Laporan wartawan Tribunjatim.com, Sofyan Arif Candra
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Baju lukis adalah perpaduan estetika sebuah lukisan dan keindahan design pakaian dari seorang perancang busana.
Pemilik butik Yan Khurin yang beralamat di Gang Rahayu Desa Gelam, Candi, Sidoarjo, Hariyani Wisnu, sudah melakukannya sejak tahun 2007.
"Sebenarnya pada awalnya saya hobi melukis, lalu ada inisiatif untuk membuatnya di kain," ujar Hariyani Wisnu, Rabu (15/2/2017).
Walaupun latar belakang pendidikan Hariyani adalah ekonomi, namun ada alasan kuat dalam memilih mendirikan butik.
"Ibu saya dulu seorang penjahit keliling, jadi saya terlalu asing dengan dunia desain dan tekstil," kata Hariyani.
Ia mengaku sempat ikut beberapa pelatihan singkat hingga bisa sampai membuat baju lukis seperti sekarang.
"Untuk proses melukisnya itu bisa sampai 2 minggu, namun untuk desain bajunya tidak pasti, sehari saja mungkin sudah selesai," tambahnya.
Harga baju lukis di butik Hariyani berkisar Rp 1,5 juta sampai Rp 1,7 juta.
"Jadi ini bukan lukisan yang dilukis kembali ke kain, tapi sebuah lukisan yang disketsakan kembali ke kain," ujarnya.
Memang tidak bisa persis antara lukisan asli dengan lukisan yang ada di baju sehingga disketsakan sesuai kebutuhan.
Tema baju lukis yang digarap Hariyani bermacam-macam seperti naga, kupu-kupu, dan merak.
"Memang lukisannya banyak yang menyangkut hewan langka sebagai bentuk kepedulian juga, selain itu makna filosofinya juga banyak," ucap Hariyani.
Hariyani Wisnu menilai keunggulan produknya adalah mempunyai design yang berbeda dari baju pada umumnya.
"Ibu Pangdam Made pernah beberapa kali beli produk saya, terus Bu Veni dari Disperindag Sidoarjo juga beli produk saya," ujarnya.