Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Warga Antusias Nantikan Bus Trans Jatim Beroperasi di Malang Raya, Harap Kepastikan Waktu Berangkat

Warga antusias menantikan Bus Trans Jatim beroperasi di Malang Raya, berharap kenyamanan dan kepastikan waktu berangkat.

Penulis: Benni Indo | Editor: Dwi Prastika
TribunJatim.com/Sri Handi Lestari
TRANS JATIM - Bus Trans Jatim, Kamis (17/8/2023). Kehadiran Trans Jatim ditunggu oleh masyarakat di kawasan Malang Raya. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Benni Indo

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Kehadiran Trans Jatim ditunggu oleh masyarakat di kawasan Malang Raya.

Transportasi publik ini diharapkan bisa memberikan pelayanan yang baik untuk mobilitas masyarakat.

Wahyu Ningtyas (21) warga Desa Sumberdem, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang yang menjadi mahasiswa di Kota Malang mengaku telah mengetahui pemberitaan tentang rencana pengoperasian Trans Jatim.

Ia berharap operasional Trans Jatim bisa menjadi jawaban atas kebutuhan mobilitasnya.

Menurut Tyas, sapaan akrabnya, ia memiliki pengalaman buruk tentang transportasi di Kota Malang. Satu di antaranya adalah keamanan saat naik bus.

"Saya juga pernah menunggu angkutan kota itu sampai sejam. Waktu itu mau ke stasiun. Kan, naik kereta itu ada jadwal keberangkatannya, akhirnya kami naik angkutan umum online," ujar Tyas.

Pengalaman buruk lainnya adalah ketika berada di dalam angkutan kota.

Saat itu Tyas diajak berbicara oleh orang tak dikenal. Ia merasa risih karena lawan bicaranya terus mengajukan pertanyaan.

"Waktu itu ibu-ibu, pakaiannya aneh dan terus bertanya. Saya merasa tidak nyaman," katanya.

Baca juga: Atasi Kemacetan, Pemprov Jatim Matangkan Operasional Trans Jatim di Malang Raya, Ini Rutenya

Sebagai orang yang memiliki pengalaman buruk menggunakan transportasi umum, Tyas berharap keberadaan Trans Jatim bisa menjadi solusi.

Sejauh yang ia tahu, rencana operasional Trans Jatim nanti akan sesuai waktu keberangkatan. Kendaraan juga didesain nyaman dan aman.

"Kalau begitu, saya bisa tentukan waktu kapan mau berangkat. Kadang saya pulang ke rumah naik kereta dari Kota Malang ke Kabupaten Malang," paparnya.

Warga lain, Iftihan, seorang pekerja kantoran di Kelurahan Dinoyo Malang juga mengutarakan hal yang sama.

Selama ini, ia menggunakan sepeda motor untuk berangkat ke kantor. Jika Trans Jatim dioperasikan, warga Kecamatan Sukun Malang itu ingin sekali menggunakannya.

"Saya dengar juga ada jalur ke Kota Batu, kan. Tentunya nanti akan melintasi Dinoyo, jadi saya bisa naik itu," paparnya.

Iftihan berpendapat, layanan angkutan kota saat ini belum nyaman.

Waktu tempuh tidak dapat diprediksi.

Pun waktu kedatangan.

Sedangkan menggunakan kendaraan pribadi harus mengeluarkan biaya lebih untuk operasional seperti servis dan beli bahan bakar.

"Menurut saya, Trans Jatim nanti bisa memenuhi kebutuhan pekerjaan. Saya jadi tahu kapan harus menunggu di halte karena sudah ada jadwal keberangkatannya, kan?" ungkapnya.

Iftihan tidak segan untuk menanggalkan kendaraannya jika ada layanan transportasi yang aman dan tepat waktu.

Justru menurutnya hal itu lebih efektif dan hemat.

Sebagai pekerja kantoran yang memang ada jam kerjanya, perjalanan yang menghitung ketepatan waktu sangat dibutuhkan.

Pengamat transportasi publik Universitas Widyagama Malang, Profesor Aji Suraji, menyebut rencana ini sebagai langkah yang sangat potensial untuk mengurai kemacetan dan memperbaiki layanan transportasi publik yang selama ini dinilai tidak nyaman dan tak pasti.

"Kalau dilihat dari konsepnya, program ini menjanjikan pelayanan berbasis jadwal atau timetable, bukan sistem ngetem. Jadi penuh atau tidak, bus akan tetap jalan sesuai jadwal," kata Aji, Jumat (27/6/2025).

Ia menekankan, konsep buy the service atau pembelian layanan oleh pemerintah kepada operator menjadi kunci keberhasilan program ini. Artinya, operator dibayar per kilometer berdasarkan kontrak dengan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur. 

"Ini bukan hanya soal bus nyaman dan tepat waktu, tapi juga soal jaminan keberlangsungan pelayanan," ujarnya.

Trans Jatim sebelumnya telah sukses diterapkan di kawasan Gerbangkertosusila seperti Surabaya dan Sidoarjo. Bahkan menurut  Aji, animo masyarakat sangat tinggi karena merasa layanan tersebut bisa diandalkan.

"Sudah dua tahun lebih berjalan dan sekarang sudah jadi bagian dari perjalanan rutin masyarakat. Bukan sekadar orang coba-coba," jelasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved