mencapai telinga saat berumur 8 tahun itu,” kata Dony sambil berkelakar saat membagikan kisah perjuangannya di hadapan ribuan mahasiswa Universitas Andalas (Unand), Sumatera Barat, dilansir dari Kompas.com, Sabtu (14/6/2025).

Dony baru pindah ke Padang saat duduk di bangku kelas 6 SD karena ikut sang kakek.

Kemudian saat bersekolah di SMP 7 Padang, ia pindah ke SMP 75 Kebon Jeruk, Jakarta, dan SMA 78 Jakarta.

Dony Oskaria.
Dony Oskaria. (bumn.go.id)

Tak Lulus dari Unand

Setelah lulus SMA, Dony memang kembali ke Sumatera Barat untuk menempuh pendidikan tinggi di Universitas Andalas pada 1989.

Saat itu ia memilih jurusan Akuntansi.

Tidak ada yang tahu juga kalau ia ternyata memilih tidak menamatkan jenjang S1.

“Saya kuliah di Akuntansi Unand. Hanya setahun. Saat kuliah, apa yang dipelajari sudah saya pelajari. Saya lihat pelajaran berikutnya ternyata juga sudah saya kuasai,” ujarnya.

Ia kemudian memilih melanjutkan kuliah di jurusan Hubungan Internasional Universitas Padjajaran dan menamatkannya.

Setelah itu, ia mengambil gelar MBA di Asian Institute of Management, Filipina.

Meski tak menamatkan pendidikan di Unand, Dony mengaku tetap merasa memiliki ikatan kuat dengan kampus tersebut.

“Kendati hanya satu tahun, saya merasa Unand adalah almamater saya yang paling dekat di hati,” katanya.

Baca juga: Sosok Rofidah Anak Sopir Pengangkut Jerami Lolos UGM, Cita-citanya Kerja di Kementerian Pertanian

Awal Karier Jadi Petugas Call Center

Perjalanan karier Dony dimulai dari bawah sebagai petugas call center di Bank Universal.

Kariernya terus menanjak hingga menjabat kepala divisi. 

Tahun 2004, ia bergabung dengan Bank Mega dan meniti karier hingga dipercaya menjadi CEO di sejumlah perusahaan di bawah CT Corp.

Ia juga pernah menjadi Komisaris Garuda Indonesia, Komisaris Citilink, Wakil Direktur Utama Garuda Indonesia, hingga menjadi anggota Komite Ekonomi dan Industri Nasional yang dibentuk Presiden Joko Widodo.

Menurut Dony, capaian tersebut tak lepas dari kerja keras dan kemauan kuat yang ia tanamkan sejak muda.

“Adik-adik mahasiswa harus semangat. Harus punya kemauan kuat dan kerja keras. Banyak alumni Unand yang bisa jadi menteri, wakil menteri, direktur BUMN, komisaris, dan sebagainya. Semuanya tergantung dari adik-adik semua,” pesan Dony.

Baca juga: Sosok Casmari Tak Ambil Gaji Sebagai Kades Karangsari, Kini Viral Nyawer di Diskotek: Uang Sendiri

Kisah pengusaha tak pernah flexing

Inilah kisah pengusaha skincare yang sukses di Indonesia.

Meski hartanya mencapai triliunan rupiah, ia tak pernah flexing atau pamer harta yang kerap ditemui di kalangan selebgram atau pejabat bak orang kaya baru.

Sosok pengusaha ini diperkirakan memiliki harta mencapai Rp24 triliun.

Hebatnya, ia rutin menyumbang di kampus almamaternya sebesar Rp52 miliar tiap tahun.

Ia adalah Nurhayati Subakat.

Nurhayati Subakat kerap dipuji sebagai pengusaha sukses yang bersahaja meski memiliki harta miliaran rupiah.

Ia adalah Founder dan Komisaris Utama dari PT Paragon Technology and Innovation, perusahaan yang mengeluarkan kosmetik halal bermerek Wardah, termasuk juga merek Make Over, Kahf, dan OMG.

Nurhayati Subakat pernah masuk dalam 100 tokoh wanita paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia.

Berawal dari latar belakang sebagai apoteker, Nurhayati memulai langkahnya sebagai pengusaha dengan penuh tekad dan idealisme.

Dengan dedikasi tinggi dan pemahaman mendalam tentang kebutuhan pasar lokal, ia mendirikan Wardah pada 1995, merek kosmetik halal pertama di Indonesia.

Kini, di bawah payung ParagonCorp, perusahaan ini telah berkembang pesat dan mempekerjakan lebih dari 10.000 karyawan di seluruh Indonesia.

Kesuksesan ParagonCorp bukan hanya tercermin dari popularitas produknya, tetapi juga dari pencapaian finansial luar biasa.

Kekayaan Nurhayati Subakat kini diperkirakan mencapai Rp24 triliun, menjadikannya salah satu wanita terkaya di Indonesia dan ikon wirausaha perempuan di Asia, dikutip dari Tribun Solo pada Kamis (12/6/2025).

Di balik kekayaannya, Nurhayati dikenal sebagai sosok dermawan sejati.

Setiap tahun, ia rutin menyumbangkan sekitar Rp52 miliar untuk Institut Teknologi Bandung (ITB), almamaternya.

Dana tersebut digunakan untuk pengembangan riset, pemberian beasiswa, dan pembangunan infrastruktur kampus.

Komitmen jangka panjang ini menunjukkan kepeduliannya terhadap pendidikan dan masa depan generasi muda Indonesia.

Tak hanya itu, Nurhayati juga memiliki program sosial internal di perusahaannya.

Salah satu inisiatif yang sangat diapresiasi adalah kebiasaannya memberangkatkan umrah para karyawan yang telah lama mengabdi.

Pada 2018, majalah Forbes menobatkannya sebagai salah satu dari 25 Pebisnis Wanita Paling Berpengaruh di Asia.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved