Laporan Wartawan TribunJatim.com, Pipin Tri Anjani
TRIBUNJATIM.COM - Pencegahan penyakit difteri dapat dilakukan dengan cara melakukan imunisasi secara rutin.
Seperti yang diketahui, penyakit difteri merupakan wabah yang mudah sekali menyebar melalui udara.
Penularan difteri sendiri dapat terjadi melalui kontak langsung dengan penderita maupun pihak carrier yang belum difteri.
Kontak langsung dapat terjadi melalui bersin atau batuk dan permukaan kulit atau luka yang terbuka.
(Dampak Narkoba pada Anak Lebih Berbahaya Dibanding Orang Dewasa, Begini Penjelasannya)
Kabid Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan, Ansharul F menjelaskan seseorang yang menderita difteri akan mengalami demam yang tinggi selama lebih dari dua hari.
"Gejalanya seseorang akan demam dan disertai pseudomembran sehingga ia akan susah untuk menelan. Selain itu, gejala difteri juga ditandai dengan sariwan yang cukup parah"jelasnya
Pseudomembran merupakan selaput berwarna putih keabuan/keburuan yang tidak mudah lepas dan mudah berdarah.
Selain gejala tersebut, penderita akan mengalami bengkak pada bagian leher, hidung berair dan kesulitan bernafas.
"Difteri sendiri bisa menyebabkan tersumbatnya saluran pernafasan, peradangan dan kelumpuhan otot jantung. Jika pada tahap serius dapat menyebabkan kematian," paparnya
(Jelang Perayaan Imlek, Puti Kunjungi Masjid Cheng Ho, Juga Soroti Barongsai)
Maka dari itu pentingnya pemberian vaksin difteri kepada siapa saja khususnya pada anak-anak.
Kendati begitu, Vaksin difteri dipastikan aman diberikan kepada semua kelompok usia.
Selain itu, vaksin ini merupakan produk dalam negeri yang sudah teruji kualitas dan keamanannya.