Breaking News
Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sehari Cuma Dapat Rp20.000 dari Mulung, Ibu Masak Ayam Hasil Mungut di Tempat Sampah Sekitar TPA

Ibu tersebut mengaku belum memiliki beras untuk dimasak karena tidak memiliki uang.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Instagram/dedimulyadi71
AYAM DARI SAMPAH - Seorang ibu memasak ayam hasil memungut dari tempat sampah di sekitar TPA Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Sehari ia cuma dapat Rp20 ribu hasil mulung. 

TRIBUNJATIM.COM - Kondisi memprihatinkan warga masih ditemukan di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

Hal itu diketahui dari sebuah video yang diunggah Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dalam kunjungannya pada Minggu (13/7/2025) sore.

Ia menyusuri permukiman kumuh yang berdiri di sekitar kawasan sampah.

Baca juga: Jukir Maksa Tarik Uang Parkir di Minimarket Tunjungan, Langsung Ditindak & Dapat Sanksi Tipiring

Kemudian Dedi menemui langsung warga yang hidup dalam kondisi serba kekurangan.

"Sore ini saya coba jalan-jalan ke area TPA Sarimukti," kata Dedi dalam video yang diunggah melalui akun media sosial dan dikonfirmasi ulang oleh Kompas.com.

"Menyusuri rumah-rumah yang kumuh, yang penuh dengan lalat," imbuhnya.

Dalam video tersebut, Dedi berbincang dengan seorang ibu berkerudung yang tengah bersama anak kecil perempuan serta suaminya yang berada di belakang.

Rumah keluarga kecil tersebut tampak sempit dan memprihatinkan.

Kepada Dedi, ibu tersebut mengaku belum memiliki beras untuk dimasak karena tidak memiliki uang.

Dari hasil memilah sampah, ia hanya bisa memperoleh pendapatan antara Rp20.000 hingga Rp30.000 per hari.

"Ibu ini belum punya beras. Kenapa?" tanya Dedi.

"Karena belum punya uang," jawabnya dengan lirih.

"Sehari ibu cuma dapat Rp20.000, paling gede Rp30.000, ya," ujar Dedi yang diiyakan oleh ibu tersebut.

Yang mengejutkan, saat ditanya dari mana daging ayam di dalam panci, ia menjawab hasil pungut dari tempat sampah oleh suaminya.

Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi, saat bertemu dengan keluarga yang memasak ayam dari tempat sampah di sekitar TPA Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi, saat bertemu dengan keluarga yang memasak ayam dari tempat sampah di sekitar TPA Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. (YouTube/KANG DEDI MULYADI CHANNEL)

"Ayamnya dari mana, Bu?" tanya Dedi sambil mengangkat panci berisi potongan daging ayam yang baru beres direbus.

"Dari tempat sampah," jawabnya.

"Dipungut oleh suami, terus dimasak?" tanya Dedi sambil menatap penuh keprihatinan.

Ibu tersebut cuma mengangguk.

Menanggapi kondisi tersebut, Dedi menegaskan akan segera melakukan penataan di kawasan tersebut.

Ia berjanji akan merapikan permukiman kumuh.

Dedi juga akan mencarikan tempat tinggal yang lebih layak bagi warga yang selama ini menggantungkan hidup dari aktivitas memilah sampah.

"Nanti dalam waktu tidak terlalu lama, ini semuanya akan saya rapikan, bereskan. Rumah-rumah kumuhnya akan ditata."

"Karena mereka kerjanya di sini, saya carikan tempat. Selama ini ditata, mereka pulang dulu, cari kontrakan di sekitar sini," ujarnya.

Kondisi lingkungan yang kotor dan tidak layak huni, menurut Dedi, tidak bisa dibiarkan terus berlangsung.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat, lanjutnya, akan segera mengambil langkah nyata demi memastikan masyarakat di sekitar TPA Sarimukti hidup lebih layak.

"Ya, ini keadaannya. Kotornya luar biasa. Nanti kita rapikan," pungkas Dedi.

Baca juga: Wanita Bingung Rumahnya selama Setahun lebih Kebanjiran Ratusan Paket, Ternyata Bukan Salah Alamat

Sementara itu, pasangan suami istri bernama Narulloh (47) dan Dahromi (43) mengaku menyesal telah memilih Dedi Mulyadi dalam Pilkada Jawa Barat 2024.

Mereka menyesal karena rumah yang berada di bantaran sungai Kampung Pulo Timaha, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, bakal dibongkar.

Rumah tersebut dibongkar karena berdiri di atas tanah negara.

"Kalau rasa menyesal, saya menyesal banget saya milih dia, Pak KDM (Dedi Mulyadi)," kata Dahromi saat ditemui Kompas.com di kediamannya, Senin (7/7/2025) sore.

Setelah Dedi Mulyadi terpilih, Dahromi merasa tak dihargai sebagai warga negara.

Ia meminta Dedi Mulyadi mau mendengarkan keluh kesah warga yang rumahnya akan dibongkar.

Selain itu, Dahromi berharap Dedi Mulyadi dapat memberikan kompensasi guna meringankan beban para pemilik bangunan liar yang kini bingung akan tinggal di mana.

"Saya merasa enggak dihargain sebagai manusia, sebagai warga Indonesia," ujar dia.

"Saya sebagai rakyat kecil, seharusnya didengar rakyat kecil kayak mana, usahanya kayak mana," tambahnya.

Sementara Narulloh juga mengungkapkan kekecewaannya kepada Bupati Bekasi, Ade Kuswara Kunang.

Narullah mengaku memilih Ade pada Pilkada Bekasi 2024.

Ia tertarik dengan sosok Ade karena dikenal sebagai pemimpin yang suka menolong.

Namun, anggapan tersebut perlahan mulai memudar di matanya seiring rumahnya yang segera dibongkar pemerintah.

"Kecewa banget, awalnya saya suka banget sama Pak Bupati, kalau lagi Pemilu doang saya diperhatiin, kalau sekarang saya seolah-olah kayak bukan warga Indonesia," ungkap dia.

Pemilik bangunan liar di Kampung Pulo Timaha, Babelan, Kabupaten Bekasi, Narulloh (47), dan sang istri, Dahromi.
Pemilik bangunan liar di Kampung Pulo Timaha, Babelan, Kabupaten Bekasi, Narulloh (47), dan sang istri, Dahromi. (KOMPAS.com/ACHMAD NASRUDIN YAHYA)

Dalam kesempatan itu, Narullah juga menunjukkan stiker bergambar Ade dan wakilnya, Asep Surya Atmaja, yang dipasang di kaca jendela rumahnya.

Menurut dia, pemasangan stiker tersebut membuktikan jika dirinya benar-benar mengidolai Ade, walaupun pada akhirnya dibuat kecewa juga oleh sosok pujaannya.

"Rumah saya ditempelin stiker (Ade-Asep). Sekarang kalau begini enggak ada yang nyamperin."

"Boro-boro saya diajak mediasi, dilepas begitu saja saya," imbuh dia.

Baca juga: Pelaku Pelempar Batu ke Kaca Kereta Akhirnya Terkuak, Ternyata Masih Bocah, Ortu Siap Tanggung Jawab

Nasrulloh mengaku bingung mau pindah kemana usai bangunannya dibongkar.

Apalagi, perekonomiannya juga sedang tidak baik-baik saja setelah tempat usahanya berjualan bambu bakal turut dibongkar.

"Kami juga bingung mau ke mana. Emang enggak ada tempat tinggal."

"Kami kalau mampu ngapain kita tinggal di sini," ujar Nasrulloh.

Nasrulloh mengaku kecewa ketika mendengar Pemerintah Kabupaten Bekasi akan membongkar huniannya.

Sebab, rencana pembongkaran bangunan liar ini tanpa didahului sosialisasi.

"Harusnya dari desa itu kan ada mediasi dulu sebelum surat datang."

"Ini kan kita sebagai warga enggak pernah diajak mediasi. Tahu-tahu surat sampai, sudah harus dikosongin," kata Nasrulloh.

Kediaman Nasrulloh sendiri berada persis di bantaran sungai Kampung Pulo Timaha.

Rumah yang telah didiami bersama keluarganya selama puluhan tahun pun kini terancam rata dengan tanah.

Sejumlah warga Kampung Pulo Timaha, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, menghadang petugas ketika melayangkan surat peringatan ketiga rencana pembongkaran bangunan liar pada Senin (7/7/2025).
Sejumlah warga Kampung Pulo Timaha, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, menghadang petugas ketika melayangkan surat peringatan ketiga rencana pembongkaran bangunan liar pada Senin (7/7/2025). (Tangkapan layar video warga)

Dari rumah ini, Nasrulloh menjadi salah satu saksi sejarah pembangunan wilayah Kampung Pulo yang semula hanya terhampar tanah kosong, kini telah pesat dengan pembanguan permukiman.

"Dari masih sepi banget di sini. Belum ada rumah, cuman saya doang," ungkap dia.

Istri Nasrulloh, Dahromi, berharap menerima tuah kebijaksanaan dari Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang maupun Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

Ia meminta kedua pemimpin bisa memberikan kompensasi, sekalipun uang tersebut sekadar untuk operasional pemindahan barang.

"Iya uang kebijakan lah dari siapa saja yang mau membantu masyarakat kecil buat ongkos kita pindah, buat ngontrak yang layak."

"Kan kita juga punya anak. Buat anak sekolah," imbuh dia.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved