Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Mendadak Pagar Digembok, Sekolah Swasta Mewah Digeruduk Puluhan Orang Tua, Pendaftaran Rp23 Juta

Sekolah tersebut diduga tidak memiliki izin dari Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi untuk menggelar sistem pembelajaran.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Warta Kota/Rendy Rutama Putra
SEKOLAH SWASTA BODONG - Sejumlah orang tua murid saat berkumpul mencari solusi keluhan terhadap sebuah sekolah swasta di Jalan Baru Perjuangan RT 04/RW 11 Marga Mulya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, pada Sabtu (14/6/2025). Ortu siswa kecewa karena sekolah berhenti operasi tiba-tiba tanpa ada pemberitahuan, Senin (16/6/2025). 

"Tapi ternyata ekstra yang kami berikan itu tidak sesuai dengan kenyataan dan itu membuat kami kecewa."

"Sekarang  kami melaporkan pihak sekolah ke polisi," tutupnya.

Sejumlah orang tua murid saat berkumpul mencari solusi keluhan terhadap sebuah sekolah swasta di Jalan Baru Perjuangan RT 04/RW 11 Marga Mulya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi , pada Sabtu (14/6/2025).
Sejumlah orang tua murid saat berkumpul mencari solusi keluhan terhadap sebuah sekolah swasta di Jalan Baru Perjuangan RT 04/RW 11 Marga Mulya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi , pada Sabtu (14/6/2025). (Warta Kota/Rendy Rutama Putra)

Diberitakan sebelumnya, puluhan orang tua murid keluhkan adanya dugaan penipuan yang dilakukan pengelola sebuah sekolah swasta.

Salah satu orang tua murid, Silvia Legina (30) mengatakan, dugaan penipuan menguat usai dijadwalkan para orang tua murid berkumpul untuk mencari solusi dengan bertemu pihak sekolah pada Minggu.

Hanya saja, setelah ebih kurang menunggu enam jam, pihak orang tua justru mengaku tidak kunjung mendapat kepastian dan kejelasan.

"Jadwalnya itu pertemuan orang tua murid atas keputusan rapat pihak sekolah dan yayasan dan lawyer, tapi tidak ada titik temu sampai malam ini dari 14.30 WIB," kata Silvia, Minggu.

Silvia memaparkan sejumlah keluhan ortu siswa terhadap sistem di sekolah yang belum ada 10 tahun beroperasi tersebut.

Di antaranya mengenai sistem pembelajaran yang ketika mendaftar dijanjikan oleh pihak sekolah perihal kurikulum Cambridge.

Namun, berdasarkan pengakuan Silvia, selama anaknya mengenyam pendidikan di sekolah itu tidak pernah mendapatkan penerapan pembelajaran kurikulum yang dimaksud.

"Kami dijanjikan dari pihak sekolah kurikulum Cambridge, tapi ternyata bukan berbasis Cambridge."

"Dan alasannya kalau ini hanya berbasis Cambridge bukan kurikulum Cambridge, jadi Cambridge itu tidak kami dapatkan atau tidak sesuai dengan materinya," paparan pertamanya.

Silvia melanjutkan, dirinya sebagai orang tua ingin anaknya dilatih untuk lihai berbahasa Inggris dan memahami ilmu agama.

Sekolah pun sempat menjanjikan metode pembelajaran tersebut.

Namun, kenyataannya, menurutnya metode ini justru tidak juga diterapkan.

"Kami harapan sebagai orang tua penginnya anak kami ini agamanya bisa, terus bahasa Inggrisnya juga bisa."

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved