Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

FK UNUSA Gandeng UMN Beri Edukasi Penanganan Temper Tantrum: Tanda Anak Sedang Belajar

Unusa gelar kegiatan Edukasi dan Penanganan Temper Tantrum pada Anak untuk Meningkatkan Kualitas Pengasuhan Orang Tua dan Pendidik

Editor: Torik Aqua
Istimewa/TribunJatim.com
EDUKASI - dr. Mery Susantri, Sp.A., dokter spesialis anak dari FK UNUSA. Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (UPPM) Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (FK UNUSA), bekerja sama dengan Universitas Multimedia Nusantara (UMN) dan Kecamatan Wonocolo, menggelar kegiatan edukatif bertajuk “Edukasi dan PenangananTemper Tantrum pada Anak untuk Meningkatkan Kualitas Pengasuhan Orang Tua dan Pendidik.” 

TRIBUNJATIM.COM - Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (FK UNUSA), melalui Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (UPPM), berkolaborasi dengan Universitas Multimedia Nusantara (UMN) serta Kecamatan Wonocolo untuk menyelenggarakan kegiatan edukatif.

Kegiatan itu mengangkat tema “Edukasi dan Penanganan Temper Tantrum pada Anak untuk Meningkatkan Kualitas Pengasuhan Orang Tua dan Pendidik”.

Acara digelar di kantor Kecamatan Wonocolo, Surabaya, dan diikuti oleh orang tua serta kader kesehatan setempat.

Acara dibuka oleh Camat Wonocolo, Bapak Muslich Hariadi, S.Sos., M.M., yang menyambut baik kerja sama antara dunia akademik dan pemerintah daerah dalam memperkuat ketahanan keluarga melalui pendekatan edukatif berbasis ilmu pengetahuan.

Baca juga: Tuding Penumpang KRL Mau Goda Suaminya, Ibu-ibu Viral Disebut Tantrum Buka Suara: Saya Kan Cinta

Dalam kegiatan ini, dr. Mery Susantri, Sp.A., dokter spesialis anak dari FK UNUSA, hadir menjadi pemateri utama.

Ia menyampaikan pembahasan mengenai faktor penyebab dan proses terjadinya temper tantrum pada anak, disertai strategi penanganan yang efektif secara emosional maupun praktis.

Menurutnya, tantrum merupakan fase wajar dalam perkembangan anak yang perlu disikapi dengan pendekatan yang bijak dan penuh pengertian dari lingkungan sekitarnya.

“Tantrum bukan sekadar perilaku negatif yang harus dihentikan, tapi merupakan tanda bahwa anak sedang belajar memahami dan mengatur emosinya. Di sinilah pentingnya peran orang tua dan pendidik untuk menciptakan komunikasi yang sehat dan empatik,” jelas dr. Mery.

Selain pemaparan materi, peserta juga diajak untuk terlibat aktif dalam diskusi, pemeriksaan kesehatan anak, tes KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan), serta sesi konsultasi langsung.

Kegiatan ini merupakan wujud komitmen FK UNUSA dalam mendorong penguatan kapasitas masyarakat melalui edukasi kesehatan yang praktis dan kontekstual. Harapannya, masyarakat semakin memahami pentingnya pola asuh yang responsif terhadap perkembangan emosi anak.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved