Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Dedi Mulyadi Sebut Rakyat Sama Serakahnya dengan Pejabat, Singgung Fitrah Manusia: Termasuk Saya

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi viral sebut rakyat sama serakahnya dengan pejabat. Ini maksud ucapannya.

Editor: Hefty Suud
Kompas.com/Faqih Rohman Syafei
SERAKAH - Gubernur Jabar Dedi Mulyadi di Gedung DPRD Jabar, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Sabtu (19/7/2025). Ucapannya tentang rakyat sama serakahnya dengan pejabat, viral di media sosial. Gubernur Dedi Mulyadi jelaskan maksudnya. 

TRIBUNJATIM.COM - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi viral di media sosial karena sebut rakyat sama serakahnya dengan pejabat. 

Hal itu diucapkan Dedi Mulyadi saat menjadi pembicara dalam sebuah acara di Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran (Unpad) bandung.

Kini ucapannya jadi sorotan, Dedi Mulyadi pun menjelaskan maskudnya. 

Untuk diketahui, dalam acara tersebut awalnya Dedi Mulyadi menyinggung program perhutanan sosial yang menurutnya sering disalahgunakan.

Program yang seharusnya memberi ruang bagi rakyat untuk mengakses hutan demi mengembangkan ekosistem kehutanan dan menopang kehidupan ekonomi, justru disalahgunakan.

Dia mencontohkan lahan garapan malah dijual atau dialihfungsikan menjadi kawasan permukiman.

Baca juga: Noel Minta Amnesti Malah Dicopot dari Jabatan Wamenaker, Presiden Prabowo: Tidak Membela Korupsi

“Kan ini problem lagi sehingga hari ini saya ingin segera melakukan penataan itu. 

Kalau nanti ada komitmen yang kuat antara Pemprov Jabar, Unpad, dan Kementerian Kehutanan, kami wajibkan seluruh penerima hak perhutanan sosial menanam tanaman agroforestri, di antaranya kelapa dan sukun,” kata Dedi, dilansir dari TribunJabar.id.

Setelah menyampaikan pendapatnya itu, Dedi menambahkan bahwa karakter masyarakat sekarang berbeda dengan era 1960-1970-an.

Menurutnya, masyarakat masa kini sama saja dengan pejabat yaitu sama-sama punya potensi serakah.

Baca juga: Permintaan Immanuel Ebenezer Rp3 Miliar dan Motor Ducati Berujung OTT KPK, Dulu Ngaku: Gue Gak Hedon

“Rakyat hari ini adalah rakyat tahun ini yang karakternya sama dengan kita. Sama buasnya, kadang sama serakahnya. Cuma beda tingkatan kekuasaannya,” ujarnya.

Ucapannya tersebut kemudian menjadi viral di media sosial.

Beberapa pihak menyesalkan ucapan itu karena dinilai menyudutkan rakyat, namun banyak juga yang mendukung dan membenarkan pandangan gubernur tersebut.

Sementara itu, melansir dari Kompas.com, Dedi menegaskan bahwa maksud dari pernyataannya tersebut adalah setiap manusia, baik masyarakat maupun pemimpin memiliki potensi serakah dan koruptif.

Dedi Mulyadi mengatakan bahwa sifat itu sudah fitrah yang ada di manusia.

Baca juga: Sosok Irvian Bobby Mahendro, Sultan yang Dimintai Rp3 M Oleh Immanuel Ebenezer Buat Renovasi Rumah

“Sama, ya sama, saya kan punya pengalaman. Dikasih kios satu, ingin adiknya masuk, pengen saudaranya masuk, ingin menguasai seluruh kios gratis. Kan ada pengalaman,” kata Dedi.

Dedi lalu menceritakan pengalamannya di kampung maupun saat menjabat di Purwakarta.

Saat itu, ada warga yang diberi fasilitas tempat usaha gratis, namun justru menyewakannya kepada orang lain dengan harga tinggi.

“Pengalaman saya dulu di Pasar Rebo Purwakarta. Video YouTube-nya ada, lapak disewakan Rp 11 juta, padahal itu gratis disediakan bagi pedagang,” ungkapnya.

Gubernur Dedi Mulyadi berikan penjelasan setelah pernyataan terkait rakyat sama serakahnya dengan pejabat korup ramai.
Gubernur Dedi Mulyadi berikan penjelasan setelah pernyataan terkait rakyat sama serakahnya dengan pejabat korup ramai. (Kompas.com)

Gubernur Dedi Mulyadi menegaskan bahwa potensi koruptif tak hanya melekat pada pejabat atu pemimpin. Dia menilai bahwa masyarakat juga memiliki kecenderungan melakukan hal yang serupa.

“Jadi, ya potensi koruptif itu bukan hanya pada kita ini, para politisi, termasuk diri saya. Masyarakat juga sama punya sifat koruptif,” ucapnya.

Dia menilai bahwa sifat serakah adalah bagian dari fitrah manusia. Maka dari itu, negara memiliki peran penting untuk mengatur agar tidak terjadi penyalahgunaan.

“Itu fitrah manusia. Setiap manusia itu punya potensi dalam dirinya serakah. Makanya, fungsi negara itu mengatur agar kebuasan itu tunduk pada undang-undang. Intinya kan itu,” jelasnya.

Mantan Bupati Purwakarta itu lalu menekankan bahwa baik pejabat maupun rakyat sama-sama harus memperbaiki diri dan taat pada aturan. 

Dia menyebutkan bahwa tugas negara ialah menekan potensi serakah tersebut agar tak berubah menjadi parktik korupsi nyata yang merugikan publik.

“Bagi saya, mau pemimpin, mau rakyat, ya dua-duanya harus bener, gitu lho,” katanya. 

Artikel ini telah tayang di grid.id 

Berita Viral lainnya

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved