Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Tiap Hari Pak Ade Naik KRL 3 Jam Demi Jualan Tape hingga Telur Asin, Jika Habis Dapat Rp 200 Ribu

Inilah kisah Pak Ade, yang tiap hari naik KRL 3 jam demi jualan tape ketan hingga telur asin.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
KOMPAS.COM/ACEP NAZMUDIN
JUALAN MAKANAN - Para pedagang naik KRL pertama keberangkatan dari Stasiun Rangkasbitung untuk berjualan di Jakarta, Kamis (14/8/2025). Ade (50) dari Banten, menjadi satu di antaranya. Tiap hari ia naik kereta tiga jam untuk jualan di Jakarta Barat. 

TRIBUNJATIM.COM - Inilah kisah Pak Ade, yang tiap hari naik KRL 3 jam demi jualan tape ketan hingga telur asin.

Saat ditemui, Ade tengah berada di gerbong 5 KRL Rangkasbitung-Tanah Abang.

Pria berusia 50 tahun itu menyusun wadah-wadah dan plastik berisi aneka penganan.

Ia membawa semua penganan itu untuk dijual di kawasan Jembatan Besi, Jakarta Barat.

Tiap hari Ade berangkat pukul 03.00 dini hari.

Dari rumahnya di Kecamatan Pamarayan, Kabupaten Serang, Banten, Ade naik ojek ke stasiun Rangkasbitung untuk mengejar kereta keberangkatan pertama.

Aktivitas ini dilakoninya hampir setiap hari, kecuali hari Senin.

Alasannya, karena lebih banyak penumpang yang naik KRL pada pagi hari sehingga barang milik para pedagang dikhawatirkan mengganggu para penumpang lain.

"Sudah 20 tahun begini, setiap hari pulang pergi dari rumah ke Stasiun Rangkasbitung naik kereta turun di Stasiun Angke," kata Ade di kereta Rangkasbitung-Tanah Abang, Kamis (14/8/2025), seperti dilansir dari Kompas.com.

Baca juga: Merangkak Keliling Desa Jualan Ayam, Abah Bidin Cuma Dapat Untung Rp5000, Makan Mie Instan Jika Sepi

Jarak yang ditempuh oleh Ade dari rumahnya di Kecamatan Pamarayan ke Jembatan Besi sekitar hampir 100 kilometer, melintasi enam kabupaten/kota dan tiga provinsi, yakni Banten, Jawa Barat, dan Jakarta.

Sementara jarak waktunya kurang lebih tiga jam.

Walaupun diakuinya lelah, ia juga mengaku tidak keberatan demi mengumpulkan rupiah untuk kebutuhan hidup keluarganya.

Ade mengenang dua puluh tahun lalu, ia berangkat jualan masih dengan kereta diesel.

Saat itu, menurutnya, tidak hanya jadi penumpang, tetapi dia juga turut berjualan di atas kereta.

Namun, saat ini sudah berubah. Kereta yang ditumpangi sudah menjadi kereta listrik yang jauh lebih tertib.

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved