Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Mendadak Pagar Digembok, Sekolah Swasta Mewah Digeruduk Puluhan Orang Tua, Pendaftaran Rp23 Juta

Sekolah tersebut diduga tidak memiliki izin dari Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi untuk menggelar sistem pembelajaran.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Warta Kota/Rendy Rutama Putra
SEKOLAH SWASTA BODONG - Sejumlah orang tua murid saat berkumpul mencari solusi keluhan terhadap sebuah sekolah swasta di Jalan Baru Perjuangan RT 04/RW 11 Marga Mulya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, pada Sabtu (14/6/2025). Ortu siswa kecewa karena sekolah berhenti operasi tiba-tiba tanpa ada pemberitahuan, Senin (16/6/2025). 

"Udah (bayar), itu udah termasuk ke biaya Activity Fee, paket, nilainya Rp5,5 juta buat kelas Nursery," ucapnya.

Nurhaliza berharap pihak pengelola sekolah dapat bertanggung jawab dengan mengembalikan uang orang tua siswa.

"Sebaiknya bertanggung jawab pihak sekolah dan kembalikan uang yang  sudah terlanjur bayar, saya juga masih ada uang pangkal di sekolah ini udah kebayar Rp7,3 juta," harapnya.

Baca juga: Gelar Pernikahan Meriah sampai Viral, Anggota Dewan Ternyata Nikah Lagi Tanpa Seizin Istri Sah

Sementara orang tua murid lainnya, Benny Sugeng Waluyo (42), yang mensekolahkan anaknya yang merupakan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), mengeluhkan hal serupa.

Mulanya, Sugeng mengatakan sempat mendapat informasi kalau sekolah ini memiliki pembelajaran inklusi yang ada psikolognya.

Sehingga terdapat waktu belajar tambahan untuk terapi klinik, dan itulah yang menjadi alasan dirinya mau memasukkan anaknya ke sekolah ini.

"Tapi selama anak kami sekolah di sini, realisasi itu tidak ada," kata Sugeng, Minggu (15/6/2025).

Sugeng menjelaskan keluhan lainnya perihal di awal, pihak sekolah akan memberikan pendamping di kelas untuk anaknya belajar.

Tapi kenyataan, menurutnya, janji tersebut tidak terealisasi juga.

Padalah ia mengaku sudah membayar setiap per tiga bulan untuk tambahan pendamping dengan biaya Rp1 juta.

"Bilangnya setiap anak saya belajar di sini, nantinya ada pendamping di kelas, tapi waktu kami cek saat belajar mengajar tidak ada yang mendampingi."

"Karena di sekolah ini setiap kelas yang harusnya ada dua orang (guru dan pendamping), tapi kenyataannya cuma ada satu guru dan tidak ada pendamping," jelasnya.

Berdasarkan hal itu, Sugeng mengaku kecewa karena segala upaya terbaik untuk pendidikan anak diberikan tapi hasilnya sia-sia.

Para orang tua murid melaporkan kejadian ini ke Mapolres Metro Bekasi Kota setelah sebelumnya sempat membuat somasi kepada pihak sekolah. namun tidak ada jawaban.

"Kecewa sangat, masalahnya anak berkebutuhan khusus ini kan berbeda, kami sebagai orang tua kan harus ekstra."

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved