Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Ketua Banggar DPR RI Said Abdullah Perkirakan Postur RAPBN 2026 Sangat Menantang

Ketua Banggar DPR RI Said Abdullah memperkirakan postur RAPBN 2026 akan sangat menantang. Begini pejelasannya. 

Editor: Dwi Prastika
TribunJatim.com/Yusron Naufal Putra
RAPBN (Arsip) - Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim, Said Abdullah saat ditemui di Kantor PDIP Jatim di Surabaya, Senin (15/7/2024). Dia mengatakan, Banggar DPR RI bersama pemerintah telah menyelesaikan pembahasan awal rancangan postur RAPBN 2026 secara indikatif, pada Juli 2025. 

Oleh: Ketua Banggar DPR RI, Said Abdullah

TRIBUNJATIM.COM - Pada Juli 2025 lalu, Banggar DPR RI bersama pemerintah telah menyelesaikan pembahasan awal rancangan postur RAPBN 2026 secara indikatif.

Kesepakatan pembahasan itu menjadi modal dan acuan pemerintah menyusun Nota Keuangan RAPBN 2026 yang akan disampaikan oleh Presiden RI Prabowo Subianto pada pertengahan Agustus 2025.

Mengacu pada pembahasan awal di atas, saya perkirakan pendapatan negara pada RAPBN 2026 pada kisaran Rp 3.094 - 3.114 triliun.

Sedangkan belanja negara pada kisaran Rp 3.800 - 3.820 triliun, dan defisit RAPBN 2026 dalam rentang 2,53 persen PDB setara Rp 706 triliun.

Mengacu pada beberapa pengalaman di tahun sebelumnya, biasanya pemerintah mengajukan pada batas atas ketimbang batas bawah.

Postur RAPBN 2026 di atas lebih tinggi dari prognosis atas APBN 2025 yang diperkirakan pendapatan negara mencapai Rp 2,865,5 triliun,  yang terdiri dari penerimaan perpajakan sebesar Rp 2.387,3 triliun dan penerimaan bukan pajak Rp 477,2 triliun serta penerimaan hibah sebesar Rp 1 triliun.

Sedangkan belanja negara Rp 3.527,5 triliun yang terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp 2.663,4 triliun dan transfer ke daerah Rp 864,1 triliun, dengan demikian defisit diperkirakan mencapai Rp 662,0 triliun atau 2,78 persen PDB.

Target pendapatan dan belanja negara pada RAPBN 2026 yang meningkat sangat menantang bagi pemerintah. Apalagi dunia usaha di seluruh dunia harus mulai menyesuaikan diri dengan tarif kebijakan Presiden Trump yang berlaku kepada banyak negara, serta konflik geopolitik yang tak kunjung lerai.

Di dalam negeri kita juga belum sepenuhnya berhasil memulihkan daya beli masyarakat yang ditandai melandainya pertumbuhan konsumsi rumah tangga. Termasuk, pemerintah harus mampu menggantikan penerimaan PNBP yang hilang karena setoran deviden BUMN, sekitar Rp 80 triliun tidak ada lagi pasca revisi UU BUMN yang melahirkan Danantara.

Di lain pihak, postur RAPBN 2026 akan menjadi modal penting bagi pemerintah untuk melakukan berbagai program recovery daya beli masyarakat, serta menjaga ekspor kita tetap ekspansif.

Secara perlahan, pelaku usaha bersama pemerintah perlu mencari pasar baru, dan tidak bergantung pada negara-negara tujuan ekspor tradisional.

RAPBN 2026 juga menjadi milestone kedua bagi pemerintah dalam menjalankan berbagai program strategis, seperti MBG, Kopdeskel, Sekolah Rakyat, pemeriksaan kesehatan gratis, dan lain-lain, yang secara teknis tidak mudah.

Namun keberhasilan program ini akan menjadi “game changer” untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) generasi mendatang. 

Saat ini angkatan kerja kita 54 persen hanya luluan SMP ke bawah.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved