TRIBUNJATIM.COM, BLITAR – Petugas Satreskrim Polres Blitar Kota meringkus tiga dari empat pelaku pencurian sepeda motor di areal parkir Masjid Jami’ Al Mubarok, Jl Melati, Kota Blitar yang terekam kamera closed circuit television (CCTV).
Polisi menembak kaki dua dari tiga pelaku yang tertangkap itu.
“Dua pelaku terpaksa kami tembak kakinya karena berusaha melawan saat ditangkap. Mereka beraksi di Kota Blitar dan Tulungagung. Dalam seminggu mereka menggasak 16 unit sepeda motor,” kata Kapolres Blitar Kota, AKBP Adewira Negara Siregar, Selasa (19/12/2017).
Ketiga pelaku yang ditangkap, yakni, Ahmad Basori (35). M Mukson (22), dan Nur Afandi (31), semua berasal dari Kabupaten Pasuruan.
Sedangkan pelaku yang ditembak kakinya, adalah M Mukson dan Nur Afandi. Kaki keduanya terlihat terbalut perban saat polisi merilis kasus itu.
Keduanya berjalan terpincang-pincang saat polisi menggiringnya kemabali masuk ke sel tahanan.
Gawat, Maling Necis Obok-obok SMAN di Tulungagung, Sehari 3 Motor Siswa Raib, 5 Lainnya Dirusak
Pakai Celana SMA, Remaja ini Leluasa Berkali-kali Curi Motor di Masjid, Meski CCTV Mengintainya
Polisi menyita sebanyak enam unit sepeda motor dari para pelaku. Rinciannya, dua unit Yamaha Vixion, satu unit Yamaha R 15, satu unit Honda Mega Pro, satu unit Honda CBR, dan satu unit Honda Beat. Polisi juga menyita peralatan yang digunakan para pelaku beraksi, yakni kunci T dan kunci palsu.
Terbongakarnya kasus pencurian sepeda motor itu berawal dari penangkapan M Mukson dan Nur Afandi di Jl Kenari, Kota Blitar, Sabtu (16/12/2017).
Keduanya ditangkap saat hendak mengambil sepeda motor curian yang dititipkan di tempat parkir di lokasi. Sebelumnya, polisi curiga dengan sepeda motor yang dititipkan di tempat parkir itu.
Polisi menyanggong selama satu hari di lokasi. Ternyata benar, polisi mendapati kedua pelaku datang ke tempat parkir itu untuk mengambil sepeda motor.
Sisihkan Uang Jajan, Pelajar SMK di Pasuruan ini Tandai Ribuan Jalan Berlubang
Polisi mengenali ciri-ciri pelaku dari rekaman CCTV di Masjid Jami’ Al Mubarok. Polisi langsung menyergap kedua pelaku. “Sepeda motor yang mau diambil itu hasil mencuri di wilayah Tulungagung,” ujar Adewira.
Dari situ, polisi mengembangkan kasusnya. Polisi mendapatkan dua nama lain dari kedua pelaku yang tertangkap.
Yakni Ahmad Basori dan Kasiaman, keduanya juga warga Kabupaten Pasuruan. Polisi segera meluncur ke Pasuruan. Tetapi, polisi hanya menangkap satu pelaku saja, yakni Ahmad Basori. Sedangkan Kasiaman masih buron.
“Satu pelaku berinisial K yang diduga sebagai otaknya masih buron,” jelasnya.
Pulang Kerja Dini Hari, Purel di Surabaya Dibegal, Saat Temannya Teriak Inilah yang Akhirnya Terjadi
Adewira menjelaskan dalam aksinya pelaku berbagi tugas. Pelaku menyaru sebagai siswa dan guru.
Pelaku yang berperawakan kecil menyaru sebagai siswa. Setiap beraksi, pelaku ini mengenakan seragam siswa SMA. Sedangkan, pelaku yang berbadan besar menyaru sebagai guru.
Seperti yang terlihat dalam rekaman kamera CCTV di Masjid Jami’ Al Mubarok. Dalam rekaman itu terlihat satu pelaku mengenakan celana SMA warna abu-abu. Sedangkan satu pelaku lagi memakai celana kain warna hitam dan batik.
“Pelaku yang bertubuh kecil ini, yang biasa menyaru sebagai pelajar, tapi sebenarnya usianya sudah tua. Salah satu pelaku memang ada yang bekas guru sukwan,” kata Adewira sambil menunjuk M Mukson, salah satu pelaku yang bertubuh kecil.
Dikendalikan Seorang Mami, 9 PSK ini Leluasa Praktek Jual Selimut Hidup di Kawasan Tretes
Dendam Kesumat Hadi Muncul saat Istrinya Jadi TKW ke Singapura, Pelampiasannya Bikin Miris
Beraksi di 16 TKP
Para pelaku pencurian sepeda motor ini sudah beraksi di 16 lokasi di wilayah Kota Blitar dan Kabupaten Tulungagung. Rinciannya, enam TKP di wilayah Kota Blitar dan Sembilan TKP di wilayah Kabupaten Tulungagung.
Mereka pemain baru yang menjadi spesialis pencurian sepeda motor di kawasan sekolah. “Mereka tergolong pemain baru semua,” kata Kasat Reskrim Polres Blitar Kota, AKP Heri Sugiono.
Para pelaku mulai beraksi di wilayah Kota Blitar pada 4 Desember 2017. Mereka melakukan aksi pencurian di SMKN 1 Kota Blitar, di Jl Kenari.
Modusnya sama, para pelaku menyaru menjadi siswa dan guru. Lalu menuju ke tempat parkir sekolah membawa kabur sepeda motor siswa. Aksi pencurian yang dilakukan pelaku di SMKN 1 juga terekam kamera CCTV.
“Pada 14 Desember 2017 lalu, mereka melakukan aksinya lagi di masjid dekat SMAN 4 Kota Blitar di Jl Melati,” ujar Heri.
Dihadang Begal di Bangkalan dan 3 Kali Dibacok, Pria ini Melawan dan Bikin si Rampok Lari Ketakutan
Ternyata, sebelum melakukan aksinya di Kota Blitar, para pelaku ini lebih dulu beraksi di wilayah Kabupaten Tulungagung. Dari Pasuruan, keempat pelaku naik bus langsung menuju Tulungagung. Mereka melakukan pencurian sepeda motor di beberapa sekolah di Tulungagung.
Setelah mendapat sepeda motor dari Tulungagung, para pelaku mampir ke Kota Blitar. Mereka juga melakukan aksi pencurian sepeda motor di Kota Blitar.
“Sepeda motor yang didapat dari Tulungagung mereka titipkan di tempat penitipan di Kota Blitar. Lalu mereka beraksi lagi di Kota Blitar. Begitu dapat sepeda motor dari Kota Blitar langsung dibawah ke Pasuruan,” kata Heri.
Tetapi, saat polisi melakukan penangkapan salah satu pelaku di Pasuruan, sejumlah sepeda motor hasil curian itu sudah tidak ada di Pasuruan. Sejumlah sepeda motor hasil curian ternyata sudah dilempar ke seorang penadah di wilayah Lumajang.
“Sejumlah barang bukti ini kami ambil dari wilayah Lumajang. Pelaku sudah melemparnya ke penadah di sana,” ujarnya.
I-cethe, Grup Facebook Warga Tulungagung Berjaringan Internasional yang Gemar Bakti Sosial
Salah satu pelaku, M Mukson mengaku hanya diajak oleh temannya. Dia biasa menyaru sebagai siswa SMA. Mukson memang berperawakan paling kecil dibandingkan pelaku lainnya.
Bapak satu anak ini mendapat bagian sekitar Rp 1,5 juta sekali beraksi. “Saya hanya dapat bagian Rp 1,5 juta satu kali beraksi. Saya hanya diajak,” akunya. (Surya/Samsul Hadi)