Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Bocah Teriak, Tetangga Kaget Posisinya sudah Dirantai di Jendela, Terkuak Kelakuan Ayah ke Anaknya

Kapolsek Rambutan AKP Ledi mengatakan, korban memang tak mengalami tanda-tanda kekerasan akibat perbuatan sang ayah yang sudah merantai lehernya.

Editor: Torik Aqua
Dokumentasi Polsek Rambutan
RANTAI ANAK -- Idham Alfarisi (43) sedang diperiksa anggota Polsek Rambutan karena merantai leher anaknya sendiri di teralis jendela. Anaknya yang menjadi korban telah menjalani pemeriksaan visum. 

TRIBUNJATIM.COM - Bocah berusia 7 tahun berinisial MAN dirantai oleh ayahnya  Idham Alfarisi (43) di teralis jendela.

Kini bocah di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan itu menjalani pemeriksaan visum.

Pada bocah itu, tak ditemukan tanda kekerasan di tubuh korban.

Kapolsek Rambutan AKP Ledi mengatakan, korban memang tak mengalami tanda-tanda kekerasan akibat perbuatan sang ayah yang sudah merantai lehernya.

Baca juga: Awal Mula Kondisi Bocah Memburuk Usai Digigit Ular, Pelayanan RS Disebut Tak Maksimal, Alami Kejang

Idham Alfarisi (43)  diperiksa  Polsek Rambutan  merantai leher anaknya sendiri di teralis jendela
RANTAI ANAK -- Idham Alfarisi (43) sedang diperiksa anggota Polsek Rambutan karena merantai leher anaknya sendiri di teralis jendela. Anaknya yang menjadi korban telah menjalani pemeriksaan visum.

Meski begitu, perbuatan pelaku tetap masuk dalam pelanggaran hukum. 

"Tidak ditemukan tanda kekerasan terhadap korban. Hanya tindakan merantai leher korban yang diakukan pelaku, tetap melanggar hukum," katanya.

Lanjut Ledi, sejauh ini untuk penanganan korban sudah bekerja sama dengan PPA Kabupaten Banyuasin dan Provinsi Sumsel.

Ini guna memberikan konseling psikologis terhadap korban. 

Sedangkan, untuk pelaku yang tidak lain bapak kandung korban akan tetap dilakukan proses hukum.

Tinggal nanti, dari konsultasi baik di dinas PPA dan juga penyidik kepolisian.

"Untuk kasus ini, pelaku nantinya tidak dilakukan penahanan. Karena, tidak ditemukan tanda kekerasan fisik lain terhadap korban. Tetapi, untuk proses hukum akan tetap dilakukan," pungkasnya. 

Pengakuan Pelaku 

Idham Alfarisi (43) warga Desa Tanjung Marbu Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin mengakui perbuatannya yang sudah merantai leher MAN (7) anaknya kandungnya. 

Kepada polisi, Idham mengaku kewalahan bercampur kesal dengan anak keduanya itu yang bertingkah aktif dan sering mengutak-atik barang karena rasa ingin tahunya begitu besar. 

Kapolsek Rambutan AKP Ledi menuturkan, dari hasil interogasi yang dilakukan penyidik, pelaku mengatakan bila anaknya tersebut masuk dalam kategori anak yang aktif dan selalu ingin tahu. 

"Anaknya pintar dan memang, dari keterangan si bapak dan kami bertanya langsung dengan si anak, karakter si anak ini aktif dan selalu ingin tahu hal-hal baru. Terakhir, saat pelaku pulang ke rumah melihat televisi kotor dan si pelaku menduga ulah anaknya," kata Ledi, Senin (23/6/2025). 

Saat itulah, pelaku langsung bertanya kepada korban dan spontan mengiyakan apa yang ditanyakan ayah kandungnya tersebut.

Diduga sudah kesal, membuat pelaku tak dapat menahan rasa kesalnya hingga merantai leher anaknya dan menambatkannya di terali jendela.

"Segala sesuatu hal baru, korban ini selalu ingin tahu. Baik itu main ponsel yang diutak atik, pisau, korek api sampai hal-hal baru. Namun, untuk yang televisi korban mengaku tidak mengotak atiknya, tetapi takut di marah pelaku, sehingga langsung mengiyakan pertanyaan pelaku," ungkap Ledi. 

Dari situlah, diduga puncak kekesalan pelaku hingga tega merantai leher anaknya dan menambatkannya ke terali jendela.

Aksi yang dilakukan pelaku tanpa diketahui sang istri karena memang, saat itu sang istri sedang bekerja.

Hanya ada pelaku, korban dan kakaknya yang masih duduk di kelas 4 SD. 

"Ini diduga, puncak dari kekesalan si pelaku. Karena anaknya aktif dan selalu ingin tahu hal-hal baru. Diduga anaknya suka otak atik barang, sementara itu dari penyelidikan kami," pungkasnya. 

Sementara itu, MAN sendiri saat ini masih menjalani konseling untuk pemulihan psikologis agar tidak trauma dengan kejadian yang dialaminya.

Dari informasi yang berhasil dihimpun, kehidupan kedua orangtua dan juga MAN serta kakaknya juga seperti layaknya keluarga pada umumnya. 

Aksi perantaian leher yang dilakukan pelaku terhadap anaknya sama sekali tidak diketahui warga sekitar.

Tindakan ini baru terungkap setelah korban berteriak meminta tolong pada siang harinya.

Teriakan korban, didengar tetangga dekat rumah dan akhirnya mendatangi rumah korban hingga melihat bocah tersebut sudah dalam kondisi leher terantai.

Sebagai bukti, tetangga korban merekam momen saat MAN tengah dirantai dan menyebarkan perbuatan sang ayah kepada anak kandungnya.

"Setahu kami, bapaknya itu tukang ojek dan ibunya itu kerja di rumah makan. Tidak ada beda dengan keluarga pada umumnya," kata seorang warga yang enggan menyebutkan namanya, Selasa (24/6/2025).

Sementara itu, aksi penganiayaan anak kandung juga pernah terjadi di Tangerang, Jawa Barat.

Alasan ibu (LH) tak ditahan meski sudah mengaku siksa anak kandungnya, N (13) bocah penjual risol, diungkap polisi.

Sebelumnya, N viral karena jalan tertatih sambil membawa risol dagangannya.

Namun, jika hasil jualan tak sesuai harapan, sang ibu marah hingga menganiaya anaknya.

LH sendiri sudah mengaku perbuatannya.

Baca juga: Viral Bocah Penjual Risol Berjalan Tertatih, Polisi Turun Tangan Cek Lokasi, Ibu Mengakui

PILU - Nasib Noval, bocah penjual risol yang tertatih sambil dagang. Ibu datang sambil marah saat Noval diberi roti.
PILU - Nasib Noval, bocah penjual risol yang tertatih sambil dagang. Ibu datang sambil marah saat Noval diberi roti. (Tangkapan layar)

Kapolsek Ciputat Timur Kompol Bambang Askar Sodiq mengatakan, pihaknya mengedepankan upaya preemtif dalam menangani kasus ini.

"Preemtif lebih utama daripada penindakan," ucapnya saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (20/6/2025).

Bambang menjelaskan, Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polda Metro Jaya bersama Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) PPA Kelurahan Serua, Tangerang Selatan, akan melakukan mediasi dalam kasus ini.

"Pihak kami, Kepala Unit 2 Reskrim Polsek Ciputat Timur juga bakal melaksanakan kegiatan pendampingan (saat) mediasi (berlangsung),"ucapnya.

Adapun N merupakan anak dengan kebutuhan khusus.

Ia membantu ibunya dengan berjualan risol.

Namun, pada hari kejadian, N pulang ke rumah dengan membawa uang hasil penjualan yang dianggap tidak memuaskan oleh sang ibu.

"Awal mula kejadian pada saat N pulang berdagang dan dagangannya kurang begitu laku dan membawa uang sedikit lalu dimarahi dan dipukul dengan kayu oleh ibu korban," jelas Bambang.

LH diketahui merupakan janda dengan dua anak laki-laki.

Anak pertamanya sudah bekerja, sementara anak kedua adalah korban yang turut membantu ekonomi keluarga.

Atas kejadian tersebut, polisi telah melakukan pengecekan ke rumah korban yang berlokasi di Jalan Vinca Nomor 568, Kelurahan Serua, pada Selasa (17/6/2025) malam.

Sebelumnya, seorang bocah laki-laki berusia sekitar 10 tahun mendadak viral di media sosial usai terekam kamera warga tengah berjalan tertatih di wilayah Pamulang, Tangerang Selatan.

Dalam video yang diunggah akun Instagram @abizarajadeh, bocah yang belakangan diketahui berinisial N itu tampak membawa keranjang merah berisi dagangan risolnya.

Wajahnya tampak lesu, dan bagian kakinya terlihat penuh luka, seperti bekas sayatan dan sundutan rokok.

Ibu mengakui

Video viral bocah penjual risol membuat polisi turun tangan.

Polisi mengecek lokasi video viral tersebut.

Hal itu karena bocah penjual risol itu diduga dianiaya oleh ibunya di wilayah Serua, Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Sebab, bocah tersebut berjalan tertatih sambil menjajakan dagangannya.

Menurut Kapolsek Ciputat Timur Kompol Bambang Askar Sodiq, polisi telah mendatangi rumah korban yang berada di Ciputat, untuk dimintai keterangan.

Baca juga: Pilu Bocah Noval Tertatih Sambil Dagang Risol, ada Sundutan Rokok, Ibu Marah saat Anak Diberi Roti

PILU - Nasib Noval, bocah penjual risol yang tertatih sambil dagang. Ibu datang sambil marah saat Noval diberi roti.
PILU - Nasib Noval, bocah penjual risol yang tertatih sambil dagang. Ibu datang sambil marah saat Noval diberi roti. (Tangkapan layar)

"Petugas mendatangi lokasi sekitar pukul 22.00 WIB dan bertemu dengan ibu serta kakak korban," kata Bambang saat dikonfirmasi Rabu (18/6/2025).

Berdasarkan pemeriksaan di lokasi, terungkap korban berinisial N (13), yang merupakan anak berkebutuhan khusus, dipukul oleh ibu kandungnya menggunakan kayu.

Kekerasan itu terjadi setelah korban pulang berdagang risol dengan membawa hasil yang dianggap tidak memuaskan.

"Ibu korban mengakui melakukan kekerasan terhadap korban," ujar Bambang Askar.

Awal mula kejadian saat korban N pulang berdagang dan dagangannya kurang begitu laku hingga membawa uang sedikit lalu dimarahi dan dipukul kayu oleh ibunya.

Pelaku berinisial LH (46) adalah ibu rumah tangga yang kini berstatus janda dan tinggal bersama dua anak laki-lakinya.

Anak pertama diketahui sudah bekerja, sementara anak kedua, yakni korban, membantu keluarganya dengan berjualan risol.

Polisi memberikan imbauan ke ibu korban agar tidak lagi menggunakan kekerasan dalam mendidik anak.

"Kami memberikan himbauan dan menasehati ibu korban untuk tidak melakukan kekerasan atau penganiayaan terhadap anak dan mencukupi kebutuhannya," ucap Bambang Askar.

Peristiwa penganiayaan itu sebelumnya sudah pernah dilaporkan pihak RT setempat ke Pembinaan Masyarakat (Binmas) Polsek Ciputat Timur, bahkan sudah diteruskan ke Dinas Sosial.

Hal itu dilakukan karena karakter ibu korban disebut keras dan sering melampiaskan kemarahan ke anak-anaknya.

Sebelumnya, seorang bocah laki-laki berusia sekitar 10 tahun mendadak viral di media sosial usai terekam kamera warga tengah berjalan tertatih di wilayah Pamulang, Tangerang Selatan.

Di video yang diunggah akun Instagram @abizarajadeh, bocah yang belakangan diketahui bernama Noval itu tampak membawa keranjang merah berisi dagangan risolnya.

Wajahnya tampak lesu, dan bagian kakinya terlihat penuh luka, seperti bekas sayatan dan sundutan rokok.

Sebelumnya, pengunggah video viral itu menceritakan pertemuannya dengan bocah penjual risol.

Nasib Noval, bocah lelaki berusia 10 tahun yang viral karena berdagang risol.

Bocah itu mendadak viral di media sosial usai terekam kamera karena berjalan tertatih di wilayah Pamulang, Tangerang Selatan, Jawa Barat.

Noval saat berdagang membawa keranjang merah berisi dagangan risol.

Dalam video yang diunggah akun Instagram @abizarajadeh.

Baca juga: Dulu Jualan Risol Banjir Dukungan, Kini Liburan Dihujat, Talitha Curtis Bingung: Aku Salah Apa?

Wajahnya tampak lesu, dan bagian kakinya terlihat penuh luka, seperti bekas sayatan dan sundutan rokok.

Kondisi Noval yang memprihatinkan lantas mengundang perhatian pria pemilik akun Instagram tersebut bernama Abi.

Dugaan Dipaksa Berjualan hingga Putus Sekolah

Saat ditemui Kompas.com, Senin (16/6/2025), Abi menjelaskan bahwa Noval diduga mengalami kekerasan oleh ibu tirinya.

Tak hanya itu, bocah tersebut juga disebut dipaksa berjualan makanan dan mengalami putus sekolah.

"Sebenernya Noval ini sudah bertahun-tahun jualan risol sama ibunya. Ibunya masak, dia yang jual," kata Abi.

Ia mengaku sudah mengenal Noval cukup lama karena sering melewati depan rumahnya di kawasan Pamulang, Tangerang Selatan.

Menurut Abi, dagangan risol yang dijual Noval seringkali tidak laku.

"Risolnya mungkin sudah berhari-hari gak laku, jadi gak enak. Jadi saya kasih uang saja. Karena sudah sering ngobrol, dia suka minta minum atau makan," lanjutnya.

Insiden yang Memicu Aksi Viral

Insiden yang mendorong Abi untuk memviralkan kasus ini terjadi pada Jumat, (13/6/2025) sekitar pukul 13.00 WIB.

Saat itu, Noval datang dan meminta beras.

Ketika ditanya alasannya, Noval menyebut bahwa ia sudah tidak tinggal bersama ibunya.

Karena tidak memiliki beras, Abi memberikan roti kepada Noval.

Namun tak lama kemudian, seorang wanita yang disebut sebagai ibu tiri Noval datang dan meminta agar anak itu tidak diberi makan.

"Harusnya bilang terima kasih, tapi kok malah begitu. Setelah saya masuk rumah, saya jadi kepikiran terus,” ujar Abi.

“Yaudahlah gak bisa dibiarin, akhirnya saya posting biar viral, dan alhamdulillah sekarang mulai banyak yang bantu," lanjutnya.

Temuan Luka Diduga Akibat Sundutan Rokok

Abi juga menceritakan, bahwa Noval sering datang dalam kondisi memprihatinkan.

Salah satu yang paling mengejutkan adalah saat Noval menunjukkan luka-luka seperti bekas sundutan rokok di kedua kakinya.

"Dia kondisi dateng kaya sakit, tertatih tatih. Terus awalnya dia dateng bukan mau minta minum, tapi obat luka. Saya lihat di betis ada luka koreng, kaya (sundutan) rokok, ada tiga (luka) di kedua kakinya," jelas Abi.

Identitas dan Alamat Noval Masih Misterius

Menurut Abi, Noval tidak banyak bicara dan kerap menjawab dengan tidak jelas saat ditanya lebih lanjut soal kondisi rumahnya.

"Saya tanya alamatnya, dia bilang di Ciater. Tapi dari komentar di IG katanya dia tinggal di Bukit Nusa Indah. Jadi gak jelas," tuturnya.

Abi menduga usia Noval antara 11 hingga 13 tahun dan kemungkinan masih setara siswa SMP.

Namun, dia tidak sekolah dan hanya berjualan risol hampir setiap hari.

Langkah Lanjut dari Dinas Terkait

Kasus ini mulai ditangani oleh pihak terkait.

Abi menyebut, bahwa pada pagi hari setelah unggahannya viral, pihak UPT Perlindungan Anak telah menghubunginya untuk meminta informasi lebih lanjut.

"Saya dimintai alamat rumah Noval karena katanya mereka mau bantu," ujar Abi.

Namun hingga kini alamat pasti tempat tinggal Noval masih belum diketahui secara pasti.

Abi berharap aparat dan pihak berwenang bisa segera mengambil tindakan agar Noval mendapatkan perlindungan yang layak dan tidak lagi menjadi korban kekerasan atau eksploitasi.

Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved