Baca tanpa iklan
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Ani Susanti
TRIBUNJATIM.COM - Remaja memang dikenal memiliki sifat yang berubah-ubah atau disebut labil.
Remaja sangat rentan mengalami depresi dan gangguan mental apabila mengalami tekanan yang tak bisa ia hadapi.
Mereka akan melakukan hal-hal nekat yang bahkan akan merugikan orang lain.
Baru-baru ini, seorang remaja laki-laki berusia 16 tahun harus berurusan dengan kepolisian karena tindakan pembunuhan.
Baca: Tak Hanya di Dieng, Inilah Lima Kejadian Jatuhnya Helikopter di Dunia!
Dikutip dari metro.co.uk, remaja yang namanya tak disebutkan polisi itu mengaku telah membunuh seorang gadis cilik berusia tujuh tahun bernama Katie Rough.
Alasan membunuhnya juga terbilang tak masuk akal.
Diketahui, remaja itu membunuh Katie untuk melihat apakah Katie merupakan seorang robot atau bukan.
Seseorang dari pengadilan mengatakan bahwa remaja itu mengalami depresi dan delusi.
Ia bahkan sering menyakiti diri sendiri dan sering berniat bunuh diri.
Baca: Nggak Tahu Malu! Dua Orang Ini Bertengkar di Jalan, Lihat yang Dilakukan Sang Wanita Bikin Heran!
Sejak 2016, remaja itu memiliki pemikiran aneh bahwa orang-orang di dunia ini bukanlah manusia melainkan sebuah robot.
Cara remaja tersebut membunuh Katie terbilang cukup mengerikan karena dilakukan oleh anak seusinya.
Katie dibunuh dengan cara dicekik dan ditikam.
Katie ditemukan dengan luka parah di leher dan dadanya di sebuah lapangan.
Saat kejadian tersebut, remaja itu ditemukan berdiri di tempat terdekat dengan lapangan itu.
Ia terlihat berlumuran darah dengan membawa pisau stainless bernoda darah pula.
Setelah melakukan tindakan keji itu, remaja tersebut segera menelepon 999 untuk memberi tahu apa yang telah ia lakukan.
Baca: Jeong Joong Ji Produce 101 Season 2 Sebut Rumor Pelecehan Seksual Sengaja Dibuat Agensinya
Ia mengakui bahwa Katie Rough dibunuhnya untuk membuktikan bahwa Katie bukanlah robot.
Hal tersebut membuat orang tua gadis malang tersebut sangat terpukul dan hanya bisa menangis.
Karena memiliki gangguan mental, remaja itu disebut-sebut akan dibebaskan dari tuntutan hukum dan akan mendapat perawatan khusus.
Namun hakim yang menangani kasus ini mengatakan dia ingin lebih banyak mengajukan pertanyaan yang dijawab oleh para ahli medis sebelum remaja tersebut lolos dari tuntutan hukum.