Laporan Wartawan TribunJatim.com, Pipin Tri Anjani
TRIBUNJATIM.COM - Perjuangan Adam Fabumi melawan kelainan Trisomi 13 yang dideritanya, menginspirasi banyak orang.
Masih bayi, Adam Fabumi sudah sering keluar masuk rumah sakit.
Kabar duka pun datang dari bayi yang viral di media sosial ini.
Adam Fabumi menghembuskan napas terakhirnya pada Rabu, (22/11/2017).
7 Kisah Perjalanan Bayi Adam Fabumi yang Viral di Media Sosial, Kenangan Terakhirnya Bikin Haru
8 Aktor Ini Pernah Dinobatkan Jadi Pria Terseksi di Era 90-an, Mungkin Sekarang Cocok Jadi Bapakmu
Putra pasangan Kiagoos Herling Kamaludin (33) dan Ratih Megasari (27) ini mengalami kelainan Trisomi 1, atau yang juga dikenal dengan istilah Patau Syndrome.
Sindrom ini memengaruhi perkembangan otak bayi karena tidak terbentuknya saluran pembuangan cairan otak dalam kepala.
Ia diketahui memiliki kromosom lebih pada kromosom 13, tepat di usia satu bulan.
Gempar Monyet Liar Berkeliaran di Jalanan Surabaya, Begini 3 Cara Menghadapinya Jika Meresahkan!
Sejak di dalam kandungan, Adam sudah didiagnosis menderita Dandy Walkel Syndrome.
Ia mengalami beberapa kelainan seperti cacat jantung bawaan dan masalah ginjal.
Untuk mengenal lebih jauh kelainan Trisomi 13, berikut seputar kelainan yang diderita oleh Adam Fabumi, dilansir dari beberapa artikel!
Mengenal Hipoksia, Kondisi Menurut Medis yang Sebabkan Kiper Persela Choirul Huda Meninggal Dunia
1. Kelainan genetik
Patau Syndrome atau Trisomi 13 adalah penyakit kelainan genetik.
Biasanya, penyakit ini dialami oleh janin saat masih dalam kandungan.
Penyakit ini disebabkan kelainan kromosom ke-13.
Kromosom 13 terbentuk melalui persilangan antar kromosom lain.
Simak Jawaban Ganjar Pranowo Saat Ditanya Siswa SMA Njenengan Katanya Terlibat Korupsi e-KTP?
2. Langka
Trisomi 13 merupakan kelainan genetik yang langka.
Dilansir dari TribunStyle.com, penelitian yang dilakukan para ahli di Amerika pada tahun 2000 hingga 2011, kelainan Trisomi 13 memiliki rasio 1:8.000 hingga 12.000 pada kelahiran.
Menurut penelitian Springett, kelainan Trisomi 13 terjadi dengan rasio 1,9 dari 10 ribu total kelahiran.
Hal itu, menandakan 9 dari 10 bayi lahir dengan kelainan, meninggal di tahun pertama.
Saat Remaja Dikabarkan Kumpul Kebo dan Gonta-ganti Pacar, Begini Kabar Artis Ini Usai Berhijab
3. Waktu hidup singkat
Bayi yang menderita kelainan Trisomi tidak dapat bertahan hidup lama.
Dilansir dari aboutkidshealth.ca, 50 persen bayi yang lahir mengalami Trisomi 13 bertahan di 7-12 hari.
VIDEO: Seorang Sopir Pick Up Disandera Massa yang Tersulut Emosi di Kenjeran Park Surabaya
20 persen bayi bertahan pada tahun pertama.
Bagi bayi yang selamat 30 hari pertama kehidupan mereka, 47 persen hidup selama tahun.
Sekitar 13 persen anak yang lahir dengan Trisomi 13, bertahan sampai usia 10 tahun.
7 Selebritis yang Pernah Menderita Bipolar, Gangguan Mental yang Sebabkan Perubahan Mood Esktrem
4. Alami cacat mental dan fisik
Janin yang masih bertahan hingga ia lahir, biasanya alami beberapa cacat mental dan fisik.
Cacat fisik bisa seperti cacat jantung, wajah, kaki, ginjal, dan masalah lainnya.
Sehingga, bayi yang lahir harus menjalani serangkaian perawatan medis.
Begini Sekarang Nasib Aktor Pemeran Hans di Si Doel Anak Sekolahan, Penampilannya Berubah Drastis!
5. Tidak diwariskan
Meski kelainan genetik, namun kelainan Trisomi 13 tidak diwariskan.
Dilansir dari Wikipedia, kelainan ini terjadi lantaran kejadian acak selama pembentukan sel produksi.
Kesalahan dalam pembelahan sel yang disebut non-disjungsi, dapat menyebabkan sel reproduksi dengan jumlah kromosom abnormal.
Istri Faisal Haris Bongkar Deretan Kemewahan dan Fasilitas yang Diberikan Suaminya ke Jennifer Dunn
6. Diagnosis awal
Bayi yang menderita Trisomi 13 hanya dapat didiagnosis dengan pemeriksaan dengan mengambil sampel darah.
Tes darah dapat mengetahui kelainan kromosom pada bayi.
Terungkap, Inikah Pekerjaan dan Jabatan Faisal Haris yang Sampai Bikin Jennifer Dunn Melirik?
Dilansir dari aboutkidshealth.ca, kelainan kromosom juga dapat didiagnosis sebelum kelahiran dengan menganalisis sel-sel dalam cairan amnion yang diperoleh dengan amniosentesis.
Atau juga bisa dari dari plasenta, diperoleh dengan chorionic villus sampling (CVS).
Cara lain juga lewat darah janin yang diperoleh dengan cordocentesis.
Mengetahui kelainan kromosom saat kehamilan juga dapat dilakukan dengan screening.
Biasanya, screening dilakukan pada minggu ke-10 dan 14 masa kehamilan.
Intip Kehidupan Glamor Satu-satunya Putri Setya Novanto Dwina Michaella yang Punya Bisnis Sehat Ini