TRIBUNJATIM.COM, SITUBONDO - Meski dibilang baru satu tahun, kawasan wisata kampung nelayan " Grand Pathek, Desa Gelung, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo, sudah mendapat respon positif dari masyarakat luas.
Bahkan obyek wisata yang satu ini menjadi rujukan kabupaten lain
Salah satunya, rombongan anggota DPRD Jembrana, Propinsi Bali. Para wakil rakyat tersebut, menyempatkan untuk melihat dari dekat potensi dan sarana yang ada di wisata kampung nelayan Grand Pathek itu.
Ketua DPRD Jembrana, I Ketut Sugi Asa mengatakan, pihaknya berawal kedatangannya ke Situbondo ini untuk menyesuaikan rencana Peraturan Daerah terkait dengan desa wisata.
Baca: Sandra Dewi Pamerkan Foto Gengnya yang Tanpa Artis Banjir Pujian, Keren Mana Sama Girls Squad?
" Kita mencari rujukan itu, karena di Situbondo ini sudah memiliki Perda desa wisata," ujar I Ketut Sugi Asa kepada Surya di Grand Pathek Situbondo.
Selain itu, dengan turunnya peraturan dari Menteri Pariwisata terkait rencana pembangunan pariwisata, kata I Ketut Sugi Asa, pihaknya berpikir di Situbondo cukup maju.
" Makanya setelah kita ditemui pejabat Pemkab, bagaimana Raperda desa wisata itu. Apalagi konsep kita sama ingin membangun wisata baru di daerah kami, karena di Bali tidak semua daerah wisata," katanya.
Saat ditanya mengenai wisata kampung nelayan Grand Pathek, I Ketut Sugi Asa, pihanya sangat mengapresiasi inovasi kepala desa dengan LPM dan BPDnya.
"Dengan mengandalkan dana desa bekerja sama dengan Bumdes yang sangat luar biasa. Bahkan, yang dulunya kumuh dan sekarang, ini inovasi dan pemikiran yang luar biasa," jelasnya.
Baca: 10 Foto Mempesona Liza Elly Istri Nicky Tirta Saat Traveling, Nggak Kalah Indah dari Pemandangan
Sejuah ini, lanjutnya, pihaknya telah melihat Raperda desa tentang pariwisata di Desa Gelung, Kecamatan Panarukan.
"Implementasi yang akan kita bawa yang sudah diresmikan menjadi desa wisata harus memiki konsep membangun bagaimana mengimplementasikan Perda itu berjalan sebagai desa itu untuk memperdayakan rakyat di desanya masing masing," urainya.
Sementara itu, Kepala Desa Gelung, Djasmoto mengatakan, sebelumnya pihaknya bekerja sama dengan masyarakat untuk membuat destisiasi wisata yang konsepnya wisata kampung nelayan yang akhirnya diberi nama Grand Pathek.
Menurutnya, dari wisata ini ada tiga unsur yang terlibat, diantaranya badan usaha milik desa, kelompok nelayan dan masyarakat Desa Gelung.