Anaknya Tewas Dihajar Dalam Duel ala Gladiator Jelang Final Basket, Maria Curhat ke Jokowi

Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Maria Agnes memegang foto anaknya Hilarius Christian Event Raharjo (15), siswa kelas X SMA Budi Mulya yang tewas setelah dipaksa berduel dalam ajang bom-boman.

Ia menambahkan, tradisi "bom-boman" antar kedua sekolah itu sudah lama berlangsung dan dilakukan secara sembunyi-sembunyi.

Sebelum berduel, mereka mencari lapangan yang sepi. Hanya komunitas mereka saja yang bisa melihat pertarungan ala gladiator itu secara langsung.

 "Saya dapat informasi itu dari semua orang yang saat itu ada di lokasi kejadian, termasuk dari teman anak saya. Acara (bom-boman, red) ini emang udah lama, tapi yang sampai tewas ya baru ini, anak saya. Setelah kejadian ini, baru pada tahu ternyata ada ajang seperti itu. Pihak sekolah dan guru juga tidak tahu awalnya," ungkapnya.

Keadilan Ditegakkan

Sementara itu, Maria meminta agar keadilan bisa ditegakkan. Sebab, kata dia, meski pelaku utama yang menewaskan anaknya sudah dikeluarkan dari sekolah, namun hal itu belum dirasa cukup untuk memberikan efek jera.

Selain itu, alumni yang menjadi promotor "bom-boman" juga tidak diketahui keberadaannya. Beberapa siswa yang ikut terlibat pun hanya dikenai sanksi skors dari pihak sekolah.

"Ada 50 orang lebih yang menonton anak saya disiksa sampai sakratul maut. Divideokan oleh siswa-siswa yang menyaksikan," tutur Maria.

Selain itu, ia bersama suami juga menolak ketika jasad Hilarius harus diotopsi. Bagi dia, hatinya akan lebih tersiksa lagi jika harus melihat jenazah putranya diotopsi.

"Dan harus disiksa lagi dengan otopsi. Bukankah saya berhak untuk menolak otopsi. Tapi saya inginkan supaya semua pelakunya dihukum," kata Maria.

Putranya, sambung Maria, sempat ingin mundur dan tidak mau berkelahi namun pinggangnya ditendang.

Hilarius, kata dia, berusaha bangkit dan mengalami kejang-kejang tapi terus dipukul kepalanya hingga meninggal.

"Hila meninggal di TKP. Di lapangan SMU Negeri 7 Indrapasta Bogor. (Pukulan di kepala) atas suruhan promotor dari SMA Mardi Yuana. Dia bilang, 'pukul Hila yang belum KO'," ujar Maria.

Dia mengaku juga sudah memiliki bukti-bukti surat pernyataan dari para siswa yang ikut terlibat dan menyaksikan anaknya tewas.

Mereka mengakui bahwa Hilarius tewas karena dipukul dalam duel tersebut.

Dengan bukti yang dimilikinya, ia dan suami berharap bisa mendapat keadilan. Sekarang, baik Maria maupun Vanansius hanya ingin peristiwa seperti itu tidak terjadi lagi.

Halaman
123

Berita Terkini