Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Pantang Menyerah Santi Tukang Sepuh Emas Motivasi Anak hingga Kuliah di ITB, Tiap Hari Amalkan ini

Seorang tukang sepuh emas, Santi Endartati (49) pantang menyerah memotivasi anaknya untuk bisa meraih cita setinggi langit.

KOLASE TRIBUN SOLO/AHMAD SYARIFUDIN dan Instagram/santosoim
IBU TANGGUH - Santi, tukang sepuh emas tak menyangka didatangi Rektor usai kedua anaknya lolos di Institut Teknologi Bandung (ITB). Ia melakukan amalan shalat sunnah untuk mendoakan kesuksesan sang anak, Sabtu (9/8/2025). 

TRIBUNJATIM.COM - Seorang tukang sepuh emas, Santi Endartati (49) pantang menyerah memotivasi anaknya untuk bisa meraih cita setinggi langit, termasuk meraih pendidikan layak.

Dengan profesinya, Santi tak menyangka kedua anaknya bernama Oryza Sativa dan Arjuna, diterima di perguruan tinggi bergengsi, Institut Teknologi Bandung (ITB).

Santi tiap hari melakukan amalan layaknya yang dilakukan orangtua agar sang anak mendapat hal yang terbaik.

Perjuangan Santi menghidupi keluarganya hingga anak kuliah di ITB tidaklah mudah.

Biaya pendidikan perguruan tinggi yang semakin mahal, tak membuat Santi menyerah.

Santi harus memutar otak menghidupi keluarganya ketika suaminya mengidap glukoma.

Baca juga: 2 Anaknya Diterima Kuliah di ITB, Santi Tukang Sepuh Emas Nangis Rektor Datangi Tempat Kerjanya

Adu Nasib Terima Pesanan Kue

Sebelum menetap berprofesi sebagai tukang sepuh emas, Santi sempat mengadu nasib menerima pesanan kue.

Sampai akhirnya mengikuti jejak ibunya menjadi tukang sepuh emas.

“Awalnya saya nggak langsung buka. Adik saya juga ibu saya juga. Ikut dulu kalau saya dapat saya dikasih. Sempat bikin kue. Kadang menerima pesanan kue kalau ada pesanan snack,” jelasnya, dikutip dari TribunSolo.com.

Saat ditemui di lapak yang terletak di pertigaan Jalan Reksoniten dan Gajah Suranto, Sabtu (9/8/2025), seseorang mampir untuk menawarkan perhiasan emas yang dimilikinya kepada Santi.

Tawar-menawar berjalan alot.

Pemilik emas ingin emasnya dihargai tinggi namun Santi memberi pengertian nilainya tak sesuai ekspektasi.

Akhirnya jual beli urung dilakukan dan pemilik emas itu pun pergi.

Santi, seperti halnya tukang sepuh emas lain, memiliki penghasilan tak menentu.

SOSOK IBU TANGGUH - Tukang Sepuh Emas, Santi Endartati (49) memperlihatkan foto anaknya, Oryza Sativa yang baru saja diterima di ITB ketika ditemui TribunSolo.com di lapaknya di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (9/8/2025). Santi Endartati punya perjuangan berat dalam menguliahkan dua anaknya di ITB.
SOSOK IBU TANGGUH - Tukang Sepuh Emas, Santi Endartati (49) memperlihatkan foto anaknya, Oryza Sativa yang baru saja diterima di ITB ketika ditemui TribunSolo.com di lapaknya di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (9/8/2025). Santi Endartati punya perjuangan berat dalam menguliahkan dua anaknya di ITB. (TRIBUN SOLO/AHMAD SYARIFUDIN)

Bahkan ia bisa seminggu lebih tak mengantongi uang sepeser pun.

“Kadang berapa hari nggak dapat sama sekali. 4-10 hari nggak dapat nggak tentu juga,” ungkapnya.

Biasanya ia membeli emas perhiasan yang rusak lalu diperbaiki.

Setelah itu ia menyetor ke juragannya dan mengambil untung dari penjualan itu.

“Saya beli emas yang rusak. Saya setor dapat selisihnya,” tuturnya.

Ia mengakui tak mampu jika harus menguliahkan anak-anaknya dengan biaya sendiri.

Ia hanya berbekal keyakinan yang kuat akhirnya kedua anaknya bisa kuliah di perguruan tinggi bergengsi.

“Ya memang saya memotivasi. Kamu pasti bisa,” terangnya.

Baca juga: Siswi SMP Dapat Beasiswa sampai Kuliah usai Kejar Mobil Prabowo Demi Beri Karya Lukisannya

Kedua Anak Santi Keterima di ITB

Anaknya yang kedua, Oryza Sativa Fakultas tahun ini diterima di Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB) ITB.

Lalu Arjuna tahun 2022 lalu Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTPM) ITB.

“Anak saya itu dari SMP memang pengennya di ITB. Pengen kerja di tambang. Biar sukses mungkin tahu keadaannya orang tua. Pengennya mengubah nasib keluarganya biar nggak kaya gini terus. SMA dua tahun akselerasi. Dia langsung ngambil FTPM. Diterima. Di rumah kan sering cerita mungkin adiknya tertarik juga. Impiannya juga di ITB. Alhamdulillah lolos lewat jalur SNBP,” terangnya.

Ia telah kenyang asam garam hidup dalam kondisi serba sulit.

Tapi ia tak henti-hentinya memotivasi dirinya sendiri dan anak-anaknya untuk tak pantang menyerah.

“Kondisinya sulit terus. Bukan pernah lagi. Ya pokoknya saya harus bisa. Anakku bisa jadi. Yakin ada jalannya,” ungkapnya.

Meski hanya anak seorang tukang sepuh emas, anak-anaknya tak merasa rendah diri. 

Bahkan saat mereka libur mereka ikut menemani ibunya.

“Kalau libur Sabtu-Minggu juga duduk di sini anak saya yang Oryz. Libur duduk-duduk di sini,” terangnya.

KISAH INSPIRATIF - Santi, tukang sepuh emas tak menyangka didatangi Rektor usai kedua anaknya lolos di Institut Teknologi Bandung (ITB).
KISAH INSPIRATIF - Santi, tukang sepuh emas tak menyangka didatangi Rektor usai kedua anaknya lolos di Institut Teknologi Bandung (ITB). (Instagram/santosoim)

Dapat Beasiswa

Meski mendapat beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K), ia harus tetap menanggung biaya hidup anaknya selama kuliah.

Ia bersyukur anak-anaknya bisa mengatur agar dalam keterbatasan semua bisa cukup.

“Ya kan bisa ada kiriman dicukup-cukupin. Makanannya nggak terlalu mahal. Kakaknya udah lama tahu segini murah buat makan. Alhamdulillah bisa ngatur anaknya. Yang besar semester 7 insyaallah tahun depan wisuda,” jelasnya.

Baca juga: Sosok Zazkia Siswi SMA Anak Sopir Dapat Beasiswa Kuliah di Kanada, Tiap Hari Tempuh 16 Km ke Sekolah

Amalan Rutin: Doakan Anak

Ia bersyukur satu demi satu doanya diijabah.

Saat ditanya mengenai amalan-amalan ibadah yang sering dilakukan, ia memilih untuk rendah hati tak ingin terlalu menunjukkan.

“Kaya ibu-ibu lainnya mendoakan anaknya. Tiap sholat doain anaknya. Tahajud, qobliyah Subuh,” terangnya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved