17 Anak di Sumenep Meninggal karena Campak, Gubernur Khofifah Kirim Vaksin MR hingga Pantau ORI
Gubernur Jatim , Khofifah akan lakukan penanganan cepat KLB campak di Sumenep. 17 anak di Sumenep meninggal akibat terserang campak.
Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Dwi Prastika
Poin Penting:
- Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa akan lakukan penanganan cepat KLB campak di Sumenep, Madura.
- 17 anak di Sumenep meninggal dunia akibat terserang campak.
- Sebanyak 17 kasus meninggal dunia diketahui 15 kasus tidak imunisasi, 1 kasus imunisasi tidak lengkap dan 1 kasus belum waktunya imunisasi.
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Fatimatuz Zahroh
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa langsung berangkat ke Sumenep untuk melakukan penanganan cepat dan tanggap, terkait Kejadian Luar Biasa (KLB) campak yang terjadi di ujung pulau Madura tersebut.
Mulai Sabtu (23/8/2025), Gubernur Khofifah akan menyambangi sejumlah pasien yang terkena campak, takziah pada korban meninggal karena campak, dan juga akan memantau langsung pelaksanaan Outbreak Response Imunization (ORI) di 26 puskesmas di Sumenep.
Tindakan ini dilakukan karena adanya lonjakan kasus campak di Sumenep.
Per tanggal 21 Agustus 2025, total telah ada sebanyak 2.035 kasus suspek campak di Sumenep dengan kasus positif sebanyak 159 anak, dan sebanyak 17 anak meninggal dunia.
“KLB campak yang terjadi di Sumenep menjadi perhatian kita bersama. Kami sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Sumenep dan Dinas Kesehatan Jatim serta dengan Kemenkes,” tegas Gubernur Khofifah, Jumat (22/8/2025).
“Dari koordinasi itu alhamdulillah kita sudah kirimkan vaksin MR untuk campak sebanyak 9.825 botol ke Sumenep sebagai Outbreak Response Imunization atau ORI,” ujarnya.
Lebih lanjut berdasarkan data, kasus campak terjadi di 25 kecamatan di Kabupaten Sumenep.
Rata-rata anak yang terjangkit campak adalah berusia 1 sampai 4 tahun.
Sebanyak 17 kasus meninggal dunia diketahui 15 kasus tidak imunisasi, 1 kasus imunisasi tidak lengkap dan 1 kasus belum waktunya imunisasi.
Baca juga: 119 Anak di Pamekasan Kena Campak, Mayoritas Usia 3-5 Tahun, Kurangnya Imunisasi Jadi Faktornya
Tak hanya itu, sebagai upaya penanggulangan KLB campak, Pemerintah Provinsi Jawa Timur memberikan On the Job Training (OJT) pembuatan kajian epidemiologi KLB Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) ke seluruh puskesmas di Sumenep sebagai upaya penanggulangan.
Selain itu juga digelar pertemuan koordinasi lintas batas Madura Raya dan Surabaya Raya dengan output berupa dokumen kesepakatan penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I).
"Jadi penting juga melibatkan Surabaya Raya untuk mencegah campak ini agar tidak menyebar ke daerah lain. Dan bersamaan dengan pengamanan ini kita juga langsung bergerak cepat memasifkan imunisasi, terutama anak-anak," kata Khofifah.
Bersinergi dengan Kementerian Kesehatan RI, Pemprov Jatim juga melakukan rapat koordinasi terbatas bersama Komite Ahli Penyakit-penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (Komli PD3I) Indonesia, WHO, dan Dinkes Sumenep untuk membahas KLB campak serta rekomendasi penaggulangannya.
Gubernur Jawa Timur
Khofifah Indar Parawansa
Sumenep
Kejadian Luar Biasa
KLB campak
Madura
TribunJatim.com
berita Jatim terkini
Tribun Jatim
Persik Tumbang 1-3 dari Dewa United, Ong Kim Swee: Kalau Bisa Ganti 11 Pemain Pasti Saya Lakukan |
![]() |
---|
Tangkap 5 Pengedar Narkoba di Blitar, Polisi Amankan 27 Gram Sabu dan 2.565 Butir Pil Dobel L |
![]() |
---|
VIRAL TERPOPULER: Nasib Bocah Alami Kesalahan Sunat - Pengakuan Bripda Farhan Kabur saat Pernikahan |
![]() |
---|
Persebaya vs Bali United, Manfaatkan Situasi Sulit, Eduardo Perez Siap Patahkan Dominasi Bali |
![]() |
---|
JATIM TERPOPULER: Motif Pria Habisi Wanita di Kos Blitar - Kebakaran Pabrik Penggilingan Padi Tuban |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.