Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sumarni Bertahan Jadi Pemulung selama 20 Tahun Demi Sekolahkan Anak: Tidak Ingin Membebani

Pemulung bernama Sumarni tersebut bertahan selama 20 tahun jadi pemulung, demi sekolahkan anak hingga bangku SMA.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TribunnewsDepok.com/M Rifqi Ibnumasy
KISAH LANSIA PEMULUNG - Kondisi terkini TPS Cipayung, Kota Depok, yang dipenuhi sampah menggunung, Jumat (21/3/2025). Sumarni telah 20 tahun jadi pemulung demi sekolahkan anak. 

TRIBUNJATIM.COM - Inilah kisah seorang pemulung lansia di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung Depok yang sudah bertahan hidup selama 20 tahun dari sampah.

Pemulung bernama Sumarni tersebut bertahan selama itu demi sekolahkan anak hingga bangku SMA.

Ia tiap harinya berkutat di balik sampah yang menggunung di TPA Cipayung, Kota Depok.

Baca juga: Siti Akui Pukul Farel Prayoga Tapi Bantah Siksa Sang Anak Tiri: Dia Tanya sampai 3 Kali Saya Marah

Ada harapan besar para pemulung untuk bergantung hidup di tempat pembuangan akhir tersebut. 

Pada Selasa (29/7/2025) pagi, Sumarni sudah siap mencari rezeki di area TPA Cipayung

Berbekal karung besar dan alat penjepit sampah, Sumarni menyusuri gunungan sampah dengan tekad kuat.

Saat alat berat excavator memindahkan tumpukan sampah, Sumarni bersama rekan-rekannya sigap berebut barang-barang bekas yang bernilai jual.

"Saya mah hampir 20 tahun, sampai suami sudah enggak ada (meninggal)," kata Sumarni di lokasi. 

"Ya karena butuh ya, kerja apa adanya," sambungnya, melansir Tribun Depok.

Dari 1 kilogram (kg) barang bekas yang dijual, Sumarni mendapatkan yang sebenar Rp2 ribu.

Penghasilannya pun tak menentu, bahkan terkadang hanya Rp20 ribu saja dari 10 kg rongsokan yang berhasil dikumpulkan. 

Sumarni mengaku sudah 20 tahun menjadi pemulung di TPA Cipayung Depok.

Awalnya, ia berjuang bersama sang suami, hingga pasangannya meninggal, beberapa tahun lalu.

Selama dua dekade pemulung sampah, wanita yang sudah berstatus janda tersebut berhasil menyekolahkan dua anaknya hingga ke jenjang SLTA.

Aktivitas memulung sampah di TPA Cipayung, Kota Depok, Jawa Barat, Selasa (29/7/2025).
Aktivitas memulung sampah di TPA Cipayung, Kota Depok, Jawa Barat, Selasa (29/7/2025). (TribunnewsDepok.com/M Rifqi Ibnumasy)

"Iya nyekolahin aja sampai SMK gitu aja, itu sedikit demi sedikit gitu lho," ujarnya. 

Kini, anak-anak Sumarni sudah berkeluarga dan memiliki kehidupan yang layak. 

Meski demikian, ia tetap memilih untuk terus bekerja menjadi pemulung di TPA Cipayung Depok.

Sumarni mengaku tidak ingin membebani anak-anaknya.

Baca juga: Sosok Suwandi Anak Penjual Bakso Jadi Lulusan Terbaik IPDN Meski Tanpa Menulis Skripsi

Sementara itu, di Kota Jambi, seorang driver ojek online (ojol) bernama Rosdewi (40), terpaksa menjadi pemulung.

Penyebabnya karena akun disuspend akibat terlibat keributan dengan seorang konsumen pada Minggu (20/7/2025) sore.

Diduga, hal ini buntut videonya yang berkelahi dengan konsumen, viral di media sosial.

Kepada Kompas.com, Rosdewi mengatakan bahwa sejak 2016, dia sudah bekerja sebagai driver ojol dan ini kali pertama dirinya tersandung masalah dengan konsumen.

Diduga kuat, akunnya dilaporkan oleh konsumen sehingga tidak dapat digunakan.

Wanita yang hidup sebatang kara dan tinggal di rumah kecil yang jauh dari kata layak ini tidak menduga, keributannya dengan konsumen membawa dampak besar.

Dia tidak lagi bisa bekerja karena akunnya ditangguhkan sementara oleh pihak Grab.

Kini, Rosdewi yang hidup seorang diri terpaksa beralih pekerjaan.

Dia kini memilih memungut sampah hanya untuk bisa membeli makan sehari-hari.

Tidak ada pilihan lain, selain berkeliling untuk mencari sampah dan barang rongsokan yang nantinya dijual kembali ke pengepul.

"Saya enggak pernah mau menyakiti orang, Pak. Saya cuma cari makan," kata Rosdewi, saat diwawancarai di kediamannya di Kota Jambi, Selasa (22/7/2025).

"Sekarang akun saya sudah di-suspend, untuk bisa makan, saya memungut sampah," katanya.

"Kadang sehari saya cuma dapat Rp5.000, itu cuma saya beli sayur, nasinya saya masak," imbuh dia.

Dia berharap pihak Grab lebih bijaksana menyikapi permasalahan yang menimpa dirinya.

AKUN DISUSPEND APLIKATOR - Rosdewi (40) sedang berdiri di samping sepeda motor miliknya dan kardus hasilnya memulung, Selasa (22/7/2025).
Rosdewi (40) sedang berdiri di samping sepeda motor miliknya dan kardus hasilnya memulung, Selasa (22/7/2025). (KOMPAS.COM/ARYO TONDANG)

Menurut dia, tidak semua masalah dilimpahkan kepada driver ojol.

Dia kemudian menceritakan bahwa selama ini dia hidup sendiri, suaminya pergi, dan anaknya sedang berada di panti asuhan.

Rosdewi tak menduga, niat untuk meminta haknya justru jadi bumerang.

Dia kehilangan pencaharian dan hidup dengan ketidakpastian.

"Pihak Grab tolonglah bijaksana, enggak semua itu salah driver," pintanya.

Rosdewi menyebut, peristiwa bermula ketika dia mendapat orderan Ayam Bakar Rempah Madu atas nama konsumen Alika Alihandra.

Setelah pesanan konsumennya selesai dikemas, Rosdewi kemudian langsung menuju ke rumah konsumennya yang berada di Perumahan Vila Kenali, Kota Jambi.

Saat itu, Rosdewi membawa dua orderan sekaligus dari orang yang berbeda.

Kemudian, dia lebih dahulu mengantar pesanan milik Alika.

"Saya bawa dua pesanan makanan, waktu itu, saya dahulukan pesanan dia ini (Alika) karena dia yang pesan duluan," kata Rosdewi.

Baca juga: Mau Ditaruh ke Panti Sosial, Mbah Irah yang Tinggal di Kuburan China Sudah 30 Tahun Malah Hilang

Kemudian, dia menyerahkan makanan tersebut dan meminta pembayaran melalui QRIS.

Namun, setelah ditunggu, transaksi pembayaran tak kunjung masuk pada pemberitahuan akun Rosdewi.

Saat itu, dia masih bersabar menunggu.

"Saya bilang belum masuk, saya lihat dia memang lagi ngetik-ngetik di HP. Biasalah kan, saya pikir jaringan."

"Terus saya kasih lihat layar HP (akun Grab) saya, bilang belum ada masuk," katanya.

Namun, setelah ditunggu beberapa lama, pemberitahuan bahwa pembayaran telah berhasil tidak kunjung masuk ke akun Grab Rosdewi.

Dia kemudian berupaya mengkonfirmasi hal itu kepada konsumen dan meminta agar dilakukan pembayaran secara tunai.

Namun, saat itu konsumennya tidak berkenan dan mengeklaim bahwa pesanannya sudah dibayar oleh seseorang.

Menurut Rosdewi, saat itu konsumennya tersebut memotret barcode pesanannya, kemudian dikirim ke seseorang untuk dilakukan pembayaran.

"Awalnya dia scan barcode di aplikasi saya, ternyata dia cuma fotoin. Terus dia bilang, 'Yo tunggu, saya kirim ke WA orang ini, QR mbak ini'," kata Rosdewi, mengulang pembicaraannya dengan konsumen tersebut.

Dia kemudian meminta agar konsumennya segera memastikan pembayaran tersebut.

"Tapi dia bilang, 'Tunggu bentar, ini mami saya, mami,' katanya gitu. Tapi saya kan masih ditunggu konsumen lain, saya bilang, kalau bisa bayar pakai tunai aja, takut saya dikomplain," katanya.

PELANGGAN POLISIKAN OJOL - Sosok Rosdewi (40), driver ojol di Kota Jambi yang kini jadi pemulung usai akunnya disuspend Grab. Hal itu terjadi setelah ia terlibat keributan dengan seorang konsumen, yang videonya viral di media sosial.
Sosok Rosdewi (40), driver ojol di Kota Jambi yang kini jadi pemulung usai akunnya disuspend Grab. Hal itu terjadi setelah ia terlibat keributan dengan seorang konsumen, yang videonya viral di media sosial. (KOMPAS.COM/ARYO TONDANG)

Dia mengeklaim, dia harus menunggu selama 30 menit di rumah tersebut, tetapi notifikasi pembayaran tidak kunjung masuk.

Saat itu, konsumen tersebut masih sibuk dengan handphonenya dan tampak berkomunikasi dengan seseorang.

Kemudian, konsumennya tersebut memberi tahu bahwa pembayaran telah dilakukan.

Mendengar hal itu, Rosdewi berjalan menuju ke sepeda motornya, tetapi setibanya di sepeda motor, ternyata pembayaran belum juga dilakukan.

Rosdewi kemudian coba keluar dari akunnya untuk memastikan tidak terjadi gangguan.

Namun, hasilnya masih belum dilakukan pembayaran.

Dengan kondisi itu, Rosdewi meminta kembali makanan tersebut dan memilih untuk mengantar orderan dari konsumen lainnya.

"Karena kan, kalau mau antar orderan yang kedua, orderan yang pertama harus selesai. Akhirnya, saya antar orderan kedua, saya minta maaf karena telat," katanya.

Baca juga: Mengintip Bedeng di Kolong Jembatan Tempat Dokter Hafid Tinggal, Banyak Orang Datang Berobat

Setelah itu, dia kembali ke rumah tersebut dan memarkirkan sepeda motornya.

Saat itu, dia bertemu dengan seorang pria dan meminta agar perempuan tersebut segera membayar orderannya.

Namun, setelah dipanggil, konsumen tersebut tidak kunjung keluar rumah.

"Saya bilang, saya ini cuman cari makan, bayar tunai saja emangnya kenapa?" saya bilang gitu.

Inilah puncak dari keributan keduanya.

Mereka saling memaki hingga akhirnya terjadi perkelahian dan viral di media sosial.

Rosdewi yang sudah menunggu lama akhirnya naik ke lantai dua rumah konsumen tersebut sehingga terjadi perkelahian.

Keributan akhirnya selesai setelah nenek dari konsumen tersebut membayar dengan uang Rp30.000.

Sementara itu, Kompas.com juga berhasil menelusuri rumah konsumen tersebut.

Namun, setelah menunggu sekitar 30 menit, mereka akhirnya menyatakan tidak berkenan untuk diwawancarai dan mengaku telah melapor ke Polresta Jambi.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved