TRIBUNJATIM.COM - Rencana pertemuan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Korea Utara Kim Jong Un menjadi perhatian dunia.
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu, Trump menerima ajakan Kim Jong Un untuk bertemu di meja perundingan.
Dilansir dari Kompas.com, pertemuan yang diagendakan terjadi pada akhir Mei 2018 mendatang itu bakal membahas denuklirisasi yang dilakukan negara komunis tersebut.
(Jadi Istri Kim Jong Un, Intip 6 Fakta Ibu Negara Korea Utara yang Misterius, Terakhir Bikin Takjub!)
Pertemuan ini akan menjadi momen yang sangat bersejarah bagi kedua negara.
Sebab, selama ini, belum pernah ada Presiden AS aktif yang berhasil bertemu empat mata dengan pemimpin Korut.
Namun, Korut tampaknya juga tidak menyangka ajakannya bakal diterima secara langsung oleh Presiden Donald Trump.
Hal itu terlihat dari belum adanya respons yang dilayangkan Pyongyang terkait kapan waktu dan tempat digelarnya perundingan tersebut.
(7 Fakta Marion Jola Tereliminasi di Top 6 Indonesian Idol 2018, Sempat Dipuji Lalu Masuk 2 Terendah)
Juru Bicara Kementerian Unifikasi Korea Selatan (Korsel) Baik Ta Hyun berkata, Korut masih belum menunjukkan pernyataan resmi.
"Utara tampaknya masih butuh waktu untuk melakukan pendekatan hati-hati akan adanya dua pertemuan (dengan Korsel dan AS)," kata Baik menurut Yonhap, Senin (12/3/2018).
Andray Abrahamian, peneliti Forum Pasifik CSIS, berkata, Korut pasti sedikit bingung akan pesan apa yang disampaikan Utusan Khusus Korsel, Chung Eui Yong.
Chung terbang ke Washington untuk bertemu dengan Trump dan melaporkan hasil kunjungannya dari Pyongyang, Senin (5/3/2018).
"Saya rasa, Korut perlu melihat pesan seperti apa yang sampai ke Gedung Putih. Jadi, segalanya harus diluruskan sebelum mengumumkannya kepada publik," kata Abrahamian kepada BBC, dikutip dari Kompas.com.
(Roro Fitria di Penjara, Rumah Rp 12 Miliarnya Tak Berpenghuni, Kondisinya Kini Memprihatinkan)