Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Dokter Tirta Ajak Lari 20 Km Keluarga Pasien yang Paksa Dokter Syahpri Lepas Masker: Mak Bleng

Sindiran Dokter Tirta ke keluarga pasien yang paksa Dokter Syahpri lepas masker. Ajak lari 20 KM: bukan emosi.

Editor: Hefty Suud
KOLASE Instagram @perawat_peduli_palembang - Instagram @dr.tirta
DOKTER SYAHPRI - (foto kiri) Tangkapan layar video saat dokter Syahpri dipaksa lepas masker oleh keluarga pasien VIP, dan (foto kanan) Dokter Tirta meresepon kejadian yang menimpa rekan sejawatnya di Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan ini. 

TRIBUNJATIM.COM - Dokter Tirta sindir keluarga pasien yang paksa Dokter Syahpri lepas masker. 

Dokter Tirta memiliki nama lengkap Tirta Mandira Hudhi.

Sosoknya viral di media sosial karena kerap memberikan edukasi kesehatan dengan gaya ceplas-ceplos. 

Baru-baru ini viral video Dokter Syahpri dipaksa lepas masker oleh keluarga pasien Tuberkulosis (TBC) di ruang VIP atau Very Important Person. 

Peristiwa ini pertama kali mencuat setelah akun Instagram @perawat_peduli_palembang mengunggah rekaman video pada Rabu (13/8/2025).

Diketahui, Dokter Syahpri adalah spesialis ginjal di Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan

Keluarga pasien yang memaki dan memaksa Dokter Syahpri lepas masker, kini dipolisikan. 

Manajemen RSUD Sekayu menegaskan tidak mentolerir tindakan kekerasan terhadap tenaga medis.

Viralnya kasus Dokter Syahpri ini dikomentari oleh Dokter Tirta

Sebagai sesama tenaga medis, Dr. Tirta mengaku kecewa terhadap insiden tersebut. 

Pria bernama lengkap Tirta Mandira Hudhi menilai sikap Dokter Syahpri sudah sesuai prosedur. 

"Protokol yang dilakukan sejawat saya itu sudah benar, sangat benar. Kalau ada keluhan, salurkan lewat jalur resmi, bukan dengan emosi atau memukul dokter," katanya pada Jumat (15/8/2025). 

Mengenai persoalan antrean atau administrasi asuransi sebenarnya masyarakat bisa menyalurkan keluhannya lewat media pengaduan resmi di rumah sakit tersebut. 

"Kalau melampiaskan emosi dengan memukul atau narik kerah dokter dan nantang dokternya itu bisa berujung ke masalah hukum yang panjang," katanya. 

Dokter Tirta pun melayangkan sindiran ke pelaku yang memaki-maki hingga membuka paksa masker Dokter Syahpri

Dengan gaya khasnya yang ceplas ceplos, ia menantang pelaku untuk berlari nyaris half marathon. 

"Kalau saya digituin, mungkin saya 'puh' (gerakan meludah). Atau malah saya ajak lari 20 KM. Kalau senior saya yang jago tinju dipukulin, mak bleng itu," ujarnya. 

Ia mendukung penuh proses hukum kasus ini agar menjadi pelajaran atau efek jera bagi pelaku. 

"Jangan sampai kejadian ini terulang lagi. Kendalikan emosi, karena tujuan kita sama, pasien cepet sembuh," pungkasnya. 

Baca juga: Nasib Keluarga Pasien yang Paksa Dokter Syahpri Buka Masker, Ngaku Bayar Kamar VIP Serasa BPJS

Baca juga: Sosok dr Syahpri yang Dipaksa Lepas Masker Oleh Keluarga Pasien VIP, Spesialis Ginjal RSUD Sekayu

Viral di media sosial 

Keributan panas di RSUD Sekayu viral di media sosial.

Keluarga pasien TBC memaki dan membuka paksa masker dokter Syahpri Putra Wangsa. 

