Laporan Wartawan TribunJatim.com, Aqwamit Torik
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Pernyataan Ahmad Basarah selaku Wasekjen PDIP tentang hubungan Presiden Joko Widodo dengan Khofifah Indar Parawansa, sudah putus pasca Khofifah mundur dari Menteri Sosial RI, ditanggapi dingin.
Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 1, Khofifah Indar Parawansa menjelaskan, sebaiknya jangan men-downgrade kewibawaan Presiden.
Selain itu juga tetap menjaga wibawa presiden adalah tugas dari seluruh warga negara.
"Pilkada bukan hanya di Jawa Timur saja, menarik-narik Presiden menurut saya kurang elegan," jelas Khofifah usai blusukan di Pasar Kapasan, Surabaya.
Kisah Pilu Dylan Sada, Model Indonesia Diduga Alami Kekerasan dari Pacarnya Hingga Rambut Rontok
Ketua PP Muslimat NU tersebut juga mengatakan, jika men-downgrade kewibawaan Presiden yang ditarik pada urusan Pilgub, tentu tidak elegan.
Padahal, dukungan dari Bara JP (Barisan Relawan Jokowi for Presiden) dan relawan Projo (Pro Jokowi) secara eksplisit sudah memberikan dukungannya kepada Khofifah.
"What do you think? Tapi kan tidak harus menarik-narik wibawa Presiden," ungkapnya.
Karena hal-hal seperti itu, tambah Khofifah, membuat kenegarawanan kita sangat menentukan untuk menempatkan secara proporsional.
Jarang Diekspos, 7 Fakta Novrizal Machtoeb, Mantan Nagita Slavina yang Disebut Bikin Susah Move On
Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Ahmad Basarah berupaya meluruskan anggapan publik yang menganggap bahwa Calon Gubernur Jawa Timur yang pernah menjabat Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa, didukung Presiden Joko Widodo.
Seperti yang dilansir dari Kompas.com, menurut Basarah, sejak Khofifah tidak lagi menjabat menteri, hubungan politik Jokowi dengan Khofifah sudah putus.
"Jadi saya tegaskan, Jokowi dan Khofifah sudah putus," kata Basarah di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (4/2/2018).
Seperti Ini Isi Rumah Mewah Nia Ramadhani Semenjak Dinikahi Ardi Bakrie, Lihat Kamar Tidur Utamanya!
Pada Pilkada Jatim 2018, kata Basarah, PDI-P sudah meramu paket kampanye, termasuk untuk Pilpres 2019.
Adapun pada Pilkada Jatim, PDI-P mendukung pasangan Saifullah Yusuf (Gus Ipul)-Puti Guntur Soekarno.
Sementara pada Pilpres 2019, sesuai hasil Rakernas III PDI-P di Bali bulan lalu, partai berlambang banteng itu mengusung Jokowi sebagai Capres pada 2019.
"Jadi pasangan Gus Ipul-Puti Soekarno pada Pilkada Jatim 2018 dan Pak Jokowi pada Pilpres 2019 itu satu paket. Tidak mungkin beda dukungan," ujar Basarah.
3 Manfaat Minum Air Terong Selama 7 Hari
Sebelumnya, Gus Ipul sendiri mengatakan bahwa dirinya akan mendukung Jokowi sebagai Calon Presiden 2019.
"Sebagai Cagub yang diusung PDI-P pada Pilkada Jatim, saya dan Puti Soekarno tentu juga akan mendukung Pak Jokowi pada Pilpres 2019," ucap Gus Ipul.
Selain diusung PDI-P, pasangan Gus Ipul-Puti Soekarno juga diusung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Gerindra, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Sementara pasangan Khofifah-Emil Elistyanto Dardak diusung Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Hanura.
11 Gaun Terburuk Red Carpet Oscar 2018, dari yang Mirip Kemoceng Sampai Rumbai-rumbai Mengganggu