Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Diplomat Arya Beri Donasi ke Guru Sebelum Tewas Kepala Dilakban, Jual Mobil karena Mau Pindah Tugas

Diplomat Arya sempat ikut iuran donasi untuk guru sebelum tewas kepala dilakban. Ia juga jual mobil karena akan pindah tugas.

Dok. Pribadi Arya Daru
DIPLOMAT TEWAS DILAKBAN - Arya Daru Pangayunan diplomat muda Indonesia semasa hidup. Foto ini diunggah di media sosialnya pada 4 Februari 2024. Arya ditemukan tewas dengan kondisi kepala terlilit lakban di sebuah kos di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025) pagi. 

TRIBUNJATIM.COM - Kematian seorang diplomat tewas di kamar kos dengan kondisi kepala terbungkus lakban menjadi sorotan publik.

Sosok diplomat tersebut ialah Arya Daru Pangayunan (ADP).

Arya merupakan diplomat muda di Kementerian Luar Negeri.

Ia menjabat sebagai diplomat fungsional muda di Kemenlu dan dikenal menangani isu-isu perlindungan WNI di luar negeri.

Arya ditemukan tewas di indekosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (7/7/2025) malam.

Rumah duka yang berada di Jalan Munggur, Jomblang, Janti, Banguntapan, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, mulai dipenuhi karangan bunga sebagai ungkapan belasungkawa.

Baca juga: Sosok dan Karier Daru Diplomat yang Tewas dengan Kepala Dililit Lakban, Kematiannya Dianggap Janggal

“Turut berduka cita atas wafatnya Bapak Arya Daru Pangayunan – Keluarga PSLH UGM,” tertulis dalam salah satu karangan bunga.

Menurut Ardhi Iswansyah, teman semasa SMA Arya, almarhum dikenal sebagai sosok yang baik, cerdas, dan tidak pernah bermusuhan dengan siapa pun.

“Dia anaknya baik, enggak pernah punya musuh. Tipikal anak yang anteng, fokus sekolah,” ungkap Ardhi saat ditemui pada Selasa (8/7/2025), dikutip dari Kompas.com.

Arya diketahui menempuh pendidikan di Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada (UGM) dan memiliki karier moncer di Kementerian Luar Negeri.

Ardhi menambahkan komunikasi terakhir mereka terjadi sekitar dua minggu lalu via Direct Message Instagram, dan sebelumnya melalui WA grup alumni saat membahas kabar duka salah satu guru mereka.

“Terakhir komunikasi via DM Instagram, sekitar dua minggu lalu,” ucapnya.

“Kalau di WA grup terakhir itu waktu guru kami meninggal, Arya termasuk yang ikut urunan,” tambahnya.

Sementara itu pihak Kementerian Luar Negeri (Kemlu) telah mengonfirmasi Arya Daru Pangayunan adalah pegawai mereka.

“Itu sudah ada (laporan ke Kemlu). Kita ikut kepolisian saja dalam penanganannya,” ujar Wakil Menteri Luar Negeri Arif Havas Oegroseno, Selasa (8/7/2025), usai rapat dengan Komisi I DPR RI.

Penyebab pasti kematian Arya masih dalam penyelidikan pihak Polres Jakarta Pusat.

Suasana rumah duka diplomat Arya Daru Pangayunan di Bantul, DIY, Selasa (8/7/2025).
Suasana rumah duka diplomat Arya Daru Pangayunan di Bantul, DIY, Selasa (8/7/2025). (KOMPAS.COM/WISANG SETO PANGARIBOWO)

Kronologi

Penemuan jasad ADP bermula dari laporan warga kepada polisi pada pukul 08.30 WIB.

Korban ditemukan di kamar indekos Jalan Gondangdia Kecil Nomor 22, Menteng, dalam posisi terbaring di atas kasur, dengan kepala tertutup lakban dan tubuh dibalut selimut.

“Korban ditemukan dalam posisi terbaring di atas kasur dengan kepala tertutup lakban dan tubuh tertutup selimut,” ujar Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro.

ADP diketahui merupakan warga asal Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM).

Ia menjabat sebagai diplomat fungsional muda di Kemenlu dan dikenal menangani isu-isu perlindungan WNI di luar negeri.

Kepala Polsek Menteng, Kompol Rezha Rahandi menyampaikan kamar ADP dalam kondisi terkunci dari dalam saat polisi tiba di lokasi.

Tidak ditemukan kerusakan pada pintu atau jendela, serta tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh korban berdasarkan hasil visum luar awal.

“Tidak ada kerusakan sama sekali. Bahkan dari hasil visum luar tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan,” jelas Rezha.

Baca juga: Sosok Terakhir yang Hubungi Diplomat Arya Sebelum Tewas Misterius Kepala Dilakban, Ingatkan Sholat

Rezha juga memastikan tidak ada barang yang hilang dari kamar indekos ADP, sehingga unsur perampokan atau pencurian tidak terlihat dalam kasus ini. 

Namun, ia tidak menutup kemungkinan adanya unsur pidana.

“Belum bisa dipastikan pembunuhan atau bukan. Karena tidak ada tanda kekerasan dan tidak ada barang yang hilang. Kami masih terus menyelidiki,” imbuhnya.

ADP terakhir kali berkomunikasi dengan sang istri pada Senin malam, sekitar pukul 21.00 WIB.

Pagi harinya, sang istri mencoba kembali menghubungi namun tak mendapat respons.

Setelah upaya menghubungi berulang gagal, sang istri meminta penjaga kos untuk memeriksa kamar ADP.

Penjaga kemudian melapor ke ketua RW, yang lantas menghubungi polisi.

“Si penjaga kos ke RW, RW ke Bhabinkamtibmas, baru kita datang ke TKP,” kata Rezha.

Lokasi ditemukannya diplomat Kemenlu meninggal dengan kepala di lakban di kamar indekosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025) pagi.
Lokasi ditemukannya diplomat Kemenlu meninggal dengan kepala di lakban di kamar indekosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025) pagi. (KOMPAS.com/Lidia Pratama Febrian)

Sosok tertutup dan rencana tugas ke luar negeri

Menurut keterangan penjaga dan warga, indekos tempat ADP tinggal menerapkan sistem keamanan ganda dan hanya bisa diakses oleh penghuni.

Selama dua tahun tinggal di tempat itu, ADP diketahui hanya pernah menerima kunjungan dari istrinya.

ADP dikenal sebagai sosok yang tertutup oleh tetangga sesama penghuni kos.

Interaksi hanya sebatas sapaan singkat.

“Kalau ketemu, tiap pagi dia mengelap motor, aku cuma bilang ‘halo bang’, gitu aja,” ujar Birvan, tetangga korban.

ADP juga disebut sempat menjual mobilnya beberapa bulan sebelumnya, dengan kabar bahwa ia akan segera pindah ke luar negeri untuk menjalankan tugas.

Hingga kini, penyebab pasti kematian ADP belum bisa dipastikan.

Polisi telah mengevakuasi jasad korban ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk menjalani autopsi.

Selain itu, rekaman CCTV dan sejumlah barang bukti dari kamar korban tengah dianalisis.

“Kita masih menunggu hasil otopsi dari RSCM,” kata Rezha.

Direktur Jenderal Perlindungan WNI, Judha Nugraha, menyampaikan ADP adalah salah satu diplomat muda yang selama ini bertugas menangani perlindungan WNI.

Ia menyampaikan duka mendalam kepada keluarga dan menegaskan Kemenlu menyerahkan sepenuhnya proses penyelidikan kepada kepolisian.

“Kami tidak ingin berspekulasi. Untuk hal-hal detail terkait kasus ini, kami menunggu hasil penyelidikan resmi dari pihak kepolisian,” ujar Judha.

Senada, Wakil Menteri Luar Negeri Arif Havas Oegroseno juga menyatakan dukungan penuh kepada pihak kepolisian untuk mengusut kasus ini secara tuntas.

ADP meninggalkan seorang istri dan dua anak.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved