Motor Tergulung Pasir Gunung Bromo, Pria ini Meninggal Jelang Ritual Suku Tengger

Penulis: Galih Lintartika
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Teman korban Riwayat yang juga terlibat kecelakaan setelah motornya kena pasir Gunung Bromo, saat menangis di Puskesmas Wonoroto, Minggu (9/7/2017).

TRIBUNJATIM.COM, PROBOLINGGO - Kecelakaan tunggal terjadi di lautan pasir Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Minggu (9/7/2017) sore sekira pukul 17.00 WIB.

Kecelakaan ini membuat pengendara sepeda motor Honda Supra tanpa Nopol ini tewas.

Dia adalah Harmoko (25) warga Dusun Kedampul, Desa Duwet, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang.

Informasi yang didapatkan, korban ini tewas saat perjalanan menuju Puskesmas Pembantu (Pustu) Wonotoro, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.

"Korban sampai di puskesmas sudah meninggal dunia," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo, dr Sodik Tjahyono, kepada Surya di Pusksesmas Wonotoro.

Baca: Terungkap, Ternyata Dari Goa Inilah Air Suci Suku Tengger Untuk Ritual Diambil

Sodik mengatakan, untuk sementara, dugaan awal, korban mengalami benturan yang cukup keras di bagian dada. Sehingga, korban kesulitan bernafas dan akhirnya meninggal dunia.

"Kami belum tahu penyebab pastinya korban meninggal. Yang jelas, ada luka memar di bagian dada seperti goresan. Untuk luka lainnya, korban hanya mengalami lecet di bagian kaki dan tangannya saja," tandasnya.

Ia menjelaskan, korban akan segera dipulangkan ke rumah duka.

Baca: Berada di Gunung Bromo, Ratusan Turis Asing Malah Kecewa, Lho Kok?

Menurut hasil penyelidikan kepolisian, kecelakaan yang dialami korban ini murni kecelakaan tunggal.

"Ini kami sedang koordinasi dengan keluarga korban untuk mengambil jenazahnya. Kami tadi sudah berupaya untuk memompa jantungnya, tapi korban sudah tiada saat tiba di puskesmas," jelasnya.

Sementara itu, Riwayat (25) yang merupakan teman sekaligus tetangga korban hanya bisa duduk di sudut puskesmas.

Baca: Jelang Ritual Kasada, Suku Tengger Harus Bikin Ongkek Bertuah ini

Ia menangis dengan suara yang cukup keras. Tampaknya ia, mengalami duka mendalam atas kepergian sahabatnya itu.

"Tadi itu, kami sedang berboncengan bareng satu sepeda motor. Kami mau main ke Bromo dari Tumpang, Malang," katanya sambil menahan tangisnya.

Ia bercerita bahwa, ia dan korban berangkat dari Tumpang itu pukul 14.00 WIB. Ia menyebut, bersama korban akan ke Bromo.

Baca: Jelang Yadnya Kasada, Hotel di Gunung Bromo Diserbu Wisatawan

Dia ingin melihat kawah Gunung Bromo sebelum malam ini dilakukan upacara adat Yadnya Kasada.

"Di perjalanan itu, sepeda motor kami kejeglong (masuk lubang) di lautan pasir. Sepeda motor langsung oleng, dan kami pun terjatuh bersamaan," jelas Riwayat sembari memegang kepalanya.

Matanya tampak sayu dan air matanya pun masih keluar membasahi mukanya. Ia seolah tak percaya bahwa teman, dan sahabatnya meninggalkannya lebih dulu, menjelang Yadnya Kasada, upacara suci Suku Tengger.

Baca: Demi Eksotika Bromo, Yadnya Kasada Digelar Berbeda dan Super Meriah, Begini Rangkaian Acaranya

"Saat sepeda motor sudah oleng itu, saya jatuh ke kiri. Dan korban jatuh ke kanan tertimpa setir sepeda motor. Saat saya tolong, dia masih bernafas. Tapi saat di puskesmas dia sudah tewas," tegasnya. (Surya/Galih Lintartika)

Berita Terkini