Dokter Syahpri yang mendapatkan perlakuan kasar dari keluarga pasien akhirnya membawa kasus tersebut ke meja polisi. 

Sejumlah pihak pun turut mengawal kasus tersebut.

Lantas, seperti apa duduk perkara kejadian yang dialami dokter Sub Spesialis Ginjal dan Hipertensi tersebut?

Ternyata, kejadian itu dipicu oleh permintaan pulang pasien yang ditolak lantaran sampel dahak masih terlalu sedikit untuk pemeriksaan. 

Insiden itu berawal ketika seorang pasien masuk ke Ruang Leban pada 8 Agustus 2025 pukul 21.05 WIB dari IGD oleh perawat Leban. 

Pihak rumah sakit kemudian melakukan orientasi ruangan dan edukasi kepada keluarga pasien. 

Keluarga pun menandatangani lembar edukasi dan menyetujui agar pasien dirawat di Ruang Leban. 

Pasien juga sudah diperiksa kadar gula darah (BSS) dan dilakukan perencanaan tes dahak TCM (Tes Cepat Molekuler). 

Sekitar pukul 22.06 WIB, hasil pemeriksaan gula darah menunjukkan 150 mg/dL.

Pukul 04.28 WIB, dokter residen lalu melakukan kunjungan. 

VIDEO DOKTER DIMAKI - Tangkapan layar video keluarga pasien yang marah terhadap seorang dokter di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan. Keluarga pasien itu memaksa si dokter buka masker.
VIDEO DOKTER DIMAKI - Tangkapan layar video keluarga pasien yang marah terhadap seorang dokter di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan. Keluarga pasien itu memaksa si dokter buka masker. (Instagram @ perawat_peduli_palembang @cctvceletbelet)

Keesokan harinya, 9 Agustus pukul 06.00 WIB, kadar gula darah pasien berada di angka 131 mg/dL dengan tekanan darah 172/90 mmHg.

Pihak rumah sakit belum bisa melakukan pemeriksaan dahak karena kondisi pasien secara objektif masih mengantuk dan tidak bisa diajak komunikasi. 

Sekitar pukul 09.00 WIB, pemeriksaan kesadaran pasien di Ruang Leban RSUD Sekayu menunjukkan nilai E1 M2 V1.

Perawat lalu memberitahukan kondisi tersebut kepada dokter jaga dan mendapat instruksi untuk melakukan pemeriksaan gula darah (BSS) serta pemasangan selang makan (NGT).

Saat pergantian shift pagi ke sore, dilaporkan tekanan darah pasien berada di angka 150/90 mmHg pada pukul 16.00 WIB. 

Baca juga: Kronologi Kaki Fairuz A Rafiq Diinjak Sapi 1,2 Ton hingga Berujung ke RS, Dokter Sebut Ajaib

Satu jam berselang, sekitar pukul 17.00 WIB, pemeriksaan kadar gula darah menunjukkan hasil 107 mg/dL.

Meski sudah direncanakan, pengambilan sampel dahak tetap belum bisa dilakukan lantaran pasien tidak bisa batuk. 

Keesokan harinya, pada 10 Agustus 2025, pasien di Ruang Leban RSUD Sekayu menjalani kunjungan dokter jaga bangsal.

Dokter memutuskan tidak ada penambahan terapi dan perawatan dilanjutkan sesuai tindakan sebelumnya.

Perawat kemudian mengedukasi pasien dan keluarga mengenai pengambilan sampel dahak.

Hasil yang diperoleh saat itu hanyalah air liur dengan sedikit dahak.

Perawat kemudian memberikan edukasi tambahan agar jumlah dahak ditingkatkan, karena dikhawatirkan sampel yang terlalu sedikit membuat hasil tidak akurat ketika diuji di laboratorium.

Edukasi serupa kembali diberikan kepada keluarga pasien pada pukul 22.00 WIB.

Pemantauan berlanjut hingga 11 Agustus 2025, termasuk pemeriksaan kadar gula darah (kurva BSS) dan tekanan darah secara rutin.

Pada 11 Agustus 2025 pukul 06.00 WIB, pemeriksaan kadar gula darah (BSS) pasien di Ruang Leban RSUD Sekayu menunjukkan hasil 303 mg/dL.

Lima menit kemudian, dokter residen penyakit melakukan kunjungan ke pasien tersebut.

Pukul 08.30 WIB, dokter spesialis penyakit dalam, dr. Syahpri, Sp.PD-KGH, juga melakukan kunjungan.

Baca juga: Sosok Wanita Ngaku Pernah Jalin Hubungan dengan Kafid Dokter Kolong Jembatan, Ini Kesaksian Tetangga

Ia menyampaikan kepada keluarga pasien bahwa sampel dahak pasien masih sedikit dan pasien belum mampu batuk untuk mengeluarkan dahak.

Keesokan harinya, 12 Agustus 2025 pukul 06.30 WIB, dokter residen kembali melakukan kunjungan.

Saat itu, keluarga pasien menanyakan kapan pasien bisa pindah ruangan.

Dokter residen menjelaskan bahwa perpindahan baru dapat dilakukan setelah sampel dahak terkumpul dan pemeriksaan TCM selesai dilakukan.

Pukul 06.45 WIB, dr. Syahpri kembali memeriksa kondisi pasien.

Hingga saat itu, sampel dahak tetap belum memadai, sehingga pihak rumah sakit merekomendasikan agar pasien tetap dirawat.

DOKTER SYAHPRI - Tangkapan layar video saat dokter Syahpri dipaksa lepas masker oleh keluarga pasien VIP. Ia merupakan dokter spesialis ginjal RSUD Sekayu, Sumatera Selatan.
DOKTER SYAHPRI - Tangkapan layar video saat dokter Syahpri dipaksa lepas masker oleh keluarga pasien VIP. Ia merupakan dokter spesialis ginjal RSUD Sekayu, Sumatera Selatan. (KOLASE Instagram @perawat_peduli_palembang - Instagram/mimin sekayu)

Pelaku minta maaf

Keluarga pasien yang memaksa dokter spesialis ginjal RSUD Sekayu, Syahpri Putra Wangsa, membuka masker saat bertugas, akhirnya menyampaikan permintaan maaf. Permintaan maaf tersebut disampaikan langsung dalam mediasi yang digelar di RSUD Sekayu, Rabu (14/8/2025), dan mempertemukan dokter Syahpri dengan keluarga pasien yang terlibat insiden.

“Dengan tidak mengurangi rasa hormat, Bapak, Ibu, pejabat pimpinan RSUD Sekayu, saya terlebih dahulu memohon maaf atas terjadinya video yang viral kemarin di hari Selasa yang terjadi di ruangan tempat ibu saya dirawat,” ujar perwakilan keluarga pasien dalam potongan video yang diunggah akun Instagram @perawat_peduli_palembang.

Dalam video lain yang dibagikan @pesonamuba.official, keluarga pasien tampak berjabat tangan dengan dokter Syahpri, disaksikan seorang pria berpeci hitam.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSUD Sekayu, drg Dina Krisnawati Oktaviani, menegaskan bahwa mediasi ini bukan untuk menghentikan proses hukum yang sudah ditempuh dokter Syahpri di Polres Muba.

“Pertemuan dengan keluarga pasien bukan bertujuan menghentikan proses hukum, melainkan memberi ruang klarifikasi dari keluarga pasien. RSUD Sekayu akan tetap mendampingi dan mengawal proses hukum sesuai ketentuan,” kata Dina, Kamis (14/8/2025).

Dina juga menyebut pertemuan tersebut dihadiri Sekda Muba, Apriyadi, untuk memfasilitasi komunikasi dan mencegah eskalasi konflik, tanpa intervensi hukum.

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dan Kompas.com

Berita Viral lainnya

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved