Tersangaka Nur dan eksekutor Ansori sampai di Pamekasan sekitar pukul 01.00 WIB untuk menemui Sahab dan diajak ke rumah Eeng Efendi. Versi tersangka Nur Eeng disebut sebagai paranormal ternama di Pamekasan.
"Itu hanya kamuflase saja. Tujuan utamanya agar tersangka Ansori tahu wajah Sahab supaya tidak salah sasaran," tegas AKBP Bobby Paludin.
Baca: Drama Tari ‘Wahyu Hardhasangkali’ Magetan Tampil di Anjungan Jawa Timur TMII
Setelah dari rumah Eeng, korban Sahab diajak ke pemakaman umum Dusun Kaljen, Desa Dempo Timur, Kecamatan Pasean, Pamekasan untuk dibujuk melakukan ritual. Begitu ritual berlangsung yang katanya untuk menarik uang gaib, kepala tersangka dikepruk besi berbentuk L sebanyak dua kali.
Seketika itu, korban terjatuh dan langsung meninggal dunia di lokasi pemakaman umum. Ponsel korban dibawa pelaku dan dijual ke tersangka Rudi Hartono senilai Rp 500.000. Dari ponsel itu, akhirnya pembunuhan aktivis LSM, Sahab terungkap.
Pembunuhan pensiunan PNS di Sumenep saat ditemukan posisi tubuhnya duduk bersandar di tembok dengan kedua kaki selonjor.
Korban Sahab mengenakan jaket hitam, kaus abu-abu dan celana hitam yang sudah dipelorot dan ditaruh di atas pahanya.
Baca: Modal Surat Aspal, Makelar ini Beli Mobil Ertiga Hanya Rp 12 juta
Korban saat itu mengalami luka robek di kepala bagian atas dengan panjang 5 cm dan luka lebam pada mata sebelah kiri. Di sekitar korban masih ada sejumlah barang bukti milik korban.
Seperti motor Honda Vario warna putih M 2090 WQ. Lalu ponsel Nokia yang masih hidup. Juga cincin, sapu tangan dan dompet korban yang disimpan di dalam jaket.
Dari dalam dompet warna cokelat milik korban, terdapat KTP korban, kartu anggota LSM Institut Pendidikan Kriminal dan Korupsi Madura (IPK2M), atas nama korban berikut foto korban.(Mif)