Antangin Bromo KOM Challenge 2018 Diminati Cyclist Papan Atas

Penulis: Galih Lintartika
Editor: Yoni Iskandar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Peserta Antangin Bromo KOM Challenge 2018 sedang berselfie

Menurut juara tiga Kejurnas ICF seri 2017 di Bandung ini, tanjakan Bromo termasuk paling ditakuti oleh goweser se-Indonesia. Termasuk atlet.

“Nggak curam tapi panjangnya itu yang membuat kita harus menata manajemen diri,” tukasnya.

Warseno sangat tertantang dengan lawan-lawan yang merupakan atlet beken Indonesia. “Lawannya berat, tapi sepadan dengan hadiahnya yang cash langsung,” pungkas Warseno, yang berharap Bromo KOM Challenge bisa diadakan tiap tahun.

Baca: Gara-Gara Dandan Seperti Ini, Mama Amy Malah Dikira Pengantinnya di Pernikahan Syahnaz-Jeje Govinda

Di kelas Men Elite sendiri, hadiah juara pertama adalah Rp 10 juta tunai. Ini merupakan hadiah tertinggi untuk even serupa di Indonesia.

Sementara itu, bagi ratusan peserta yang ikut peloton non-kompetitif, bukan berarti mereka bisa santai. Panitia menetapkan time limit empat jam (plus toleransi 15 menit untuk peserta perempuan), untuk mencapai Wonokitri. Mereka yang bisa menuntaskan rute sesuai batasan waktu akan mendapatkan medali finisher.

“Peserta non-kompetitif akan mendapatkan pengawalan dari road captain dan marshal. Serta disediakan dua area feed zone untuk mengisi botol minum dan menikmati snack,” kata Azrul Ananda, penggagas even climbing ke Bromo.

“Selama ini, even menanjak ke Bromo adalah acuan even-even serupa lain di Indonesia. Semoga format baru 2018 yang memasukkan elemen kompetisi akan membuat even ini lebih bergengsi lagi,” tambahnya. (lih)

Berita Terkini