"Jadi itu yang terjadi, dan truk beserta gandengan sudah langsung bisa dievakuasi dan dibawa ke Sumberpucung. Untuk muatan tebu baru bisa kami evakuasi ke truk lain dibawa ke PG Kebon Agung," kata Heru yang memastikan sopir selamat tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.
Sopir Truk Tiba-tiba Dihentikan Polantas di Pinggir Jalan, Uang Rp 108 Juta dan Kendaraan Malah Raib
Sementara salah satu warga Kepanjen, Ahmadi (56) mengatakan, kejadian truk pengangkut tebu terguling memang biasa.
Hanya saja, lokasi kejadian pengangkut tebu terguling yang ada di jembatan Metro Kepanjen yang membuat miris.
Ini dikarenakan riwayat jembatan Metro Kepanjen yang dibangun penjajah Belanda tahun 1912 cukup banyak menelan korban jiwa.
Mulai dari korban jiwa saat perang kemerdekaan, dan korban jiwa pada tahun 1985 ketika ada truk yang mengangkut sekitar 80 orang pekerja proyek terjun bebas dari Jembatan Metro Kepanjen hingga menewaskan 49 orang.
"Peristiwa itupun sampai dibuatkan monumen tertulis nama-nama korban meninggal kecelakaan tahun 1985 itu di Jembatan Metro," kata Ahmadi sambil menunjuk sebuah monumen di samping jembatan.
Anda Mau ke Malang Lewat Pandaan, Awas Simpang Taman Dayu Akan Ditutup, Ada Karnaval Besar
Oleh karena itu, ungkap Ahmadi, kejadian gandengan truk pengangkut tebu mengalami kecelakaan tersebut mengingatkan kejadian kecelakaan yang pernah terjadi di Jembatan Metro.
Hanya saja kejadian gandengan truk terguling tidak parah dan tidak ada korban jiwa.
"Miris juga bila membayangkan kejadian yang pernah terjadi di Jembatan Metro Kepanjen itu yang juga dikenal wingit," tutur Ahmadi. (Surya/Achmad Amru Muiz)