Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Internasional

Siapa Paling Terdampak Jika Selat Hormuz Ditutup? Jalur Minyak Rp 9.700 T, Ini Jawaban Alternatifnya

Selat Hormuz berada di antara Iran di utara dan Uni Emirat Arab serta Oman di selatan. Siapa yang paling terdampak jika Selat Hormuz ditutup?

Wikimedia Commons
MENGENAL SELAT HORMUZ - Peta Selat Hormuz. PT Pertamina (Persero) mengalihkan jalur pelayaran pengiriman minyak mentah dari Timur Tengah ke Indonesia menyusul meningkatnya ketegangan geopolitik di kawasan, khususnya rencana penutupan Selat Hormuz oleh Iran. 

TRIBUNJATIM.COM - Mengenal Selat Hormuz yang terancam ditutup oleh Iran.

Selat ini merupakan jalur minyak Rp 9.700 Triliun.

Ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat bukan hanya soal konflik militer.

Nilai ekonomi yang dipertaruhkan jauh lebih besar, terutama jika ancaman Iran untuk menutup Selat Hormuz benar-benar dilakukan.

Dilaporkan BBC, setiap hari, sekitar 20 juta barel minyak mentah melintasi selat sempit itu. Nilai perdagangannya mencapai hampir 600 miliar dollar Amerika Serikat (AS) per tahun, atau sekitar Rp 9.775 triliun (dengan kurs Rp 16.293 per dollar AS).

Artinya, satu titik sempit di peta dunia mengendalikan hampir seperlima pasokan energi global.

Baca juga: Tertahan di Jeddah Imbas Konflik Iran-Israel, 2 Kloter Jemaah Haji Jatim Dipastikan Pulang Hari Ini

Jantung logistik energi dunia

Selat Hormuz berada di antara Iran di utara dan Uni Emirat Arab serta Oman di selatan.

Di titik tersempitnya, lebarnya sekitar 33 kilometer, tapi kapal tanker raksasa dari Arab Saudi, Irak, Qatar, Kuwait, dan Iran tetap hilir-mudik setiap hari untuk menyalurkan pasokan minyak ke seluruh dunia.

Menurut Badan Informasi Energi Amerika Serikat (EIA), sepanjang paruh pertama 2023 saja, sekitar 20 juta barel minyak mentah dan gas alam dikirim melewati selat ini setiap hari. Angka itu mewakili 20 persen dari perdagangan energi global.

“Menutup selat itu jelas akan menjadi masalah ekonomi yang luar biasa, mengingat dampaknya terhadap harga minyak,” kata mantan kepala intelijen Inggris MI6, Sir Alex Younger, kepada BBC.

Baca juga: Daftar Negara Paling Rugi Jika Selat Hormuz Ditutup Imbas Perang Iran-Israel, Indonesia Terdampak?

Siapa yang paling terdampak jika ditutup?

MENGENAL SELAT HORMUZ - Peta Selat Hormuz. PT Pertamina (Persero) mengalihkan jalur pelayaran pengiriman minyak mentah dari Timur Tengah ke Indonesia menyusul meningkatnya ketegangan geopolitik di kawasan, khususnya rencana penutupan Selat Hormuz oleh Iran.
MENGENAL SELAT HORMUZ - Peta Selat Hormuz. PT Pertamina (Persero) mengalihkan jalur pelayaran pengiriman minyak mentah dari Timur Tengah ke Indonesia menyusul meningkatnya ketegangan geopolitik di kawasan, khususnya rencana penutupan Selat Hormuz oleh Iran. (Wikimedia Commons)

Tak hanya negara-negara produsen yang akan terpukul. Negara-negara konsumen besar seperti China, India, Jepang, dan Korea Selatan akan menanggung dampak langsung berupa lonjakan harga energi dan inflasi.

China, misalnya, membeli sekitar 90 persen dari ekspor minyak Iran. Sekitar 75 persen minyak mentah Jepang dan 60 persen pasokan Korea Selatan juga dikirim melalui jalur ini. India mengandalkan Hormuz untuk sekitar separuh kebutuhan minyaknya.

Kenaikan harga minyak akan meningkatkan ongkos produksi, logistik, dan pada akhirnya mendorong harga barang naik. Imbasnya, tekanan inflasi bisa terjadi secara global.

Baca juga: Akhirnya Iran Kirim Rudal Antarbenua Kheibar ke Tel Aviv, Kini Israel Merasakan Penderitaan Gaza

Iran pernah ancam—tapi belum pernah tutup

Iran memang berkali-kali mengancam akan menutup Selat Hormuz, tetapi hingga kini belum pernah benar-benar dilakukan. Keputusan akhir berada di tangan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran dan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.

Saat perang Iran–Irak pada akhir 1980-an, situasi sempat memanas dan pengiriman di selat terganggu. Namun lalu lintas minyak tidak sampai benar-benar berhenti. Amerika bahkan sempat mengerahkan kapal perangnya untuk mengawal tanker minyak Kuwait.

Bisakah ada alternatif?

Beberapa negara Teluk sudah menyiapkan rute darat untuk menghindari ketergantungan pada Hormuz.

Arab Saudi mengaktifkan kembali pipa Timur–Barat dengan kapasitas hingga 5 juta barel per hari.

UEA punya jaringan pipa dari ladang pedalaman ke Pelabuhan Fujairah. Iran juga membangun jaringan pipa Goreh–Jask yang bisa mengangkut 350.000 barel per hari.

Namun menurut EIA, semua rute alternatif itu secara total hanya bisa menyalurkan 3,5 juta barel per hari—hanya 15 persen dari total yang biasanya melewati Hormuz.

Amerika Serikat memperingatkan, menutup Selat Hormuz bisa menjadi bumerang bagi Iran.

“Itu akan menjadi bunuh diri ekonomi,” kata Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio kepada Fox News.

Rubio bahkan meminta China, yang sangat tergantung pada pasokan energi dari selat itu, untuk mendesak Iran agar tidak memblokade jalur tersebut.

Analis energi Vandana Hari memperkirakan, langkah itu akan merugikan Iran secara ekonomi dan politik.

“Iran berisiko membuat marah negara tetangga dan pasar utama seperti China,” kata dia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Berita Viral dan Berita Jatim lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved