Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sosok Anak Tukang Kayu Jadi Presiden Disinggung PDIP saat Peringati Peristiwa Kudatuli: Sudah Error

Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP), Ribka Tjiptaning menilai Peristiwa Kudatuli jadi satu titik penting sejarah demokrasi Indonesia.

Editor: Torik Aqua
Tribunnews.com/Fersianus Waku
ANAK TUKANG KAYU - Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP), Ribka Tjiptaning dalam peringatan 29 tahun Peristiwa Kudatuli di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Minggu (27/7/2025). Ribka menyinggung sosok anak tukang kayu yang menjadi presiden. Diduga merujuk pada sosok Jokowi. (Fersianus Waku) 

Dia menekankan pentingnya menjaga kesetiaan terhadap perjuangan partai dan tidak melupakan sejarah.

"Nah, teman-teman, sekalian tugas kita sebagai kader mengawasi ini, depan belakang, di sisi Ibu Megawati, siapa yang menjadi pengkhianat, kita culik sama-sama," ungkap Ribka.

Ribka juga menyampaikan keprihatinannya terhadap kader-kader yang setia dalam perjuangan namun belum merasakan hasil kemenangan politik. 

Menurutnya, banyak kader di tingkat akar rumput yang tetap bertahan meski tidak menikmati kekuasaan.

"Masih banyak kawan-kawan ini yang tidak pernah jadi penguasa, tidak pernah menikmati kemenangan, tapi tetap loyal, tetap setia. Partai kalah dulu, ranting. Menang tetap ranting. Kalah lagi, ranting. Menang lagi, ranting. Punya presiden, masih ranting. Masih susah makan. Tidak punya rumah. Kita bukan iri sama mereka yang sukses, tetapi tolong yang sukses itu karena partai," tegas Ribka.

Sejarah Kudatuli

Peristiwa Kudatuli adalah singkatan dari Kerusuhan Dua Puluh Tujuh Juli.

Hal itu mengacu pada peristiwa pada 27 Juli 1996 saat terjadinya serangan kepada kantor pusat Partai Demokrasi Indonesia (PDI) yang diduduki oleh para pendukung pemimpin partai yang baru saja digulingkan, Megawati Soekarnoputri. 

Kudatuli menjadi salah satu sejarah kelam dalam perjalanan politik di Indonesia. 

Peristiwa itu menewaskan 5 orang dan menyebabkan 149 orang luka-luka serta 23 orang dinyatakan hilang.

Kerusuhan bermula dari perebutan kantor DPP PDI antara massa dari kubu Megawati Soekarnoputri dengan massa dari kubu Soerjadi. 

Pada saat itu, PDI tengah didera dualisme kepemimpinan yang diawali dari terpilihnya Megawati sebagai ketua umum (ketum) berdasarkan kongres luar biasa (KLB) di Surabaya. 

Namun, beberapa saat setelahnya Soerjadi juga menyatakan dirinya terpilih menjadi ketum partai berlambang banteng itu berdasarkan KLB Medan. 

Saat kerusuhan terjadi, massa yang terlibat bentrok melakukan aksi pelemparan dan kekerasan yang berujung pada jatuhnya korban luka dan tewas. 

Pecahnya kerusuhan di Kantor DPP PDI dilatarbelakangi internal partai ini yang terpecah menjadi dua kubu, yakni kelompok yang dipimpin Megawati dan Soerjadi. 

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved