Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Asal Usul Pacu Jalur, Mas Wapres Gibran Tirukan Tarian Bocah Kuansing yang Viral: Warisan Indonesia

Aal usul Pacu Jalur yang kini viral mendunia. Wapres RI Gibran Rakabuming Raka tirukan tarian bocah Kuansing.

Editor: Hefty Suud
KOLASE Instagram/@gibran_rakabuming - Istimewa/TikTok
PACU JALUR - Tangkapan layar penampilan Rayyan Arkan Dhika menari di ujung sampan saat lomba Pacu Jalur di Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, mendadak jadi tren viral (foto kanan). Tariannya diikuti Wakil Presiden (Wapres) RI Gibran Rakabuming Raka (foto kiri). 

TRIBUNJATIM.COM - Pacu jalur kini viral di media sosial karena aksi bocah menari di ujung sampan saat lomba Pacu Jalur di Kuantan Singingi (Kuansing), Riau.

Aksi bocah Pacu Jalur ini mendunia.

Tak sedikit atlet dunia hingga klub AC Milan turut mengikuti tren tersebut.

Bahkan Wakil Presiden (Wapres) RI Gibran Rakabuming Raka pun ikut membuat video tren Pacu Jalur

Kini asal usul Pacu Jalur pun banyak dicari. 

Sebab setelah viral di media sosial, banyak negara yang mengklaim Pacu Jalur berasal dari negaranya. 

Tradisi Pacu Jalur di masa kolonial

Kegiatan Pacu Jalur diduga mulai dikenal masyarakat Rantau Kuantan sejak awal 1900-an.

Awalnya, pacu ini dilakukan menggunakan jalur yang sehari-hari dipakai untuk kegiatan angkut.

Lomba diadakan di kampung-kampung di sepanjang Sungai Kuantan untuk merayakan hari-hari besar Islam seperti Maulid Nabi, Idul Fitri, dan 1 Muharram.

Pada masa itu, hadiah Pacu Jalur untuk pemenang tidak selalu tersedia, tetapi kegiatan diakhiri dengan makan bersama menggunakan makanan khas setempat, seperti konji, godok, lopek, dan buah malako.

Beberapa kampung menghadiahi pemenang dengan marewa, sebuah bentuk penghargaan dari para penghulu adat.

Baca juga: Arti Lirik Lagu Young Black & Rich - Melly Mike, Backsound Konten Aura Farming Viral di TikTok

Inovasi dalam Pacu Jalur

Setelah Belanda masuk ke wilayah Rantau Kuantan sekitar 1903, jenis jalur yang dihias mulai muncul.

Pada bagian depan perahu diberi ukiran kepala hewan seperti buaya, harimau, atau ular.

Jalur hias ini bukan hanya digunakan untuk balap, tetapi juga untuk keperluan seremonial, seperti menjemput penghulu atau bangsawan.

Jalur untuk keperluan khusus biasanya dilengkapi ornamen tambahan seperti payung, kain, selendang, tiang tengah (gulang-gulang), dan lambai-lambai untuk kemudi.

Dalam beberapa kasus, jalur jenis ini bahkan menggunakan jasa pawang, serta melibatkan unsur spiritual dalam tradisi pacu.

Baca juga: Sosok Dhika Bocah Aura Farming, Dapat Telpon dari Inggris usai Viral, Bangga Pacu Jalur Mendunia

Baca juga: Arti Kata Aura Farming, Viral di TikTok Gegara Tarian Bocah Pacu Jalur Riau, Aksinya Diikuti Neymar

Pacu Jalur sebagai alat propaganda

Pada 1905, Belanda resmi menduduki Teluk Kuantan dan mulai mengubah tujuan penyelenggaraan Pacu Jalur.

Tradisi ini kemudian dipakai untuk merayakan ulang tahun Ratu Wilhelmina setiap 31 Agustus.

Kegiatan yang awalnya berbasis perayaan keagamaan bergeser menjadi perayaan kolonial, dan karena hanya digelar setahun sekali, masyarakat menyebutnya sebagai "Tambaru", atau tahun baru.

Belanda juga mengubah bentuk hadiah Pacu Jalur. Jika sebelumnya diberikan marewa, maka mulai digunakan hadiah berupa “tonggol”, yaitu marewa yang dihias dan diberi nomor pemenang.

Pada masa pendudukan Jepang dan agresi militer setelah proklamasi kemerdekaan, kegiatan pacu jalur sempat terhenti.

Krisis ekonomi dan situasi keamanan menyebabkan masyarakat menunda pelaksanaan tradisi tersebut.

TREN AURA FARMING -  Tangkapan layar penampilan Rayyan Arkan Dhika menari di ujung sampan saat lomba Pacu Jalur di Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, mendadak jadi tren viral. Populer dengan backsound konten Young Black & Rich - Melly Mike.
TREN AURA FARMING - Tangkapan layar penampilan Rayyan Arkan Dhika menari di ujung sampan saat lomba Pacu Jalur di Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, mendadak jadi tren viral. Populer dengan backsound konten Young Black & Rich - Melly Mike. (KOLASE Istimewa/TikTok)

Pacu Jalur setelah kemerdekaan Indonesia

Setelah tahun 1950, situasi ekonomi masyarakat mulai pulih seiring naiknya harga karet alam. Tradisi Pacu Jalur pun kembali dihidupkan.

Perahu-perahu kecil berkapasitas 7–15 orang mulai terlihat, disusul jalur berkapasitas 25 orang, dan kemudian kembali menggunakan jalur besar seperti sebelumnya.

Mulai awal 1950-an, Pacu Jalur ikut meramaikan peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia setiap 17 Agustus.

Dari situlah perlombaan ini mendapatkan tempat sebagai bagian dari perayaan nasional, terutama di wilayah Riau.

Baca juga: Singgung Pernah Dipecat dari PDIP, Wapres Gibran Ajak untuk Move On: Pilpres sudah Selesai

Hadiah Pacu Jalur pun mengalami perubahan, dari marewa dan tonggol menjadi hewan ternak seperti sapi dan kerbau, serta piala bergilir.

Tahun 2002, Pacu Jalur di Teluk Kuantan diikuti oleh 117 tim dari berbagai daerah di Riau, provinsi lain di Indonesia, bahkan beberapa negara tetangga.

Tradisi ini kemudian masuk sebagai agenda budaya nasional, dan mulai diupayakan untuk menjadi bagian dari kalender pariwisata tingkat internasional.

Referensi:

  • Hasbullah, (2015), "Pacu Jalur dan Solidaritas Sosial Masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi", TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Beragama, Vol. 7(2).

Wapres Gibran Raiamkan Tren Pacu Jalur

Baru-baru ini, Wakil Presiden (Wapres) RI, Gibran Rakabuming Raka mengunggah video singkat dengan musik "DJ Tari Pacu Jalur Lagi Viral" dari Izky RR. 

Wapres yang akrab disapa Mas Wapres ini terlihat mengikuti gerakan tarian viral tersebut dengan antusias.

Dengan mengenakan kemeja abu-abu dan latar belakang perbukitan, Gibran menari-nari santai menyesuaikan irama lagu.

Pada keterangan videonya, Gibran mengaku tidak menyangka bahwa semangat Pacu Jalur yang berasal dari tepian Kuantan SIngingi akan menjadi fenomena yang kini dikenal luas hingga mancanegara.

"Berbagai klub besar dan pemengaruh dunia turut merayakannya. Inilah kekuatan diplomasi budaya di era digital di mana konten mampu menjadi jembatan, memperkenalkan kearifan lokal Indonesia ke mata dunia."

"Pacu Jalur bukan hanya tradisi. Ia adalah narasi, warisan, dan identitas Indonesia yang menginspirasi dunia," tulis Gibran dalam akun Instagram resminya, Senin (7/8/2025).

Meskipun Gibran memberikan apresiasi serta menuliskan dukungannya terhadap tradisi Pacu Jalur, reaksi dari warganet justru berbanding terbalik.

Kolom komentar Instagram Gibran justru dipenuhi dengan beragam respons negatif. Mulai dari menyebutnya sok asik hingga dianggap tidak pantas membuat konten semacam itu.

"Sok asik!"

"Malu sendiri aku nonton nya, sekelas org no 2 di indo postingan kaya begini," imbuh warganet lainnya.

Tidak sedikit pula yang ikut menyinggung dan membawa-bawa perihal lapangan pekerjaan yang memang menjadi salah satu janji kampanye Gibran dalam debat Pilpres 2024 lalu.

"Info loker bos saya masih nganggur nih lapangan pekerjaan di persulit pie too," komentar seorang warganet dalam postingan tersebut.

"Si 19 jt lowongan pekerjaan, sendiri nya dibantuin keluarga besar haha kocak," tambah yang lain.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dan Kompas.com 

Berita Viral lainnya

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved