TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kepastian PKB mengusung Saifullah Yusuf (Gus Ipul) sebagai calon gubernur di Pilgub Jatim 2018 membuat sejumlah nama tokoh disebut-sebut berebut bisa digandeng sebagai pasangannya, yakni calon wakil gubernur (Cawagub).
Beberapa nama diantaranya adalah, Ketua DPW Partai Nasdem Jatim Rendra Krisna dan Wali Kota Batu dua periode Eddy Rumpoko.
Dua nama tersebut melengkapi sejumlah nama lain, yang juga disebut-sebut berpeluang digandeng dan bersanding dengan Gus Ipul. Karena telah mendaftar sebagai bakal cawagub lewat PDIP.
Yakni, Kusnadi (Ketua DPD PDIP Jatim), Budi Sulistyono (Bupati Ngawi), Suhandoyo (Aggota DPRD Jatim), dan Said Abdullah (Anggota DPR RI).
Selain itu, ada juga nama Ketua DPW PAN Jatim Masfuk, yang juga disodorkan internal partainya maju sebagai cawagub, serta beberapa nama lainnya.
Baca: Cak Imin Pastikan PKB Usung Gus Ipul Jadi Calon Gubernur Jatim
Gus Ipul banyak dilirik oleh sejumlah tokoh dan kader partai, karena dia merupakan wakil gubernur yang mendampingi Gubernur Soekarwo memimpin Jatim selama dua periode, 2009-2014 dan 2014-2019.
Sejauh ini, berdasarkan sejumlah hasil survei yang telah dilansir, popularitas dan elektabilitasnya memang paling tinggi dibanding beberapa nama bakal cagub lainnya. Seperti, Menteri Sosial Khofifah Indra Parawansa, dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Dikonfirmasi terkait peluang Ketua DPW Partai Nasdem Jatim Rendra Krisna dan Wali Kota Batu Eddy Rumpoko yang disodorkan berpasangan dengannya, Gus Ipul menanggapi diplomatis.
Baca: Demi Wasiat Kiai Hasyim, Golkar Siap Deklarasi Usung Khofifah
Menurutnya, Rendra Krisna dan Eddy Rumpoko merupakan sosok tokoh yang punya kapasitas dan orang hebat yang ada di Jatim.
“Semuanya merupakan orang-orang hebat,” tegasnya, Jumat (16/6/2017) petang, usai bertemu Ketua KPU Pusat Arief Budiman, di Gedung Negara Grahadi.
Namun, hingga saat ini, pihaknya, kata Gus Ipul belum berani melakukan komunikasi lebih jauh.
Pasalnya, terkait siapa yang akan dipasangankan dengan dirinya maju Pilgub Jatim 2018, dia menyerahkan sepenuhnya kepada partai politik yang mengusungnya.
"Partai kan punya mekanisme. Dan saya menyerahkan sepenuhnya kepada partai," tandasnya.