Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Kronologi 233 Anak TK Keracunan Makanan Warna-warni Buatan Juru Masak Sekolah, Kepsek Ikut Ditangkap

Berikut kronologi 233 anak di sebuah TK swasta keracunan makanan warna warni buatan juru masak di sekolah, ada delapan oroang yang ditangkap.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
Kompas.com
KERACUNAN - Ilustrasi anak-anak yang mengalami sakit karena keracunan makanan di sekolah. Terungkap kronologi selengkapnya 233 anak di sebuah sekolah TK mengalami keracunan massal karena kandungan timbal di dalam makanannya, Selasa (8/7/2025). 

TRIBUNJATIM.COM - Berikut kronologi lengkap ratusan anak-anak ditaman kanak-kanak Kota Tianshui, Provinsi Gansu, China alami keracunan.

233 anak dari taman kanak-kanak (TK) Kota Tianshui mengalami keracunan karena makanan berwarna-warni.

Anak-anak tersebut keracunan kandungan timbal yang membuat kondisi mereka berakhir memprihatinkan.

Juru masak di dapur sekolah tersebut akhirnya menjadi seseorang yang dianggap bertanggung jawab penuh atas insiden satu ini.

Kini 233 anak tersebut tengah dirawat di rumah sakit akibat keracunan timbal.

Dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com, Juru masak di dapur sekolah menggunakan cat tak layak makan untuk menghias makanan anak-anak.

Media Pemerintah China yang dikutip BBC, seperti dilansir TribunJatim.com, pada Rabu (9/7/2025) melaporkan, delapan orang telah ditangkap, termasuk kepala sekolah dan investor utama TK swasta tersebut.

Mereka diselidiki atas dugaan memproduksi dan menyajikan makanan beracun serta membahayakan kesehatan.

Berdasarkan hasil pengujian, dua jenis makanan, yaitu kue kurma merah kukus dan roti jagung isi sosis, terbukti mengandung timbal dalam jumlah sangat tinggi.

Kadar timbal pada makanan tersebut masing-masing mencapai 1.052 mg/kg dan 1.340 mg/kg.

Baca juga: Hasil Uji Lab Keracunan Massal di Wonorejo Tulungagung, Warga Sempat Mual Usai Santap Soto Posyandu

Angka itu melebihi batas aman nasional yang ditetapkan hanya sebesar 0,5 mg/kg.

Polisi menyebutkan, kepala sekolah meminta staf dapur membeli cat secara daring.

Namun, produk tersebut sebenarnya sudah dilabeli jelas “tidak bisa dimakan.”

Setelah kasus ini mencuat, perlengkapan memasak yang berkaitan dengan penggunaan cat itu sempat disembunyikan sebelum akhirnya ditemukan petugas.

BAKTERI DAN JAMUR - Sejumlah siswa memadati areal lapangan usai mengikuti upacara Hardiknas 2025 di SMPN 35 Bandung, Jalan Dago Pojok, Kota Bandung, Jumat (2/5/2025). Menu pada Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang telah menyebabkan ratusan siswa di SMP Negeri 35 Kota Bandung mengalami keracunan massal dipastikan mengandung bakteri.
BAKTERI DAN JAMUR - Sejumlah siswa memadati areal lapangan usai mengikuti upacara Hardiknas 2025 di SMPN 35 Bandung, Jalan Dago Pojok, Kota Bandung, Jumat (2/5/2025). Menu pada Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang telah menyebabkan ratusan siswa di SMP Negeri 35 Kota Bandung mengalami keracunan massal dipastikan mengandung bakteri. (TribunJabar.ID)

Menurut laporan media, belum diketahui secara pasti sejak kapan cat itu digunakan dalam makanan anak-anak.

Namun, beberapa orangtua menyebut anak mereka mulai mengeluh sakit perut, nyeri kaki, dan kehilangan nafsu makan sejak Maret 2025.

Salah satu orangtua murid bernama Liu mengatakan kepada BBC, ia membawa anaknya ke rumah sakit di Kota Xi’an untuk menjalani pemeriksaan setelah mendengar kekhawatiran dari wali murid lain.

"Putra saya kini harus menjalani pengobatan sepuluh hari. Saya khawatir dengan dampaknya terhadap hati dan sistem pencernaannya," ujar Liu.

Insiden ini terungkap setelah para orangtua menyampaikan keluhan kepada otoritas setempat.

Baca juga: Puluhan Warga Keracunan Massal, Camat Sumbergempol Tulungagung Soroti Menu Soto dalam PMT Posyandu

Pihak berwenang kemudian melakukan investigasi dan mengambil sampel makanan untuk diuji di laboratorium.

Stasiun televisi pemerintah menayangkan rekaman CCTV dari dapur sekolah yang memperlihatkan staf dapur menambahkan pigmen cat ke dalam adonan makanan.

Wali Kota Tianshui, Liu Lijiang, mengakui insiden ini mengungkap celah dalam sistem pengawasan keamanan pangan di kota tersebut.

Ia berjanji akan mengambil pelajaran dari peristiwa ini dan meningkatkan standar pengawasan.

Baca juga: Pantas Investor Tertipu Rp 680 Juta, Diajak Oknum Ustaz Kerja Sama Pengadaan Al-Quran di Ponpes

“Kasus ini menunjukkan kekurangan dalam sistem pengawasan makanan publik. Kami akan memperbaiki dan memastikan kejadian seperti ini tidak terulang,” kata Liu.

Hingga saat ini, para anak yang terdampak masih menjalani perawatan medis untuk menurunkan kadar timbal dalam tubuh mereka.

Pihak berwenang setempat juga sedang menelusuri lebih lanjut mengenai praktik dapur dan rantai pasok bahan makanan di sekolah tersebut.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved