Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Pantas Mbah Setu Dijuluki 'Daim' Sebelum Wafat saat Lantunkan Adzan Dini Hari, Warga Kehilangan

Pantas saja Mbah Setu dijuluki sebagai 'Daim' tepat sebelum wafat dini hari ketika sedang melantunkan adzan, kini warga sangat kehilangan.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
Tribun Solo / Anang Maruf
MBAH SETU MENINGGAL - Kolase Masjid Mujahidin Manang, Desa Sanggrahan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo (kanan) dan ilustrasi pria lantunkan adzan (kiri) untuk berita Mbah Setu meninggal dunia saat tengah mengumandangkan adzan. 

TRIBUNJATIM.COM - 'Daim' atau dalam bahasa Arab berarti konsisten dan terus menerus begitu pantas disematkan untuk Mbah Setu, muadzin Masjid Mujahidin Manang yang meninggal dunia ketika lantunkan adzan.

Video Mbah Setu ketika terjatuh dan meninggal dunia itu viral dibicarakan di media sosial.

Tak sedikit netizen yang merasa ikut kehilangan karena perilaku Mbah Setu sebelum meninggal dunia.

Videonya viral bagaimana sebenarnya sosok hingga kebiasaan Mbah Setu sampai warga menjulukinya sebagai 'Daim'?

Setu Rusdyanto (69), muadzin Masjid Mujahidin Manang, Desa Sanggrahan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, meninggalkan duka mendalam bagi takmir masjid.

Pasalnya, Ia dikenal sebagai sosok yang istiqomah dalam beribadah dan spesialis adzan malam.

Setu wafat saat mengumandangkan adzan dini hari pada Selasa (17/6/2025) sekitar pukul 02.56 WIB.

Ketua Tamir Masjid Mujahidin, Rusdi Sholeh (63), menyebut Setu adalah pribadi yang sangat peduli dengan kegiatan masjid. 

Selama bertahun-tahun, Setu menjadi satu-satunya yang secara rutin datang ke masjid setiap dini hari untuk mengumandangkan adzan malam.

"Pak Setu itu dikenal sangat rajin ibadah. Beliau selalu hadir salat lima waktu di masjid, dan khususnya adzan malam, hampir tidak pernah absen. Istiqomahnya luar biasa," kata Rusdi saat ditemui TribunSolo.com, Rabu (18/6/2025), seperti dikutip TribunJatim.com, Kamis (19/6/2025).

Baca juga: Dua Doktor UIN Syekh Wasil Kediri Resmi Jadi Guru Besar, Angkat Isu Budaya Lokal hingga Kemaslahatan

Rusdi memberikan julukan "Daim" kepada Setu, yang dalam bahasa Arab berarti orang yang terus-menerus atau konsisten.

Julukan itu diberikan sebagai bentuk doa agar Setu selalu istiqomah dalam memakmurkan masjid, terutama dalam menjalankan tugas adzan malam yang cukup berat karena harus bangun di tengah malam.

“Panggilan Daim itu saya yang kasih. Biar jadi motivasi buat beliau, karena bangun tengah malam untuk adzan bukan perkara mudah. Tapi beliau jalani dengan ikhlas setiap hari,” ucap Rusdi.

Sebelum peristiwa yang menghebohkan itu terjadi, Setu datang ke masjid seperti biasa sekitar pukul 02.30 WIB untuk bersih-bersih sebelum mengumandangkan adzan. 

MBAH SETU MENINGGAL - Kolase Masjid Mujahidin Manang, Desa Sanggrahan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo (kiri) dan rekaman CCTV (kanan) muadzin meninggal saat kumandangkan adzan.
MBAH SETU MENINGGAL - Kolase Masjid Mujahidin Manang, Desa Sanggrahan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo (kiri) dan rekaman CCTV (kanan) muadzin meninggal saat kumandangkan adzan. (Tribun Solo / Anang Maruf)

Namun, saat adzan berlangsung dan tiba pada lafaz "ash-shalaatu khairun minan naum” kedua, suaranya tiba-tiba terhenti, dan tubuhnya ambruk di dalam masjid.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved