Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Adakan Pelatihan, IESR Dorong Jurnalis di Jatim Angkat Isu Dekarbonisasi secara Berimbang

Institute for Essential Services Reform (IESR) mendorong para jurnalis untuk memperluas perspektif pemberitaan seputar dekarbonisasi industri.

Penulis: Fikri Firmansyah | Editor: Sudarma Adi
ISTIMEWA
PELATIHAN JURNALIS - Sejumlah jurnalis dari berbagai media di Jatim tampak sesi diskusi dalam Pelatihan Jurnalis Daerah Jawa Timur bertajuk Membangun Kapasitas Jurnalisme Dekarbonisasi Industri yang Aktif dan Akurat yang digelar oleh Institute for Essential Services Reform (IESR) di Hotel Alana Surabaya selama dua hari, Selasa (17/6/25) dan Rabu (18/6/25). Kegiatan ini mendorong jurnalis menghadirkan pemberitaan yang berimbang dan berbasis data terkait isu dekarbonisasi. 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Fikri Firmansyah

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYAInstitute for Essential Services Reform (IESR) mendorong para jurnalis untuk memperluas perspektif pemberitaan seputar dekarbonisasi industri.

Lewat Pelatihan Jurnalis Daerah Provinsi Jawa Timur : Membangun kapasitas jurnalisme dekarbonisasi industri yang aktif dan akurat, yang diselenggarakan selama dua hari sejak Selasa (16/6/25) hingga Rabu (17/6/25), bertempat di Hotel Alana Surabaya, IESR menekankan pentingnya liputan yang akurat, seimbang, dan berbasis data, agar publik serta pelaku industri dapat memperoleh informasi yang relevan dan membangun.

"Selama ini isu dekarbonisasi cenderung diliput dari sisi konflik atau pencemaran lingkungan. Padahal banyak inisiatif positif dari industri maupun pemerintah daerah yang layak diangkat," ujar Koordinator Pelibatan Pemangku Kepentingan Dekarbonisasi Industri dari IESR Rahmat JES saat diwawancarai Tribun Jatim Network, di hari kedua pelatihan Jurnalistik, Selasa (18/6/25) di Hotel Alana Surabaya.

Baca juga: Liga Jurnalis Main Remi, Ajang Unik Diikuti Wartawan Malang Raya, Dapat Apresiasi Wali Kota

Pelatihan ini bertujuan meningkatkan kapasitas jurnalis dalam memahami konteks dan tantangan dekarbonisasi di sektor industri. IESR berharap para jurnalis dapat menciptakan pemberitaan yang tidak hanya menggambarkan masalah, tetapi juga menghadirkan solusi dan praktik-praktik baik.

Lebih lanjut, IESR mengungkapkan bahwa saat ini mayoritas pelaku industri membiayai proses transisi energi secara mandiri. "Dukungan pemerintah, khususnya dari kementerian, masih sangat minim, terutama dalam hal fasilitasi teknologi. Sebagian besar hanya bersifat pendampingan," ujar Rahmat lagi.

Dalam beberapa kasus, dorongan transisi justru berasal dari pasar dan investor. Sebagai contoh, bahwa ada, perusahaan publik seperti industri keramik, yaitu Arwana yang sudah melantai di bursa (Tbk) terdorong melakukan transisi karena tekanan dari pemegang saham.

Selain itu, sebagian pelaku industri mulai bergerak karena tersedianya teknologi tepat guna yang dinilai lebih efisien secara ekonomi.

IESR juga menyoroti tantangan pembiayaan. Meskipun sektor perbankan telah menyediakan skema pembiayaan hijau, portofolio proyek industri yang mengakses dana tersebut masih terbatas. “Bank punya kapasitas, tapi karena belum banyak industri yang mengajukan proyek hijau, mereka belum berani masuk lebih dalam,” ungkapnya.

Melalui pelatihan ini, IESR berharap arus informasi terkait dekarbonisasi dapat diperluas dan diperdalam oleh media, terutama dalam hal analisis kebijakan, penggunaan data, serta narasi yang mengedepankan keberimbangan.

"Jurnalis berperan penting dalam membentuk persepsi publik dan mendorong kolaborasi lintas sektor untuk mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon," pungkasnya.

Baca juga: Bahas Pengaruh Sosmed pada Opini Publik, Jurnalis dan Pegiat Medsos di Jombang Diskusi Bersama

Selama dua hari pelatihan, IESR turut menghadirkan 3 narasunber yang berkaitan dengan topik yakni Retno Sulistyowati selaku Editor Tempo dan Setyo Wahyu Handoni selaku Plant Manager & Operation Development Manager, PT. Sinar Karya Duta Abadi (ARWANA). Sedangkan dari sisi pemerintah diwakili oleh Pembina Industri Ahli Muda Bidang Pemberdayaan Industri
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur, Ira Yuni Pantiwardhani.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved