Kisah Pilu Kakek Rawat Cucunya yang Hanya Terlihat Kulit dan Tulang, Kondisinya Bikin Hati Teriris

Penulis: Ani Susanti
Editor: Dwi Prastika
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Totong dan cucunya Sifa

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Ani Susanti

TRIBUNJATIM.COM - Kasih sayang antar keluarga memang tak perlu diragukan lagi.

Sudah sepatutnya, sesama anggota keluarga harus saling menyayangi dan mengasihi.

Seperti yang dilakukan oleh keluarga yang satu ini.

Namun, kisah mereka terbilang pilu dan mengharukan.

Ialah seorang gadis bernama Sifa dan kakeknya yang berumur 80 tahun.

(Bikin Fans Patah Hati, Intip 10 Foto Gemesin Park Bo Ram, Cewek Imut yang Buat Seo In Guk Kepincut)

Dilansir dari Viral4real, Sifa menderita penyakit gizi buruk sejak usia balita.

Ia menderita sindrom bernama Malabsoption Syndrome.

Penyakit ini mengacu pada sejumlah kelainan, salah satunya di mana usus halus miliknya tidak dapat menyerap cukup nutrisi tertentu.

Sifa (viral4real.com)

Karena hal ini, kondisinya hanya tinggal seperti kulit dan tulang saja.

Iapun tak dapat melakukan apapun sendiri dan hanya bisa terbaring lemah.

Namun orangtua tak ada di sampingnya.

Sifa hanya tinggal bersama kakeknya, Totong, yang sudah berusia 84 tahun.

Ayah Sifa telah meninggal dunia saat gadis tersebut berumur beberapa bulan.

Sementara ibunya, memilih pergi menitipkannya pada sang kakek.

Kaki Sifa (viral4real.com)

Maka, tak ada pilihan lain bagi Totong Juhana untuk menghabiskan waktu merawat cucunya.

Toton, yang bekerja di tentara sebelum pensiun, tidak menerima uang pensiun atau bantuan keuangan dari pemerintah.

Satu-satunya cara baginya untuk mencari nafkah adalah menanam sayuran dan menjualnya.

Meski sudah tua, Totong melakukan segalanya untuk cucunya, meski itu berarti dia harus banyak berkorban.

(Donald Trump Nyatakan Yerusalem Ibu Kota Israel, Warga Palestina Protes Keras hingga Bakar Bendera)

Kehidupan pilu ini rupanya terjadi di Indonesia.

Tepatnya di Dusun Karangpetir, Desa Cintakarya, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.

Kisah Sifa dan kakeknya sempat ramai pada tahun 2016, namun kembali viral beberapa waktu ini di berbagai situs media asing.

Dilansir dari Kompas.com, kediaman remaja malang ini berada di kawasan pegunungan yang berjarak 40 kilometer dari kawasan wisata Pantai Pangandaran.

Untuk mencapai Dusun Karangpetir, Kompas.com harus melewati jalan perkampungan yang berkelok-kelok hingga jalan berbatu yang menanjak di kawasan perbukitan.

(Ingin Sapa Penggemar, Kang Daniel WANNA ONE Tetap Hadiri Acara Bertemu Fans Meski Tengah Sakit)

Setelah melalui perjalanan yang cukup melelahkan, akhirnya Kompas.com menemukan sebuah rumah berwarna putih kusam di sebuah perkampungan yang cukup terpencil.

Di dalam rumah itu, seorang kakek terlihat berdiri di dekat pintu dapur sembari membungkuk menuangkan mie rebus ke sebuah mangkuk kecil.

Kakek renta itu kemudian mempersilakan Kompas.com masuk ke sebuah ruangan di bagian belakang rumah yang pintunya sudah terbuka.

Di dalam ruangan itu terlihat seseorang berbaring di atas kasur lantai yang terbungkus selimut dan diletakkan di depan sebuah pesawat televisi.

Wajah orang yang berbaring itu hanya sekilas terlihat.

(Terungkap, PKS Resmi Dukung Gus Ipul pada Pilgub Jatim 2018)

Dia tampak sesekali melihat berkas cahaya yang jatuh di balik pintu ruangan itu.

Totong, yang membawa mangkuk berisi mie rebus, masuk ke dalam ruangan itu.

Setibanya di dalam ruangan, Totong duduk di samping orang yang berbaring itu.

Ternyata orang yang berbaring adalah Sifa, remaja yang menderita gizi buruk sejak kecil.

Saat itulah Kompas.com baru melihat jelas tubuh Sifa yang kecil dan nyaris "kering" tak berdaging itu.

"Ini, mie untuk Sifa makan, tadi dia enggak mau makan, katanya mienya pahit. Mie yang tadi saya buang, dan ini buat lagi mie baru buat Sifa makan," kata Totong, yang sehari-hari hanya mengurus cucunya itu, Kamis (4/2/2016).

Dengan suara terbata, Totong menceritakan asal muasal nasib buruk cucunya tersebut.

Menurut Totong, cucunya itu mengalami gizi buruk sejak berusia delapan bulan.

Sejak itu, sang cucu dititipkan di kediamannya oleh sang menantu yang adalah ibu kandung Sifa, Bela (45), asal Ciranjang, Kabupaten Cianjur.

(Buka Pameran Seni Rupa Yayasan Puspita Kencana, Ini Pesan Wali Kota Surabaya untuk Tenaga Pendidik)

Sifa dititipkan di Parigi, Pangandaran, beberapa bulan setelah Hartoyo, ayah kandung SIfa, meninggal dunia pada 1999.

Gejala terganggunya perkembangan tubuh cucunya memang telah terlihat sejak menantunya membawa Sifa ke Pangandaran.

"Sejak masih kecil berumur delapan bulan, Sifa sudah terlihat begini, badannya kecil. Katanya ibu kandungnya Sifa pernah jatuh dari tempat tidur saat bayi," tambah Totong.

Sifa (viral4real.com)

Dengan segala keterbatasannya, Totong bersama istrinya merawat Sifa hingga saat ini.

Totong mengaku kecewa dengan ibu kandung Sifa karena tak pernah menjenguk anaknya sejak dititipkan kepada dirinya.

(Celebration Game Persebaya vs PSS Sleman, Kapolrestabes Surabaya Pastikan Ikut Saksikan Langsung)

Namun, Totong masih berharap kehidupan dan nasib cucunya bisa kembali normal seperti teman-teman sebayanya.

Ia pun meminta perhatian dari pemerintah daerah maupun pusat untuk membantu meringankan penderitaan cucunya itu.

Berita Terkini